𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓽𝓱𝓲𝓼 𝓯𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓬𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻, 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓶𝓾𝓵𝓪𝓲 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓾𝓭𝓾𝓽 𝓹𝓪𝓷𝓭𝓪𝓷𝓰 𝓙𝓲𝓱𝓪𝓷.
.
.
.
.
.Hai, perkenalkan namaku Jihan Cathania. Seorang remaja biasa sebatangkara yang berjuang mati-matian untuk tetapi hidup dan menjalani kehidupan yang pahit.
Badai menghantam tubuhku yang ringkih sudah biasa, berbagai macam masalah kuhadapi dalam kesendirian tanpa ada yang perduli pun, sudah kutelan bulat-bulat meskipun rasanya tidak enak. Aku telah terbiasa menghadapi itu semua, dunia ini tidak indah.
Terlalu sulit untuk dijalani, namun bisa tetap bernafas saja sudah bagian dari anugerah Tuhan untuk ku. Bisa membuka mata, melihat cahaya surya bersinar di hari yang baru, dan menghirup udara di pagi hari adalah hal terindah dari sang pencipta.
Keluarga satu-satunya yang pernah kumiliki adalah nenek. Ia adalah sosok malaikat yang merentangkan sayapnya untuk melindungiku dari kejamnya dunia ini. Dia pula yang menjadi waliku selama lima belas tahun aku ada di dunia ini.
Yaa, aku tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang orang tua, ibuku meninggal disaat aku terlahir ke dunia ini sementara ayahku, pria brengsek itu meninggalkan ibu disaat tahu eksistensiku. Meninggalkan wanita yang dicintainya dan buah hati yang ada di dalam rahim ibuku, pria itu pergi. Bayi itu adalah aku.
Sejauh kisah yang kudapat dari nenek, pria itu kabur karena tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatan nya sendiri disaat keduanya masih terlalu muda untuk mempunyai seorang anak. What the heck? Ibu bahkan masih berada di semester tiga dan memilih untuk putus kuliah hanya karena aku.
Beliau memilih untuk mempertahankan ku dan meninggalkan masa depan nya yang cemerlang, aku sungguh benci ayah! Tak ingin sama sekali mengakui bahwa pria kurang ajar sepertinya adalah salah satu alasan aku bisa hadir di dunia ini, dunia kejam, tidak indah dan sama sekali tidak ingin kulihat!!!!!
Aku tidak pernah minta dilahirkan ke dunia ini, kehadiran ku disini adalah sebuah petaka. Menangisi hari ulang tahunku di setiap tahun nya, 23 April. Hari lahir yang bertepatan dengan kembalinya ibu ke pelukan sang pencipta.
Di hari itu aku akan menolak untuk tiup lilin, menaikan doa atas bertambah satu tahun usiaku, atau sekedar makan sup rumput laut yang sudah menjadi tradisi setiap orang dikala ulang tahun. Aku akan menolak kue ulang tahun yang nenek susah payah beli dengan menyisihkan uang pensiunan nya sebagai guru.
Aku sadar, kehadiran ku di dunia ini tidak lebih dari hama. Karena aku, ibu meninggal. Seharusnya aku tidak perlu hadir, aku tidak perlu menjalani hidup yang sulit seorang diri setelah kepergian nenek, satu-satunya keluarga yang kumiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crown is Mine
FantasiApa kalian percaya? Sejarah itu ditulis oleh para pemenang. Kalau tidak, bertanyalah pada Jihan Cathania-gadis yatim piatu biasa yang sangat membenci matematika tiba-tiba menjelma menjadi putri dalam waktu semalam. Iya putri, namun sayangnya seorang...