Part 2

1.1K 95 2
                                    

HAPPY READING 🐧



























El dan kedua sahabatnya sedang berada di sebuah cafe.

"No, gue rasa kalo lo sama Callie jadian kayaknya cocok deh," ucap Manda.

"Cocok darimananya coba, mereka itu sama sekali gak cocok. Kalo mereka jadian belum semenit juga pasti udah putus," sahut Rasyan.

El sama sekali tidak ada niatan untuk membalas ucapan mereka. Sebenarnya, ia merasa sedikit kesal karena Manda yang tiba-tiba berucap seperti itu, tapi ia memilih tidak peduli. Ucapan Rasyan benar, ia tidak mungkin cocok dengan Callis. Dan, tidak akan pernah cocok.

"Hai." Seorang gadis datang menghampiri mereka sembari tersenyum.

"Kenalin aku Lyn" ucap gadis itu seraya mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan El. Namun, El mengacuhkannya. Ia mengambil cappuccino miliknya kemudian meminumnya.

Merasa kasihan pada gadis yang ada di depan mereka, Manda dan Rasyan segera menyambut tangan gadis itu dan memperkenalkan diri.

" Kenalin nama gue Manda "

" Nama gue Rasyan "

" Maafin teman kita ya, soalnya dia itu agak aneh, "ucap Manda membuat El menatap tajam ke arahnya.

"Aku boleh gabung gak? Soalnya aku sendiri," pinta Lyn.

"Oh boleh kok. Dengan senang hati," jawab Manda.

"Makasih Kak." Lyn duduk di sebelah El.

"Kak?" ulang Manda.

Lyn mengangguk.

"Aku adik kelas kalian," jelas Lyn.

Manda dan Rasyan hanya manggut-manggut. Sepertinya mereka punya kesempatan untuk mendekati adik kelas ini

"Kok lo bisa tau kita SMA JAKARTA INTERNASIONAL SCHOOL?" tanya Manda penasaran.

"Siapa sih yang gak kenal Kakak bertiga. Kan, kalian terkenal di sekolah karena ketampanan kalian," puji Lyn membuat Manda dan Rasyan sedikit salah tingkah.

Sedangkan El, cowok itu hanya acuh dan sama sekali tidak bersuara. Ia sama sekali tidak tertarik untuk mengobrol dengan Lyn. Maklum saja, El memang tidak terlalu suka mengobrol dengan orang yang baru dikenalnya.

*
*
*

"Eh, Call Lo mau ke mana?" tanya Lia.

Ketika mendengar nama Callie, El langsung saja menoleh ke sumber suara.

"Mau ke toilet lah. Gue udah kebelet," jawab Callie.

Callie melewati El yang masih saja menatapnya. Namun, Callie tidak tahu kalau El sedang menatapnya.

Tiba-tiba saja, El memegang tangan Callie. Membuat langkah cewek itu terhenti.

Callie segera melepas tangannya dari El begitu tahu kalau El lah yang memegang tangannya.

"Apaan sih lo," ucap Callie ketus. El hanya diam kemudian kembali meminum cappuccino miliknya.

"Gak jelas lo," ucap Callie kemudian melanjutkan langkahnya ke toilet.

"Lo kenapa pegang tangannya Callie? Lo mau cari mati?" tanya Manda.

El hanya mengendikkan bahunya acuh. Ia sendiri juga bingung dengan tindakannya itu. Tiba-tiba saja, tangannya itu langsung bergerak memegang tangan Callie tanpa ia sadari.

" Dasar tangan sialan " batin El.

Lyn melirik El kemudian tersenyum. Sejak awal ia melihat El, ia sudah tertarik pada cowok yang ada di sampingnya. Bagaimanapun, ia akan berusaha untuk mendapatkan hati El.

Cool and FierceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang