Halo halo bestiee...
Sorry minggu kemaren ga up, aku tuh atit weee..Mo hamil nih keknya, bawaanya mual, sama pusing. Pen makan yg asem2.
Hamil ee tp 💀
Nah karena minggu kemaren ga update..
Jadi chapter kali ini ku bantai wee 50 halaman. Biar puas kalian bacanya. Makanya sorry telat updatenya yap.Yuk dibacaa
Jan lupa komen
***
Matahari bersinar cerah di tengah penghujung musim gugur. Hari ini pembawa berita juga mengabarkan bahwa sebaiknya masyarakat Kota Paris untuk menggunakan pakaian tebal saat keluar rumah, sebab meski matahari terbit begitu indah, suhu udara mulai turun dan cukup dingin.
Pagi pagi sekali, Rumah bunga dan keramik Lesyeux disini terkesan begitu hangat, Anak gadis dari Pemilik rumah itu tengah sibuk didapur, ia jauh terlihat lebih senang pagi ini. Seliweran didapur, didepan kompor dengan pita berwarna yang dikepalanya.
Tangannya dengan penuh gemulai mengaduk bubur yang sedang meletup letup didalam panci, ia ambil sedikit dan coba dengan perasa. "Hmm.. ini enak" katanya.
Ibunya baru saja turun dari lantai atas Ruko. Agaknya Nyonya Kim cukup terkejut, Ia turun dari lantai atas justru hendak menyiapkan sarapan. Namun sesampainya didapur, ia telah melihat putrinya tengah sibuk didapur memmpersiapkan segalanya.
"Putri Ibu sudah bangun sepagi ini ?" Tanya Nynya Kim mendekat pada putri semata wayangnya itu. Kim Jennie tersennyum. "Eomma.. Kemari, cobalah bubur dan kepiting pedasnya"
Nyonya Kim lantas membulatkan kedua bola mata. "Ganjang genjang ? Kau membuat kepiting pedas sepagi ini. Bukannya ini harus di fermentasi dulu ? Sejak kapan kau mengerjakannya ?"
"Haha, aku sudah memfermentasikan kepiting ini sejak semalam. Bagaimana, apa rasanya enak ?" Nyonya Kim menyicipi apa yang telah dibuatkan oleh putrinya itu.
"Eoh, ini sangat enak. Ya, apa ada acara ? Ibu pikir hari ulang tahun ibu bukan sekarang. Sampai sampai kamu repot repot begini untuk masak"
Anak gadisnya itu hanya menjawab dengan malu malu. "Tak ada alasan apapun, aku hanya bosan kalau harus sarapan dengan telur mata sapi, nasi, lalu kuah kaldu. Sesekali aku ingin sarapan dengan makanan yang lebih enak"
Tak lama kemudian, terdengar lonceng pintu yang dibuka, beberapa saat setelahnya datanglah seorang tamu yang langsung mengunjungi dapur mereka.
"Eommoniem.. Anyeonghaseo" Lalisa datang dari pintu dapur, dan ia membungkuk menyapa Ibu Jennie dengan penuh sopan.
"Aaaaa.. Begitu ya" Itu lah kalimat yang keluar dari mulut Ibu Kim. "Ternyata bukan karena ingin sarapan lebih enak, tapi memang sengaja memasak untuk seseorang"
"Eoh, Lisa ya.. duduklah, Mari sarapan. Putriku sudah repot repot sejak tadi malam membuat menu sarapan pagi ini"
Jennie langsung mendelik kearah ibunya yang membongkar rahasianya itu. "Ah, Eommaaaaa!" Ia merengek sambil merentakan kaki.
Nyonya Kim menggeser kursi untuk Lisa dan mempersilahkan Lalisa Manoban untuk duduk dan bergabung di meja makan. Nyonya Kim membantu Jennie untuk menghidangkan kepiting pedas keatas piring dan juga makanan pelengkap lainnya seperti telur puyuh dan rumput laut.
"Ganjang Genjang akan terasa lebih nikmat jika ada rumput laut yang menemaninya" Ucap Ibu Kim pada Lisa. "Terimakasih Ibu Kim" jawab Lalisa
Disaat yang bersamaan, Jennie pun meletakkan dua mangkuk tiga mangkuk bubur keatas meja. Untuknya, untuk ibunya, dan untuk Lalisa. Ketika bubur itu berada dihadapannya Lalisa langsung kikuk, bubur nasi yang harusnya putih bersih dan berkilau seperti Krim. Malam berubah menjadi orange, pertanda bahwa ada bahan yang paling tidak ia suka didalam bubur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER THE LIBIDO (Libido S2) [TAMAT]
RomanceSetelah putus dengan Lalisa Manoban, Kim Jennie berlabuh dan memulai hidup barunya di Paris. Membuka sebuah toko dan kerajinan keramik yang bernama Lesyeux de Nini. Ia memulai hidupnya lagi dari awal disana. Berharap akan menemukan kebahagiaan. Nam...