melunak

757 71 8
                                    

Fourth langsung melemparkan tubuhnya di atas ranjang. Ia tak bisa menahan air matanya lagi. Hatinya terlanjur terluka oleh perkataan Gemini.

"Bisa-bisanya dia ngomong gitu ke keponakannya sendiri? Harusnya dia bisa ngesampingin masalah pribadi dia sama kakaknya."

Selanjutnya Fourth hanya bisa menangis terisak.


~~~

Tiga jam kemudian

Fourth terbangun karena tangisan Cherry. Ia langsung berdiri dan menuju tempat tidur Cherry. Dengan sigap, ia menggendong bayi perempuan berusia tiga bulan itu.

"Cup cup cup sayang," hibur Fourth untuk menenangkan. Namun tangisan itu belum mereda juga.

"Kamu lapar ya?"

Fourth membuka tas khusus perlengkapan bayi dan mengeluarkan botol berisi susu. Ia langsung memasukkan ujung botol ke dalam mulut Cherry namun bayi itu melakukan penolakan.

"Cherry kenapa?"

Fourth membawa Cherry keluar kamar dan mulai menimang kembali.

"Cup cup cup cup."

Gemini yang tertidur di depan televisi menyala pun melirik ke arah Fourth. Suara bayi itu mendistraksi dirinya.

"Kenapa tuh anak nangis?"

Fourth mengabaikan.

"Gue tanya lu."

"Aku punya nama yaitu Fourth dan yang kamu panggil tuh anak tuh anak itu punya nama yaitu Cherry," gertak Fourth.

"Oke gue malas debat. Cherry napa nangis?"

"Gak tahu. Aku kasih susu juga gak mau. Mungkin sumpek di kamar. Ini aku masih berusaha nenangin," jawab Fourth berusaha setenang mungkin. Ia juga malas berdebat dengan lelaki pemilik tinggi 3 cm lebih darinya.

Gemini berdiri dan berjalan menuju Fourth. Ia memandang wajah Cherry.

"Lu ngapain nangis?"

Fourth menyenggol lengan Gemini.

"Kamu ini niat bantuin atau sengaja biar Cherry tambah nangis?" ketus Fourth.

"Mau bantuin, sialan!"

Fourth menginjak kaki Gemini.

"Auh!"

Lalu menjauhkan.

"Pertama nama ku Fourth bukan si s. Yang kedua kurangi- kurangi deh ngomong gak benernya."

"Hadeh banyak aturan. Sekarang Gue harus bantuin gimana?"

"Kamu mau gendong?" Tawar Fourth.

Gemini mengibaskan tangan tanda menolak.

"Ya udah cukup kayak aku tadi. Ya ngomong cup cup atau apapun lah."

Gemini kembali memandang Cherry.

"Cup cup cup jangan nangis lagi ya Cherry," ucap Gemini datar.

Tangis Cherry semakin keras.

"Yang lembut dong."

Gemini menghela nafas.

"Cherry sayang, jangan nangis ya." Gemini melanjutkan, "cup cup cup."

Kemudian terbesit dalam pikiran Gemini untuk menutup wajahnya.

"Ciluk ba." Gemini membuka wajahnya yang sudah stand by dengan senyum lebar. Ternyata cara itu berhasil. Tangis Cherry mereda dan berganti dengan suara gelak tawa kecil.

Nice to meet u [GeminiFourth END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang