CHAPTER 3: Kim Jisoo

1.9K 235 51
                                    

Jennie POV

Malam semakin larut.. aku duduk sendirian di kamarku, menatap pantulan diriku didepan kaca. Mata ini tak mau terperjam meski sebentar saja untuk beristirahat. Ketika ia tertutup yang terpikirkan adalah hal lain.

Erangan, suara nafasnya, semua hal yang aku lakukan dengannya dulu. Aku tak ingin berwisata masa lalu lagi dengan itu. Namun ketika aku berusaha untuk mencapai ketenangan, justru itu lah yang sedang aku tayangkan dalam pikiran.

Sebenarnya apa yang aku ingin kan ? Apa yang aku inginkan untuk lakukan ?

Ketika jauh darinya, ketika malam mulai sunyi, aku terus memikirkan wanita itu. Segala keseksian, panasnya sentuhannya, rasa nikmat yang pernah ia berikan. Itu yang terus berulang ulang dalam kepalaku. Namun ketika di berada didekatku ? Justru aku tidak mengingat hal hal yang menyakitkan.

Apa yang kau butuhkan sebenarnya Kim Jennie ?

Kau memikirkan Lalisa, tetapi ketika berada didekatnya kau sangat membencinya. Aku seakan berada dalam sebuah delusi panjang yang tanpa henti. Aku hanya ingin tahu lebih jelas apa yang diriku ini inginkan.

Sementara untuk memulai hubungan baru dengan orang lain teramat sulit bagiku. Aku menolak mereka yang mencoba untuk mendekat, hanya karena aku mengalami krisis kepercayaan.

Sampai sekarang pertanyaanku masih belum terjawab, tentang apa yang aku inginkan. Aku berusaha menerjemahkannya sendiri, apa yang hatiku ini butuhkan.

Aku begini apa hanya karena aku terobsesi dengan jerat seksual dan kenikmatan yang Lalisa berikan padaku ? Setelah di pikir-pikir, aku seperti ini semenjak ia kembali dalam hidupku.

Seks dengannya ? Apakah itu yang aku rindukan.

Tetapi ketika aku mencoba. Aku tak bisa, aku malah tak bisa melanjutkannya dengan Lisa. Ada sesuatu didalam hatiku ini yang tak sudah.

Ini seperti penyakit tetapi tak tahu dianosisnya apa. Aku merasakan sakit, tetapi aku tak tahu apa yang membuat aku sakit. Aku seperti terkungkung dalam kotak kecil tetapi tak bisa membebaskan diriku sendiri.

Sementara itu sebagai manusia dewasa di penghujung menuju 30 tahunnya, ini adalah usia dimana seorang wanita sedang mendamba damba akan kebahagiaannya yang paling sempurna. Memiliki pasangan, merasakan kasih sayang, dan yang terutama, kebutuhan biologis, ya itu seksual.

Ketika wanita diusiaku sedang berbahagia dengan pasangan masing-masing, ada yang mungkin berkencan, menikmati hidup, bermesraan, lalu dilamar oleh pria yang mereka cintai. Atau bahkan ada yang sedang menyambut kelahiran bayi hasil dari buah cinta mereka, lalu menikah.

Aku justru sebaliknya. Terkurung secara mental, tanpa membiarkan satu orang pun untuk masuk kedalam hidupku. Aku masih sibuk berfantasi dengan mantan kekasihku yang pernah memberikan rasa takut yang teramat dalam, namun aku juga merindukan sentuhannya.

Aku sungguh tak mengerti dengan diriku. Apa sebenarnya yang aku ingin kan ? ada orang yang pernah berkata, saking seringnya meminum racun, racun itu akan dikira menjadi madu.

Kupikir itulah yang terjadi padaku sekarang, aku tak boleh membiarkan diriku seperti ini. Aku harus keluar dari fase dimana kehilangan arah dan jati diriku secara terus-menerus. Hidupku tidak bergantung pada Lalisa atau siapapun orang lain didunia ini.

28 tahun usiaku, selama itu pula ibu terus mengajarkan bahwa ketakutan harus dihadapi. Oke, maka aku akan menerjang segalanya. Selama ini aku hanya menutup diriku pada dunia luar, menutup kemugkinan pada orang baru, karena aku berpikir tak ada orang yang bisa aku percayai lagi setelah kejadian ini.

Tidak, aku akan keluar. Aku akan menemukan jalanku sendiri. Aku bersumpah, aku akan meninggalkan semua kenangan pahit bersama Lalisa dan membuka lembaran baru yang jauh lebih baik.

UNDER THE LIBIDO (Libido S2) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang