[edited]
Perlahan, kubuka pintu mobil sambil bersenandung kecil. Tiba-tiba ada seseorang menyentuh pundakku. Entahlah, aku bingung mengapa orang-orang suka menyentuh pundakku. Aku pun berbalik untuk melihat siapa yang baru saja melakukannya.
Arghhh... Shit! Apa lagi maunya?
"Good morning Lycia." Dia berbicara dengan senyum lebar. Aku pun menatapnya bingung lalu memutar bola mataku sambil menatapnya jengah.
"What do you want, Mr.Espinosa?" Dia pun tertawa kecil lalu menarik tanganku kesisi lain mobil dan membukakan pintu mobil itu lebar-lebar. Aku kembali memutar bola mataku dan masuk ke dalam mobil sambil menatapinya yang sedang berlari kecil kesisi lain mobil. Lalu, ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di jok pengemudi.
Matt pun menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobil secara perlahan. Di dalam mobil tidak ada bunyi lain selain bunyi radio yang sedang memutar lagu dari John Legend yang berjudul All Of Me dan juga, aku malas berbicara dengannya.
Matt pun berdehem. Aku menatapnya dengan tatapan aneh. Dia melirikku lalu kembali menyetir. Jika tebakanku benar, ada hal yang akan dia bicarakan..
"Lyc" panggilnya pelan. Aku pun bergumam sambil menatap luar. California tidak jauh berubah rupanya.
"Kau belum membalas ucapan selamat pagi dariku." Ucapnya dengan nada jengah. Aku langsung berbalik dan menatapnya dengan mata yang membesar. Yang benar saja? Aku pun menggeram lalu berkata,
"Hanya itu?"
"Tidak juga sih. Sebenarnya tadi hanya basa-basi. Oh ya, aku mau bilang, kalau aku akan menumpang denganmu selama tiga hari." Katanya dengan nada santai tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
"Oh"
Aku kembali menatap luar sambil menikmati lagu yang diputar diradio. Dapat kudengar Makhluk yang sedang duduk disebelahku ini berdecak sebal.
"Kau tidak terkejut atau memberi ekspresi lain?" Dia melirikku dengan tatapan jenuh lalu kembali menatap lurus kedepan. Aku pun menggeleng kecil lalu menghela nafas berat.
"Dari awal aku tahu kau akan merepotkan."
Dapat kulihat dia tersentak kaget lalu ngerem mendadak mobil ini. Aku beruntung karena tidak terjungkal, kalau tidak dia mungkin akan menertawakanku sebagaimana aku menertawakannya kemarin. Matt pun berbalik menatapku dengan mata yang membesar.
"Kenapa kau bisa berpikir begitu?" Dia menatapku dengan tatapan tak percaya.
Dia ini menanyakan hal yang semua orang sudah tahu jawabannya. Aku pun mengangkat bahu acuh. Jujur, aku sangat malas untuk berdebat. Apalagi perdebatannya sangat tidak penting dan tidak masuk akal ini. Itu sama saja membuang-buang energi.
•••
"Lyc, I still can't believe it!"
Itulah yang kudengar sejak tadi. Dia terus-terusan berbicara betapa tidak dapat dipercayanya cerita dan hal yang baru saja terjadi tadi. Dapat ku lihat pandangan Lexi beralih kearah balkon kamarku.
"Kamar Matt?" Lexi bertanya sambil menunjuk markas tetangga menyebalkan itu. Aku pun mengangguk mengiyakan. Lexi pun mengangguk tanda mengerti. Lexi pun membaringkan tubuhnya diranjangku lalu memejamkan matanya.
"I still can't believe it!" Arghhh.. Dia mulai lagi..
"Dia mengatakan kau lucu dan menarik Lyc!" Ucapnya sambil bertepuk tangan heboh. Aku mulai khawatir kehebohan temanku ini menyebabkan kaca dan cermin kamarku pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, I Love You ; M.E
Hayran KurguBerawal dari kembalinya aku ke tempat kelahiranku yang sudah kutinggalkan selama 4 tahun. Aku berpikir kalau semuanya akan baik-baik saja. Tapi, sebelum datangnya Matt dan beberapa insiden itu. What should i do?