IRIS 03

3.5K 701 28
                                    

- I R I S -

;

Ketika Jeno sampai di Mansion, hari masih gelap. Kendati demikian tak lantas menjadi alasan bagi Jeno guna menunda pemeriksaan pada sosok yang masih tak sadarkan diri dalam gendongannya.

Sesuai dengan perintah Jeno, Haechan yang bertanggung jawab sebagai pengurus mansion telah menyiapkan kamar dan dokter untuk memeriksa kondisi si pemuda yang Jeno bawa. Mulanya Haechan pikir bahwa Jeno terluka parah sampai harus memanggil dokter, rupanya itu bukan untuk Jeno.

Saat tubuh Renjun di periksa oleh dokter, baik Jeno, Jaemin dan Haechan setia menunggu di dalam ruangan dengan raut wajah yang tampak penasaran dengan bagaimana kondisi si pemuda yang tampak menyedihkan tersebut. 

"Bagaimana keadaannya?" Pada akhirnya Jeno menyuarakan tanya sebab sang dokter tak kunjung memberitahu ataupun menyudahi pemeriksaan tersebut.

"Ampun Yang mulia, keadannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja, luka pada tubuhnya terlalu banyak dan seperti tidak diobati dengan benar, kemudian saya juga menemukan tanda-tanda kekerasan fisik yang parah. Akan lebih baik jika beliau ini mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, untuk sekarang kita hanya bisa menunggu sampai beliau sadar." Jelas sang dokter, sebenarnya masih ada hal yang mengganjal dalam benak sang dokter, namun ini hanya sekedar asumsi yang masih samar-samar, takutnya jika dia mengatakannya pada sang Duke tanpa adanya bukti bisa jadi masalah.

Ya, dengan sekali lihat saja Jeno juga bisa tahu bahwa anak ini terluka parah. Entah alasan apa yang membuatnya sampai di siksa separah ini oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, lantas apa juga alasan sang Raja memintanya untuk menemukan anak ini?

Dirasa tak ada lagi yang ingin sang dokter sampaikan, beliau pamit undur diri selepas memberikan beberapa resep obat yang mungkin bisa meringankan kondisi sang pasien.

"Jaemin, kirim pesan pada pihak istana jika kita sudah berhasil menemukan anak ini, dan Haechan, tolong jaga dia sampai dia sadar nanti, jika terjadi sesuatu lekas beritahu aku, kau mengerti?"

Jaemin dan Haechan kompak mengangguk mengerti dengan perintah yang Jeno berikan. Setelah itu, Jeno berniat beranjak dari dalam ruangan tersebut, namun sebelum benar-benar pergi dia sempat menoleh pada Renjun. Kemudian tanpa kata, Jeno keluar dari sana.

Jeno memang tidak menyuruh Haechan untuk membersihkan ataupun mengganti pakaian si pemuda, akan tetapi melihat kondisinya yang seperti ini tentu saja Haechan tidak bisa hanya diam saja. Setelah mengubek-ubek semua pakaian yang ada dalam lemari, setidaknya ada satu baju yang sepertinya akan pas untuk si pemuda.

Haechan bergidik ngeri melihat begitu banyak bekas luka sayatan serta lebam di tubuh si pemuda saat dirinya hendak membasuh tubuh tersebut. "Astaga, sebenarnya apa yang terjadi padanya sampai bisa mendapatkan luka sebanyak ini?" Ucap Haechan miris melihat keadaan Renjun.

"Ah, dia memiliki kulit yang bersih jika tidak ada sayatan serta wajah yang rupawan." Lagi Haechan berucap selepas menyibak rambut perak milik Renjun yang menutupi wajahnya.

Oh, tentu kalian penasaran dengan Haechan bukan? Bisa dibilang Haechan adalah orang yang beruntung sebab bertemu orang baik seperti Jeno dan Jaemin. Haechan berasal dari kalangan rakyat biasa yang hidup serba kekurangan, meski begitu Haechan tidak pernah mengeluh akan kehiudapnnya asal bisa makan itu cukup.

Namun, suatu hari ada seorang teman atau lebih tepatnya orang yang Haechan anggap teman menawarkan sebuah pekerjaan untuknya. Karena tergiur dengan tawaran sang teman, Haechan tanpa pikir panjang menerima pekerjaan tersebut sebab masa itu Haechan tidak punya pilihan lantaran kedua orang tuanya yang baru saja meninggal dengan meninggalkan hutang serta tanggung jawab untuk merawat dua adiknya yang masih kecil.

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang