Again, i dedicated to all of mu lovely readers!
Enjoy x
Matthew's Pov
To : Babygirl
Kau sudah makan?
Aku terseyum kecil dan mengirim pesan itu. Mengira-ngira balasan apa yang aku dapat dari pesan ini. Tidak lama, handphoneku kembali bergetar. Tanda ada sebuah pesan masuk.
From: Babygirl
Jika aku bilang belum, akankah kau datang kesini dan membawakanku makanan? Tidak kan? Jadi lebih baik tutup mulut menyebalkanmu itu!
Aku sempat melotot melihat balasannya. Lalu, detik berikutnya aku tertawa. Bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada gadis ketus seperti dia?
To: Babygirl
Aku tidak sedang berbicara, babe. Dan itu adalah pesan yang terpanjang yang pernah kau kirim kepadaku! :)
Aku meletakkan benda pipih dan lebar itu diatas meja kecil yang letaknya di samping tempat tidurku. Tepatnya, di depan fotoku dengan gadisku yang menyebalkan dan dingin itu. Siapa lagi selain Lycia?
Aku berjalan pelan ke balkon kamarku dan memilih duduk dikursi yang ada disana. Melarikan diri dari kesibukanku sebagai mahasiswa. Atau lebih tepatnya aku memperpanjang liburanku sendiri.
Seharusnya hari ini aku sudah berada di New York. Mempersiapkan diri untuk kembali berkuliah. Tapi, aku lebih memilih untuk mengambil cuti selama seminggu karena libur akhir semester dari Harvard baru saja dimulai besok.
Ya, aku memilih kuliah yang berbeda dengan Lycia. New York University sudah menjadi impianku sejak lama. Dan begitu pun dengan Lycia, gadis itu juga sudah lama memimpikan Harvard . Tentu saja aku tidak bisa memaksanya. Aku bukan ayahnya.
Lagipula, Long Distance Relationship bukanlah masalah besar untukku. Selama kami saling percaya semuanya akan tetap terkendali, bukan?
Tentang Lycia, lusa gadis itu akan berulang tahun. Tepat dihari kedatangannya di California. Aku dan yang lainnya sudah merencanakan kejutan ulang tahun itu di sebuah restoran yang kami sewa. Untuk kado, aku masih memikirkannya. Apa yang gadis itu sukai?
Jam tangan? Cincin berlian? Tas Chanel? Atau hadiah sederhana yaitu roti yang sudah diolesi Nutella? Coret yang terakhir karena terlalu biasa.
Terdengar suara pintu yang diketuk. Tanpa membukanya pun aku sudah dapat menebak itu Mom yang menyuruhku untuk tidur. Tepat sekali, Mom masih memperlakukanku seperti anak laki-laki dengan tinggi sepinggang. Ayolah, bayimu ini sudah berusia 19 tahun! Aku berjalan menuju kasurku sembari berseru, "Yes, Mom! Goodnight!"
Aku meraih handphoneku dan mengetikkan ucapan selamat malam. Lalu pergi tidur karena akan banyak hal yang akan kuurus besok.
•••
"Carikan saja teman untuk ikannya!" Seru Alexia dengan tangan yang dia kepal. Duh, gadis ini tidak pernah bertambah dewasa.
"Ya sudah, belikan saja kucing!" Seru Locky lalu bertos ria bersama Murphy. Duh, yang berdua ini juga tidak pernah bertambah pintar.
"Secara tidak langsung kau malah membunuh ikannya!" Seru Alexia balik. Ya Tuhan, sepertinya aku salah bertanya kepada mereka.
Setelahnya, mereka saling beradu mulut dengan suara nyaring. Membuat telingaku sakit mendengarnya. Terdengar suara pintu yang dibuka dan muncullah 3 orang yang familiar sembari membawa beberapa kantung belanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, I Love You ; M.E
FanfictionBerawal dari kembalinya aku ke tempat kelahiranku yang sudah kutinggalkan selama 4 tahun. Aku berpikir kalau semuanya akan baik-baik saja. Tapi, sebelum datangnya Matt dan beberapa insiden itu. What should i do?