-3; 𝐌𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬-

179 22 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.


“PRANG”

Portal sihir yang diciptakan oleh cincin itu pecah berkeping-keping, kini aku kembali bisa melihat ruangan awal kedatangan ku dengan posisi peti mati yang masih sama seperti saat aku beranjak keluar dari sana.

Aku memijat pangkal hidungku, dengan perasaan yang masih cukup
ragu.

“Jadi apa gunanya cincin ini?Layak nya proyektor di masa depan yang memberikan gambar proyeksi kah? Tapi kenapa tiba-tiba bisa pecah—“

“—Mirip seperti yang ada di masa depan, pualam dari cincin itu memberikan proyeksi bukan
hanya sekedar ingatan Jeanette belaka. Setiap kali pualam itu menampilkan kepadamu masa
lalu Jeanette, berarti ada pesan yang ingin dia sampaikan kepadamu. Setiap ingatan itu memiliki makna, dan itu yang akan membantumu menemukan kebahagiaan Jeanette yang sesungguhnya” Terang Cedric.

Aku termenung sambil menatap lekat Cedric, “Hei kenapa harus lewat aku? Bukan nya kamu tahu segala hal tentang Jeanette, Morgan, dan Jemima. Satu jentikan akan sangat mudah untuk mu bukan? Ctakk dan masalah selesai~”

“Aduh, teganya” dengusku pelan sambil mengusap dahi yang memerah akibat disentil keras oleh Cedric.

Pria itu melipat kedua tangan nya di depan dada dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

“Gadis bodoh ini! Apa kau melupakan misimu? Terus saja berdebat dengan ku dan kau akan kehilangan waktu. Jemima akan sadar beberapa saat lagi! Kau tidak punya cukup waktu untuk memonopoli Morgan jika dia telah terbangun, seluruh atensi Morgan hanya akan tertuju pada
Jemima seorang” Dengan segala tingkahnya yang bossy, ia mendorongku keluar dari pintu.

Heol, hatiku mendadak dongkol setengah mati, ngerasa yakin ucapan nya terakhir tadi hanyalah albi untuk kabur dari pertanyaan nya. Pasti penyihir kelas teri itu hanya menerka-nerka tentang kisah cinta segitiga Jeanette-Morgan-Jemima yang sangat rumit itu.

Mataku memincing kesal, sepanjang jalan menyusuri lorong sambil misuh-misuh meskipun pada kenyataan nya ngak tahu arah jalan sama sekali.

“Lagian siapa dia berhak ngatur-ngatur aku? Kan aku juga
pasti inget sama tugasku, mencari kebahagiaan kan? Hahh miris banget hidupmu Jihan, kata orang kebahagiaan itu ngak dicari, tapi dirasakan. Tapi bahagianya kamu sendiri aja ngak tahu ngumpet dimana. Lah sekarang harus nyari sumber kebahagiaan nya orang lain pula”

“Sadar Jihan, sadar! Ini kan apa yang kamu mau, apa yang kamu harapin untuk kabur dari dunia yang nyekik kamu selama ini, kamu cuman pengen ngehilang dan ngak jadi diri kamu sendiri. Sekarang disaat semuanya terwujud, ayo lakuin sebaik-baiknya.”

“Jika memang kamu ngak ditakdirkan untuk ngerasa happy, setidaknya kamu bisa jalanin hidup Jeanette, dan ngerasain kebahagiaan yang seharusnya dia dapet. Yaa, kamu ngak boleh egois, kamu ngak boleh jahat. Disaat kamu ngerasa dunia disowns you, Jihan....say it to yourself, bersyukur. Masih ada orang lain yang ngerasa lebih menderita, setiap orang sama-sama berjuang untuk bertahan di dunia ini. Mungkin caranya beda, ada yang cepet, letting go aja seperti air mengalir atau malah ada yang stagnant dan diam ditempat. Semua orang punya proses, everyone punya masalah. Jangan sedih kalau orang lain bahagia, ikut tersenyumlah. Be
a good girl okey Jihan?”

Your Crown is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang