Chapter 4

811 36 3
                                    

Sandra pun menceritakan semua tentang Anya saat SMA, saat dimana Anya mendapat  primadona SMA yang membuat Anya mendapat banyak pujian dan penggermar.

Di tengah-tengat cerita, Sandra pun teringat ketua basket yang terobsesi dengan kecantikan Anya, padahal ia sudah memiliki seorang kekasih yang menjadi ketua geng brandalan waktu di SMA.

Saat itu pacar nya ketua basket tak terima karena ia sering di banding-banding kan dengan Anya. Sepulang sekolah sang pacar ketua basket meminta Anya untuk menemui nya di gang sepi dekat sekolah.

Anya pun dengan santai menerima tawaran ketua basket untuk bertemu. Saat Anya mendatangi gang dekat sekolah, terlihat pacar ketua basket sedang duduk santai sambil merokok dengan teman-teman.

Keadaan hening. Tak bicara apapun tiba-tiba Anya di pukul oleh pacar ketua basket. Teman-temannya hanya menonton pertunjukan yang mereka anggap seru.

Setelah dipukul Anya tak melawan dan tak bicara sepatah kata pun, ia pun berusaha melarikan diri namun pacar ketua basket menempelkan puntung rokok yang sedang menyala ke punggung Anya.

Anya pun menjerit kesakitan. Karena jeritan nya yang keras membuat para warga menyadari kegaduhan yang ada di gang dekat sekolah.

tanpa basa-basi geng pacar ketua basket melarikan diri. Anya pun di bawa ke klinik terdekat oleh warga yang menolong nya.

Mendengar cerita tersebut Rey sangat kesal. Ia bertekad untuk memperlakukan Anya dengan lebih baik lagi.

***

Selesai belanja baju, Anya bergegas pulang kerumah.

"alooo...Rey..eh Rey belum ada ternyata." ucap Anya sambil melihat-lihat sekitar rumah.

karena tak ada siapa pun di rumah Anya bergegas pergi ke kamar. Selesai mandi ia pun berbaring di kasur nya dan mencoba untuk tidur.

KREKK KREKKK ...

"Astagaaa suara apa lagi ituuu" Anya panik namun mencoba tetap tetang.

Tiba-tiba seseorang masuk kamar Anya. Ternyata orang itu adalah Rey.

"aduhhh gue kira setannn anj... Rey mau ngapain masuk kamar gue"

tiba-tiba Rey membuka setengah pakaian yang di pake Anya untuk memastikan luka yang di ceritakan oleh temannya Sandra.

"anj... ngapain Rey buka-buka baju gueeee... jangan sampe luka gue keliatan." rangek Anya dalam hati.

"aduhh.. Anya ini pasti sakit yaa." ucap Rey sambil mengelus-ngelus luka Anya.

"anjj pegang-pegang... tapi kok seketika Rey bisa jadi orang yang anget giniii, biasa nya dingin parahh....Apa dia kesambett??"batin Anya.

Selesai melihat luka Anya, Rey pun turun ke bawah.

"hadehhh akhirnya keluar juga, mau ngapain dia liat-liat punggung gue, mesum kali yaa, dasarr cowokk." dumel Anya.

keesokan harinya.....

KRINGGGGG!!....

Suara alarm menunjukan pukul 07.00

Anya bergegas ke kamar mandi....

Selesai dari kamar mandi, Anya pun turun ke lantai satu. Dari tangga saja sudah tercium aroma sedap, seperti ada yang sedang memasak. Saat di lihat-lihat dari jauh, terlihat Rey sedang memasak di dapur.

Melihat moment langka tersebut membuat Anya ingin memotret Rey. Anya pun mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu memotret Rey.

"Reyyy." teriak Anya dari tangga.

Rey hanya menoleh tak mengucapkan apapun.

"liatt foto nya bagus ga?" Anya melihat kan ponsel nya ke Rey.

"baguss lah... orang gue ganteng." jawab Rey dengan ekspresi percaya diri nya.

"idihh... geer amat...." ledek Anya

"gue post tweet ya?" sambung Anya.

Marry Idol [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang