IRIS 02

4.2K 728 35
                                    

- I R I S -

;

Suara derap langkah terdengar tergesa-gesa seolah tidak ada cukup waktu guna segera bertemu menyampaikan berita yang baru saja di dapat. Pintu ganda berwarna putih terbuka lebar selepas mendapatkan izin dari sang empunya ruangan. Seorang pemuda yang tampak masih rupawan kendati usia tak lagi muda menatap sang tamu dengan sorot mata penuh tanya.

“Yang mulia, saya menemukannya.” Ujar sosok yang masuk ke dalam ruangan bahkan sampai lupa untuk memberi salam pada Raja penguasa Kerajaan Altair.

Air muka sang Raja tampak berubah, jantung berdebar lebih cepat dengan mata melotot tak percaya pada apa yang baru saja di dengar. “Benarkah?! Kau sungguh menemukannya?”

“Ya, Yang mulia! Belakangan ini anak buah dari Baron Kim Sungkyu tampak keluar masuk daerah terpencil yang ada di barat hutan, di sana ada sebuah rumah yang tak berpenghuni bekas seorang bangsawan yang telah lama meninggal. Saya melihat bahwa mereka keluar dengan membawa sesuatu dan ketika saya memeriksanya saat mereka lengah, itu adalah darah.” Ujar sosok tersebut yang di kenal sebagai bayangan Kekaisaran, dia bergerak sesuai dengan perintah sang Raja dan selalu bersembunyi di kegelapan. Kim Myungsoo. “Belakang ini, Baron Kim Sungkyu mendapatkan banyak keuntungan dari hasil menjual obat yang katanya dapat menyembuhkan segala penyakit, saya rasa itu karena darah yang mereka ambil dari si pemilik berkah dari dewa.”

Berapa lama waktu berlalu? Berapa banyak usaha yang telah di kerahkan hanya untuk mencari keberadaan si pemilik berkah dewa? Nyatanya seluruh usaha dan waktu yang telah di kerahkan membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan. Benar, pasti selalu ada jalan saat kita mau percaya dan berusaha untuk hal apapun.

Karena kesempatan sudah ada di depan mata, maka sang Raja pun tak mau menunggu lebih lama lagi, dia segera memberikan perintah pada pasukan kesatria serta meminta tolong pada Duke wilayah Lahore yang cukup dekat dengan lokasi hutan untuk ikut melakukan penyergapan. Kali ini sang Raja pasti bisa membawa kembali si pemilik berkah dewa yang telah dia cari selama hampir 20 tahun.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Mata yang semula terpejam sontak terbuka kala pendengaran menangkap sebuah suara langkah kaki yang berjalan mendekat. Padahal si pemuda telah memerintahkan untuk semua orang keluar dari dalam ruangan dan tak mengizinkan siapapun masuk ke dalam sebelum ada perintah dari sang empunya ruangan.

“Bukankah aku sudah memerintahkanmu untuk meninggalkan ruangan ini?” Ujar si pemuda dengan nada suara tak bersahabat.

Sang lawan, alih-alih takut justru tertawa seolah kalimat yang keluar dari belahan bibir si pemuda bukan sesuatu yang harus di takutkan. “Ya, aku tahu kau baru kembali dari perjalanan saat fajar tadi, namun ada hal mendesak yang harus aku sampaikan dan karena ini mendesak jadi aku tidak bisa menunggu sampai suasana hatimu menjadi lebih baik.” Ucap sosok berparas tampan; kulitnya putih, mata berwarna coklat terang dengan rambut coklat yang menawan. Siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta, tak heran bila banyak orang ingin menjadi pendamping hidup si pemuda yang di kenal dengan nama Na Jaemin, sang tangan kanan Duke wilayah Lahore, Jung Jeno.

Keduanya merupakan teman saat masih menempuh pendidikan di Akademi kerajaan. Mulanya tidak mudah bagi Jaemin untuk berteman dengan Jeno sebab pemuda itu amat sangat pendiam dan tertutup, belum lagi fakta bahwa dia adalah anak yang di angkat oleh mendiang Duke Siwon karena sebuah wasiat yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Benar, Duke Siwon adalah sahabat baik kedua orang tua Jeno yang meninggal dalam tragedi beberapa tahun yang lalu. Lantaran Duke Siwon tidak memiliki pewaris dan merasa berhutang budi dengan orang tua Jeno, maka dia putuskan untuk menyerahkan seluruh kekuasaan pada Jeno. Begitulah, bagaimana Jeno bisa menjadi Duke di Wilayah Lahore.

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang