29

10.4K 1.1K 36
                                    

Selamat membaca!!!

Tandai typo?

“Sepertinya aku tidak bisa pulang ke rumah dalam waktu dekat ini.” kata Rayta seraya meletakkan ponselnya ke atas meja ruang tamu keluarga Grady.

“Karena tuan Kinsey?”

Rayta mengangguk sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. “Kak Reymond menyuruhku untuk tidak pulang. Dia mengatakan Ayahku sedang marah besar.”

Ya, hal itu dikarenakan sikap kurang ajarnya pada Alma sudah sampai ke telinga pak tua itu. Dia bahkan terus menerus menelponnya dan juga mengirimkan pesan yang kurang enak di baca. Yang benar saja, Ayah macam apa yang mengirim pesan pada anaknya dengan perkataan kasar seperti itu.

Rayta terlihat fokus dengan pikirannya sampai gadis itu tak menyadari Falcon mengambil ponselnya.

“Anak tak tahu diri? Apa aku membesarkan mu agar bersikap kurang ajar seperti ini?”

“Apa kau ingin di hukum, cepat pu––”

Rayta mengambil ponselnya dari tangan Falcon dengan mata melotot tajam.

“Apa yang barusan kau lakukan?”

Sebelah alis tebal Falcon terangkat, ia kemudian menjawab “Membaca pesan dari ayahmu.”

“Aku tahu, tapi tadi itu kau––

“Dia telah melewati batas.” Falcon menyela saat melihat Rayta akan kembali bicara.“Tinggallah di tempat ini untuk sementara waktu.”

“Kau ingin pergi kemana?” tanya Rayta tatkala melihat Falcon berjalan pergi dengan raut wajah yang tak bisa dikatakan baik.

“Bekerja.”

“Ah, benar kau bukan pengangguran seperti aku.” kata Rayta dengan nada lesu.

Falcon tersenyum tipis mendengar suara Rayta,“Semua yang kau butuhkan kau bisa memintanya pada kepala pelayan. Nikmati harimu, Rayta.”

“Baik, semoga harimu juga menyenangkan.”jawab Rayta dengan nada sedikit keras.

“Hariku akan selalu menyenangkan jika terus bersama denganmu, Rayta.”gumam Falcon pelan sebelum melangkah keluar dari mansion nya.

Tiba di luar mansion, Falcon terlihat menghubungi seseorang, “Cale, tarik semua modal yang kita tanamkan di Sunny's house.”

“APA! semuanya?”

“Anda yakin? bukankah itu bisnis calon mertua anda di Eropa ketua?!”

“Aku tidak pernah main-main, anggap saja ini sebagai peringatan untuknya.”  kata Falcon sebelum mematikan sambungan teleponnya.

“Untuk siapa? Ketua, halo ketua....”

***

Suasana di sebuah Restoran bintang lima itu terasa suram. Di sana hanya ada tiga orang lelaki yang berpengaruh besar di kota ini.

“Master, aku tidak pernah setuju untuk bekerja sama dengannya?”Jey menunjuk Falcon yang duduk di hadapannya dengan tatapan dingin.

“Tidaka ada pilihan lain, hanya orang dalam yang bisa masuk dengan mudah tanpa di curigai oleh siapapun.” jawab Callix yang membuat Jey mendegkus tak puas.

Sedangkan orang yang menjadi topik pembicaraan itu terlihat tersenyum tipis sambil meletakkan teh yang baru saja ia minum. “Jey, umur anda sudah 20 tahun saat ini. Tapi anda masih tetap tinggal di sekolah SMA, apa anda tidak merasa lelah?”

Nyasar Di Novel BL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang