7. Sakit

628 58 7
                                    

Iza kalang kabut melihat empat anaknya sakit serempak. Iza mengingat hal yang menjadi penyebab si kembar sakit, tak lama ia baru teringat kalau hari tadi dokter datang ke rumah untuk imunisasi. Dan tepat pada malam hari, kembar rewel semua merasa sakit setelah imunisasi. Untungnya, Ibu mertua datang ke rumah. Ia menghela napas sedikit lega.

Setelah Hanzel tidur lebih nyaman, Iza membaringkan sang putri di atas ranjang, di beri guling dan di simpan boneka barunya. Mbak Wani datang memberi kompresan air hangat pada dahi Hanzel.

Ke datangan Bu Nining sangat meringankan beban Iza. Sejak datang Bu Nining langsung bersih-bersih dan memegang si kembar, menimang dan diberi dot susu ASI bersama Mbak Tani dan Reza membantu apa yang bisa dia bantu.

Tak lama, Iza masuk ke dalam kamar setelah minum dua gelas air.

"Aduuuh.. Terima kasih Ibu, Mbak, Suami yang sudah membantu. Hanzel juga sakit di kamar sebelah," keluh Iza sambil menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal.

"Sini siapa dulu yang mau ASI, bunda."

"Ayah."

"Reza..." Bu Nining mencubit tangan Reza.

Mbak Tani memberikan Kay, si sulung, kepada pangkuan Iza. Sejak tadi Kay terus menangis dan sedikit meminum susu dalam botol. Kay sangat kuat menyedot ASI kehausan. Suhu tubuh Kay hangat, mendekap di pelukan sang Bunda.

"Kay tidak minum susu dalam botol? Kay sayang kehausan ya? Uluuh.. cepat sehat ya, sudah di imunisasi tadi pagi oleh dokter. Besok pagi sudah tidak rewel ya sayang. Sudah minum ASI tidur ya sayang."

Sudah 2 jam Iza duduk di atas ranjang bergantian memberi ASI hingga pegal punggungnya terasa hampir potong.

"Sudah dulu ya, sayang. Boleh dilepas?"

"Kenapa Za?"

"Punggung Za pegel."

"Tiduran aja kalau gitu."

"Iya."

Sudah tengah malam. Iza dan Reza masih terjaga di kamar si kembar. Kay si sulung masih belum tidur, ia rewel ingin ditimang. Selama anak masih bisa diatur, disela hening Iza tertidur di samping Nay yang diberi ASI dalam botol dan sambil menyusui Ray, yang menimang Kay adalah Reza. Tubuh Iza rasanya sangat lelah setelah menyusui 3 jam tak henti, beberapa kali merubah posisi.

Iza terbangun setelah setengah jam ia tertidur. Melihat Reza yang tertidur di sofa sambil menimang Kay. Bayi bayi sedang tertidur nyenyak, segera Iza bersihkan tubuhnya dan mengasup makanan setelah 3 jam menyusui. Badannya sedikit lebih segar dan terisi energi.

Iza membuka kamar pintu anak, Hamzi tidur di balik selimut sangat tenang. Ia sudah mulai membiasakan tidur sendiri tanpa ditemani. Diusap rambutnya dan di kecup keningnya.

Masuk ke kamarnya untuk mengecek sang putri yang tidur. Hanzel tidur di temani oleh Mbak Wani yang duduk tertidur di sampingnya. Tepat saat Iza masuk, tepat saat Hanzel mengigau menyebut dirinya.

"Buna.. Buna.."

Langsung Iza menghampiri, mengusap Hanzel yang masih terasa hangat. Hidungnya memerah pilek dan batuk.

"Buna di sini sayang.."

"Buna dingiin." Hanzel meminta Iza untuk memeluknya. Lantas di peluk di pangakuannya.

"Buna Asel susah napas. Ini tertutup pilek."

"Iya, sayang.. coba di buang ingusnya." Hanzel membuang ingus yang menyumbat hidungnya. Di beri air minum lebih banyak.

"Sehat ya sayang, kan sudah pergi belanja dengan Ayah. Sehat yaa, Bunda sayang Kakak Asel." Iza mendekap dan mengecup puncak kepala sang anak.

Suara tangis bayi terdengar keras.

Keluarga ZETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang