3

40.4K 2.9K 18
                                    


Selamat membaca!!!!

Rayta menguncir rambut panjang berwarna Violetnya, gadis itu terlihat rapih dengan balutan training olahraga. Hari minggu ini Rayta berencana mengikuti pelatihan beladiri bersama Reymond di rumahnya. Beruntungnya Rayta memiliki seorang pengawal profesional yang di kirim ayahnya jadi dia bisa menghemat biaya menyewa pelatih beladiri.

Sepasang manik Ruby Rayta menelusuri lorong jalan menuju kamar Reymond. Suasana mansion pagi itu yang begitu sunyi membuat suara siulan Rayta terdengar keras.

Tiba, di depan pintu kamar Reymond. Rayta dengan senyuman manisnya mengetuk daun pintu itu. Tidak beberapa lama daun pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan sosok pria bersurai pirang dengan manik Emerald yang menatap teduh padanya.

Rayta begitu menyukai manik Emerald Reymond dibandingkan dengan sepasang mata Rubynya yang terlihat menyeramkan saat ia melihatnya dari cermin.

"Kakak hari ini begitu tampan." Puji Rayta menggoda yang sukses membuat wajah Reymond bersemu merah. "Lihat wajah kakak yang memerah itu... Kakak begitu lucu." Lanjutnya sambil tertawa kecil.

"Ra-rayta jangan menggoda kakak. Ini memalukan." Ucap Reymond gugup.

Rayta terkekeh kecil sebelum merangkul lengan Reymond. "Baiklah, lagipula kita tidak boleh terlambat menemui Edwin."

"Edwin?" tanya Reymond tidak mengerti, setahunya adiknya ini begitu benci kehadiran pengawas yang ayahnya berikan.

"Ya, Edwin akan menjadi pelatih beladiri kita berdua."

"Apa harus Edwin." ucap Reymond tidak suka, dari semua pelayan yang tinggal di mansion ini Reymond paling benci dengan Edwin yang selalu menempeli adiknya kemanapun adiknya pergi.

"Memangnya saya memiliki kekurangan apa, sampai anda tidak percaya pada kemampuan saya tuan muda."

Rayta dan Reymond dengan sigap menghentikan langkahnya tatkala Edwin, pria muda itu berdiri tepat di depannya.

"Aku sudah menyuruh mu untuk tetap tinggal di halaman belakang mansion, kenapa kau malah mengikuti ku?" Ujar Rayta terdengar jengkel.

"Saya hanya mengkhawatirkan anda nona, terlebih lagi saya ingin menyampaikan sesuatu hal pada kalian berdua bahwa hari ini pelatihan terpaksa di hentikan." Jawab Edwin.

"Apa maksudmu? Kenapa pelatihannya di hentikan?!"

Mendengar pertanyaan nona besarnya Edwin berjalan mendekat dan memberikan ponselnya pada gadis itu. Rayta menatap ponsel itu sejenak sebelum membaca pesan yang ada di sana.

Tuan besar? Jika tuan besar bukankah ini ayah Reymond?! Rayta segera membaca isi pesan yang menyuruh Edwin untuk bersekolah di SMA yang sama dengannya dan satu hal lagi pria tua sialan itu menyuruh Reymond untuk tinggal di aula belakang.

"Apa yang pak tua itu inginkan? Kenapa dia menyuruh kakak ku untuk tinggal di aula belakang yang kotor ?" tanya Rayta marah.

Edwin masih terlihat tenang saat menjawab, "itu hukuman yang tuan besar berikan pada tuan muda karena tuan muda sudah membuat nyawa anda terancam terakhir kali." Ucapnya mengingat laporan mata-matanya saat di sekolah minggu lalu.

"Itu bukan salah Kakak, Aku juga tidak terluka dan masih hidup sampai sekarang. Katakan pada orang tua itu jangan berpura-pura bersikap perhatian padaku, jika dia ingin menghukum kakak ku maka aku juga harus ikut di hukum bersamanya." Kata Rayta panjang lebar.

"Rayta!"

"Tuan besar!"

Kedua orang itu berseru keras saat seseorang tiba-tiba saja mencekik leher gadis itu dari samping.

Nyasar Di Novel BL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang