5

1.1K 105 2
                                    


emm, haii? hehehe

selamat membaca!

.

.

.

Bunyi lidah yang saling membelit terdengar di ruangan tengah pada rumah besar milik Jaeyun. Jemari Heeseung menahan pergerakan Jaeyun, bahkan dirinya tidak sadar entah sejak kapan Jaeyun sudah duduk di pangkuannya.

Makin lama akhirnya Heeseung melepaskan tautan bibir mereka dan mengecup bibir si cantik yang sudah merekah merah. Dipandanginya wajah cantik yang sudah merah merona itu. Jemari Heeseung kembali mengelus pipi itu dan makin turun ke leher putih yang menggugah selera untuk ditandai itu.

"hnghh kenapa kakh?"

Terdengar suara desahan kecil dari bibir Jaeyun membuat Heeseung tidak bisa berpikir normal. Lagipula mana bisa dia melewatkan lelaki secantik Jaeyun yang sudah siap untuk disantapnya itu, wajah cantik yang merah merona, rambutnya yang biasa tertata rapi sudah acak-acakan karena jemarinya tadi menggenggam surai Jaeyun, bibir yang merekah mengundang untuk dicium sampai bengkak, dan lihat pakaian yang dipakai oleh si cantik sudah tidak tertata rapi lagi, menunjukkan tulang selangka dan bahu Jaeyun yang seperti canvas, siap untuk Heeseung lukis dengan warna kemerahan.

"jaeyun"

Nada berat yang dikeluarkan oleh Heeseung itu membuat Jaeyun sedikit membulatkan kedua matanya. Hal itu juga makin membuat Heeseung tidak bisa menahan nafsunya, jemarinya turun dan meremas pinggang Jaeyun dan sesekali mengelusnya dengan sensual. Alhasil Jaeyun sendiri bergerak tidak nyaman karena stimulasi yang ada.

"kamu cantik, kamu tahu itu?"

"huhnghh! Makasihh aahh apahh kakhh!!"

Lengkingan suara Jaeyun itu tidak bisa ditahannya kala Heeseung mulai menyesap bahunya. Lengan Jaeyun mulai memeluk bahu lebar yang lebih tua, seakan melampiaskan nikmat yang diterimanya.

"nghh aahh apahh barusanh aangh enakkh"

Mendengar racauan tidak jelas yang dikeluarkan oleh Jaeyun membuat Heeseung menjauhkan kepalanya dari bahu Jaeyun, dirinya memilih untuk menatap Jaeyun yang juga dibalas dengan tatapan sayu milik si cantik.

"jaeyun, kamarmu di mana?"

"huh? Di atas kena—haahh?!!"

Jaeyun berteriak kala Heeseung sudah menggendongnya ala koala dan kembali menciuminya. Bahkan lelaki itu seperti tidak ada beban menggendong dirinya sembari menaiki tangga rumahnya yang lumayan besar itu.

"kanan atau kiri?"

"hnghh aahh kananhh yang pertamaahh!!"

Heeseung mencubiti hidung Jaeyun dengan gemas dan mulai berjalan ke arah kanan dan membuka kamar yang disebutkan oleh Jaeyun. Tangan Heeseung dengan sigap menghidupkan lampu kamar itu dan langsung melempar badan Jaeyun ke tempat tidur.

"urghh sakit"

Jaeyun masih merutuki perlakuan Heeseung padanya sebelum mendapati yang lebih tua berada di atasnya. Melihat hal itu membuat Jaeyun gelagapan sendiri.

"urgh kakak aaanghh mauh mauh apaa!!"

Bahkan Heeseung sama sekali tidak menghiraukan teriakan panik dari si cantik. Dirinya sudah dikuasai setan dan nafsu yang ada hingga memilih untuk memberi tanda kemerahan di leher Jaeyun sembari membuka kaos yang dipakai oleh Jaeyun.

Dan ketika Heeseung berhasil meloloskan pakaian atas milik Jaeyun, dirinya langsung terpukau begitu saja.

"indah, indah banget kamu jaeyun"

ARCHERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang