12. Dewasa

246 28 9
                                    

Kini mereka sudah tumbuh dewasa, berdamadi dengan luka dan membangun hidup lebih bahagia. Tiga kembar yang sudah duduk di bangku SMA dan tak lama lagi mereka menginjak 17 tahun. Sebelum 17 tahun mereka sudah banyak permintaan. Hanzel sudah asyik dengan masa-masa kuliahnya. Dan Hamzi sudah jarang di rumah, kerjaan di luar kota dan luar negeri menunggu dirinya.

Suasana yang hangat akhir pekan di rumah.

"Ayah, enggak jadi ke Jepang?" tanya Ray yang duduk di lantai sedang membuat sketsa gambar.

Ayah  sedang duduk mesra bersama sang Bunda di sofa depan televisi saling berpelukan berselimut rajut menonton film luar negeri favorit Ayah Bunda, seolah dunia dan seisinya milik Ayah dan Bunda. Pemandangan demikian adalah pemandangan yang biasa semenjak kembar SMP dan tidak menempel Bunda lagi.

"Enggak."

"Kenapa?" Nay yang sedang duduk di meja makan bertanya penasaran.

"Bundanya enggak mau ikut."

"Ululuuuu.. Harus banget berduaan kemana-mana." sindir Kay. "Kenapa Bunda enggak mau ikut?"

"Kasian nanti anak-anak Bunda nangis dan kurus kalau ditinggal Bunda kelamaan."

"Dih, dikira bocah orok apa kita. Mbok sama Mbak Wani siap sedia memberi kita makan kapan pun kita mau."

"Pret! Udah di masakin kalian malah buat mie."

"Bunda sama Ayah enggak mau honeymoon lagi gitu?" tanya Nay menyelip pembicaraan.

"Ini juga honeymoon. Ya kan beb?" Reza mengecup bibir Iza.

"Iwyuh."

Pukul 9 malam bel rumah berbunyi. Kay buru-buru membuka pintu. Ternyata Hamzi pulang lebih awal dari luar negeri.

"Bundaa.. kakak pulang," seru Kay membawa koper sang Kakak.

"Eh udah nyampe? Bilangnya lusa pagi."

"Besok ada kerjaan di kantor."

"Tapi semua aman, kan?"

"Aman, Bunda." Hamzi mengecup pipi sang Bunda. "Zi langsung ke kamar, sampai ketemu besok pagi semua." Ia melangkah menaiki tangga. "Nay, itu oleh-olehnya di koper kuning."

"YEEYY."

"Kakak udah makan?"

"Aman, Bunda."

Sampai kamar belum membuka apapun, Hamzi langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan tertidur pulas. Sedangkan di bawah, adik-adiknya sibuk membuka koper kuning berisi oleh-oleh dari Thailand.

"Pesenan Nay mana?"

"Pesenan Kay mana?" mereka sibuk mencari.

Antusias mereka melihat barang-barang belian kakaknya dari negara gajah putih.

"Kalian nitip-nitip lagi? Kan udah Bunda bilang jangan suka nitip-nitip ke kakak kalau kakak pergi kerja, kasihan. Kakak kan kerja bukan main. Sibuk, besok juga harus ke kantor lagi, kan?"

"Orang kakak yang kemarin bilang ke grup, katanya mau apa?"

"Itu tuh waktu kakak buat istirahat dipakai buat beli keinginan kalian."

"Skincare di sana murah loh, Bun."

...

Bunda akan mengecek kamar Hamzi di pagi hari sepulang dari dinas dalam atau luar negeri. Sebelum subuh, Iza sudah masuk ke kamar Hamzi, tak ada yang berubah, Hamzi masih tertidur mengenakan baju semalam.

Dilihat kembali, Hamzi sudah beumur dewasa. Bahkan diumur dia sekarang, Reza sudah memiliki anak. Tapi lain halnya, Hamzi masih dibangunkan tiap pagi oleh Bunda. 

Keluarga ZETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang