.
.
.
.
.Aku terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuh, mustahil ini terjadi. Ditengah kabut malam yang menutupi Kastil Aldrich, udara terasa begitu dingin dan menusuk kulit.
Hari pertama telah berlalu dengan panjang tentunya. Hidup satu hari sebagai Jeanette bukan perkara yang mudah, bahkan aku sendiri yang bukan bagian dari Jeanette dan tak pernah memiliki kisah cinta pun merasa ikut gedeg melihat Jemima dan Morgan berbagi kemesraan setelah terpisah selama seminggu.
Tanpa mengucap satu patah kata, mereka mengusirnya secara terang-terangan begitu memulai sesi gulat lidah. Lebih kurang ajarnya lagi salah seorang dayang Jemima yang menariknya keluar dengan berkata,
“Pangeran dan putri butuh privasi, mohon anda tidak menggangu”
Gila! Ini jauh lebih gila dibanding apa yang kubayangkan sebelumnya. Morgan memang manipulatif, ia sengaja memancingku untuk membangunkan Jemima bahkan tanpa ia suruh.
Wah hebat sekali, bagaimana perasaan Jeanette setiap melihat suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain? Malah aku yang dongkol sendiri memikirkan kelak di masa depan nanti, saat Morgan naik tahta, kemungkinan besar Jemima yang akan menemani dengan garis pewaris tahta berasal darinya.
“Jeanette, katakan padaku bagaimana kau bisa bertahan menghadapi sampah seperti mereka? Ouh kau memang sungguh hebat, menghadapi suami brengsek bermuka dua seperti Morgan. Dia berpura-pura baik dihadapanku bahkan setelah tahu, aku yang dibunuhnya bangun dari kematian. Lihatlah wajah lempengnya itu, ingin kugilas setrika rasanya!” geramku. Ah, kepalaku jadi terasa pening akibat tekanan darahku naik.
“Yah aku bahkan ragu kalau Jeanette nyimpen dendam sama Morgan, dia sampai akhir pasti nganggep Morgan sayang sama dia, ngeliat dari sebaik apa Morgan bermain peran sebagai pria yang penyayang cuman di hadapan dia. Morgan picik, terlihat hangat bersentuhan dengan Jeanette namun begitu Jemima kembali ke pelukan nya, apa yang dia lakukan? Membuang Jeanette pergi jauh-jauh. Jika Morgan manipulatif, lalu Jihan—aku adalah orang yang akan berperan sebagai ratu dalam permainan catur, aku akan memutarbalikkan keadaan dan menjadi sosok kekuatan dibalik tahta."
Jika Morgan pandai memanipulasi keadaan dan perasaan Jeanette, kenapa aku tidak? Aku kan Jihan Cathania, bukan cewek lembek yang gampang luluh sama cowok, apalagi sampai diperdaya.
Buat cowok, cewek kan cuman sekadar mainan. Aku akan menjadi sosok iblis dalam jubah malaikat, aku akan memanipulasi keadaan sampai bisa mengembalikan keadilan ke permukaan.
Mataku mendadak terasa berkunang-kunang. Entah benar atau tidak, tapi begitu kubuka kedua irisku, aku melihat sesosok gadis bersurai greyish berada di pojok kamar, berdiri sambil tersenyum kearahku.
“Kau kah itu Jeanette?” Cukup bodoh memang, aku tahu bahwa ia sudah tiada namun aku malah mempertanyakan hal itu pada bayang-bayang. Tapi siapa lagu gadis bersurai abu seperti yang kini memahkotai kepalaku pula?
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crown is Mine
FantasiApa kalian percaya? Sejarah itu ditulis oleh para pemenang. Kalau tidak, bertanyalah pada Jihan Cathania-gadis yatim piatu biasa yang sangat membenci matematika tiba-tiba menjelma menjadi putri dalam waktu semalam. Iya putri, namun sayangnya seorang...