.
.
.
.
.“SRAKK”
Aku membelakkan mata saat merasakan hawa panas menjalar diseluruh tubuhku, seperti jiwaku akan lenyap terbakar di api neraka. Sebilah pedang kecil menancap di jantungku.
Aku terjatuh dalam posisi terduduk, membisu sambil menahan sakit. Bersamaan dengan pecahnya cawan berisi cairan berwarna semerah darah yang pecah dan tumpah keatas salju, mengubah putih menjadi kemerahan.
Manik Morgan yang sendari tadi berwarna hijau telah kembali seperti sedia kala—sebelum terikat dan terkekang oleh kendali Miles. Dengan panik ia langsung berlari kearahku, “Apa yang kau lakukan Jane? Kenapa kau membiarkan dirimu yang menjadi korban? Seharusnya aku saja yang mati, kau tak perlu sampai seperti ini...”
Rahangnya mengeras, menunjukan bahwa pria itu benar-benar serius dengan ucapan nya. Aku tertawa kecil, serius aku bahagia melihatnya perduli pada Jeanette.
Setidaknya jikalau aku mati atau kembali ke masa depan, aku tidak akan menyesali pilihan yang kubuat. Aku bersyukur telah berkorban baginya—seperti yang selalu Jeanette lakukan untuknya.
“Apa yang kau tertawakan? Kau tertusuk pisau pelahap maut, Miles sebenarnya berniat untuk mengambil alih tubuhku dengan mengenyahkan jiwaku. Jane? Kumohon bertahanlah, jangan pergi. Kumohon!”
Morgan memegang jemariku erat. Sementara aku hanya bisa menggeleng, merintih setiap kali rasa sakit itu seakan memberikan peringatan bahwa waktuku hanya sebentar lagi.
“Kau harus tahu sesuatu, Morgan. A-ak-aku mencintaimu” Ujarku terbata-bata. Darah keluar dari mulutku begitu aku terbatuk pelan.
“A-aku juga mencintaimu, Jane. Kuharap kita bisa menjalani waktu bersama......lebih banyak” Morgan menundukkan kepalanya dalam. Dipenuhi rasa bersalah karena tidak bisa mengungkapkan lebih awal. Ia mengecup keningku dan tidak mau melepaskan tubuhku dari pelukan nya.
“Tuan Irving! Anda datang tepat waktu, apakah anda bisa menolong tuan putri? Yang mulia tertusuk pisau pelahap maut dari roh kristal. Kini roh kristal itu telah lenyap, hancur berkeping keping setelah kalah dari kekuatan sihir tuan putri, dan lenyap bersamaan dengan perginya musim dingin” Di tengah kesadaranku yang diambang batas, masih bisa kudengar suara Yveria yang menjelaskan keadaan pada CEDRIC?
Benarkah? Pria itu sejauh ini pergi menghampiriku untuk mencabut misi, atau malah mencabut nyawaku?. Namun kini aku sudah tidak berdaya, untuk bangkit dan melihat kehadiran nya saja aku sudah tidak kuat. Aku hanya bisa pasrah pada keadaan, sebelum kesadaranku terenggut sepenuhnya.
In Cedric Irving POV—Point Of View—START
“JANE”
“MY GRACE”
“Ckk akhirnya kau juga merepotkanku, Nona Cathania.” Aku berdecak kesal, telingaku berdengung pelan mendengar pekikan kencang tiga orang didekatku yang berteriak secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crown is Mine
خيال (فانتازيا)Apa kalian percaya? Sejarah itu ditulis oleh para pemenang. Kalau tidak, bertanyalah pada Jihan Cathania-gadis yatim piatu biasa yang sangat membenci matematika tiba-tiba menjelma menjadi putri dalam waktu semalam. Iya putri, namun sayangnya seorang...