06

650 23 0
                                    

Selamat baca🥰

****

jea yang melihat jevan di belakang nara pun kaget"je-jevan"katanya gugup

jevan menghempaskan tangan jea dengan kasar"berani-beraninya lo mau nampar cewe gue, untung lo cewe kalo cowo udah gue abisin lo!."kata jevan dengan tajam

"je nggak nyangka gue lo kayak gini padahal gue lihat lo baik banget orangnya"kata geo tak percaya dengan sifat asli jea

Jea yang sedari tadi menunduk pun akhirnya mendongak"kenapa aku kayak gini itu karna aku cinta sama kamu geo. 3 tahun aku suka sama kamu tapi kamu nggak pernah peka, kurang aku apasih geo?, aku selalu ada buat kamu, tapi kamu lebih milih dia!!!"tunjuknya pada thalita sambil mengusap air matanya

"Je perasaan nggak bisa di paksa gue nggak punya rasa sama lo je"kata geo menjelaskan

"TERUS KENAPA LO SELALU NUNJUKIN KE GUE KALO LO PUNYA RASA SAMA GUE GEO?!?"teriak nya

geo mengusap wajahnya frustasi"je, itu semua murni karena gue sayang sama lo sebagai sahabat je, nggak lebih. gue mohon lupain perasaan lo ke gue, gue nggak mau cewek gue salah paham"katanya sambil menekan kata "cewek gue"

geo pun menarik tangan Thalita lalu pergi dari sana, dan di ikuti oleh jevan dan nara

*****

"nggak nyangka gue jea kayak gitu"kata Andra tak habis fikir dengan sikap asli jea

"nama nya juga cinta ndra"kata nara sambil memakan bakso nya

geo yang mendengar itu menghela napas nya"udah udah nggak usah di bahas"kata Andra

"bel masuk bentar lagi, gue sama nara duluan ya buat ke kelas nya"katanya lalu berdiri dan menarik tangan nara, kemudian pergi dari sana

****

saat ini jevan dan nara tidak langsung menuju kelas tapi mereka duduk dulu di salah satu gazebo di dekat taman di sekolah nya

"jevan Minggu depan kita pts, aku bakal naik ke kelas 12. bentar lagi kamu juga bakal lulus, kalo lulus kamu mau kuliah dimana?"tanya nara sambil memainkan jari jemari jevan

jevan menghela nafas kasar"aku kayak nya kuliah di Jogja deh ra, sebenarnya aku nggak mau kalo harus ldr sama kamu. tapi ini keputusan ayah aku"jawab jevan

nara yang mendengar itu tersenyum"jevan.. gapapa kalo kita harus ldr, yang penting kamu nggak ngebantah keputusan ayah kamu"ujar nara sambil menyandarkan kepala nya di dada bidang jevan

"tapi ra, gimana kalo hubungan kita nggak baik-baik aja kalau harus ldr"kata jevan

"kunci dari ldr itu harus saling percaya jevan, kalau kita saling percaya ya hubungan kita bakal baik-baik aja. kamu nggak usah takut"ujar nara lagi

jevan yang mendengar itu menghela nafas, lalu dia mengusap puncak kepala nara

"mending kita ke kelas deh, ra."ajak jevan pada nara

******
sekarang nara dan jevan sudah sampai di kelas perempuan itu

"kamu ke kelas sana, nanti di hukum guru"ujar nara

"gapapa kali ra, demi ayang aku rela di hukum"kata jevan sambil terkekeh

nara yang mendengar itu ikut terkekeh "sana jevannn"suruh Nara sambil mendorong dada jevan

"iya iya aku kelas dulu ya, sayang"katanya sambil mengusap puncak kepala nara lalu pergi dari kelas perempuan itu

nara yang mendengar kata "sayang" dari mulut jevan tersipu malu, karena jarang sekali laki-laki itu menggunakan kata "sayang"

Aqila yang datang bersama thalita kebingungan melihat nara senyum-senyum sendiri (seperti orang gila emang si nara)

"ra, lo sehat kan?"tanya Aqila sambil menempelkan telapak tangan nya di dahi nara

nara yang mendapat perlakuan seperti itu mencebirkan bibirnya"ishh aqila gue sehat"katanya lalu menyingkirkan tangan Aqila dari dahi nya

"terus ngapain lu senyum-senyum sendiri kayak orang gila aja lu"tanya Aqila heran

"kepo banget sih"kata nara lalu dia kemudian masuk ke dalam kelas

"dihh, aneh thal tuh teman lu aneh banget"katanya pada thalita

Thalita memutar bola matanya malas"teman lo juga kali"ujarnya lalu masuk kedalam kelas menyusul nara

******

saat ini jevan dan kedua sahabat nya sedang di hukum guru karena mereka ketahuan main game di kelas saat jam pelajaran

"tuh guru kenapa dah, hobi bener ngehukum kita. padahal yang bandel di kelas bukan cuma kita bertiga, tapi yang sering di hukum kita bertiga, emang aneh tuh guru "kata Andra sambil mengusap keringat di dahinya

"mending lu diem deh, ntar didenger pak yono mampus lu ditambahin lagi hukuman nya"kata jevan

****

nara dan kedua sahabat nya sedang berjalan menuju kantin, karena sekarang mereka jamkos jadi mereka bertiga memutuskan untuk ke kantin karena di kelas sangat berisik

"ehh itu kan cowok lo pada"tunjuk Aqila pada jevan dan geo yang sedang di hukum di lapangan

"mereka ngapain ya siang bolong kayak gini di lapangan?"tanya Aqila heran

"gue ke jevan dulu ya"kata nara lalu pergi dari sana

"gue juga mau ke geo"kata Thalita lalu meninggalkan Aqila sendirian

"lah sianjing gue di tinggal, ya udah lah gue ke sana aja"katanya Aqila lalu pergi mengikuti Nara dan thalita

"legaa banget gue akhirnya hukuman nya selesai"ujar Andra sambil meneguk minuman yang ia suruh beli adek kelas nya tadi

lalu Andra melihat nara dan thalita datang menghampiri mereka

"eh nara sama thalita, ngapain kesini?tanya andra pada dua perempuan itu

"gue mau ke jevan"jawab nara

"ngapain kesini coba, kenapa nggak masuk?. mau di hukum?"tanya jevan pada perempuan yang berdiri di hadapan nya

"guru nya nggak ada. tadi niat nya mau kekantin tapi ngga sengaja lihat kamu di hukum, kenapa bisa di hukum?"tanya nara lalu duduk di samping jevan

"tadi aku, geo sama Andra main game di kelas. terus ketahuan sama pak Yono jadi di hukum"jawab jevan sambil mengusap puncak kepala nara

nara mendengar jawaban jevan menghela nafas pasrah"jevann bentar lagi kamu kelas lulus. jangan sering main game, mending kamu belajar"ujar nara

"iyaa ra, tapi aku nggak janji buat nggak main game"kata jevan

«««««

maaf ya udah jarang update, mungkin beberapa hari kedepan juga aku bakal jarang up, soal nya hari senin aku udah mulai masuk sekolah, jadi aku sibuk sama sekolah aku hehe

semoga kalian nggak bosen baca cerita aku wkwk

jangan lupa spam 🤍🤍🤍

JEVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang