Selamat membaca~
.
.
.
Jaeyun menarik nafasnya kala melihat Heeseung berada di hadapannya.
"hei, matamu bengkak"
Heeseung menyentuh pipi dan mata cantik itu, terlihat sekali bahwa Jaeyun menangis sepanjang malam.
"kakak janji tiap akhir minggu kakak akan ke sini sampai kamu siap ke kota, ya?"
Mendengar ucapan Heeseung membuat Jaeyun tersenyum, "ayo masuk kak"
Jaeyun menggenggam jemari Heeseung lalu tiba-tiba saja badan Heeseung didorong dan Jaeyun menubrukkan bibir keduanya. Sedikit terkejut, namun dengan cepat Heeseung mengimbangi permainan Jaeyun hingga Heeseung merasakan rasa asin di ciuman mereka.
Jaeyun menangis.
"jaeyun, sebentar. Jaeyun?"
Jemari Heeseung mengusap kepala Jaeyun yang sedang menangis keras di ceruk lehernya itu. Bukannya tenang yang ada Jaeyun makin menangis.
"jaeyun. cantik, cantiknya kakak"
'cantik. Cantiknya aku'
Tangis Jaeyun makin deras. Kenapa Heeseung memperlakukannya dengan cara yang sama seperti Sunghoon?
Ah, iya Sunghoon.
Mengingat itu, membuat Jaeyun menjauhkan diri dari ceruk leher Heeseung dan dengan cepat lelaki itu mengusap air mata di pipi Jaeyun.
"hei, jangan sedih ya?"
Dengan cepat jemari Jaeyun mengambil sesuatu yang ada di saku belakang celananya dan menyembunyikannya.
"seperti yang kakak bilang tadi. Tiap akhir pekan—"
"gak usah"
Mendengar penolakan dan suara dingin milik Jaeyun membuat Heeseung kebingungan.
"ya?"
"bodoh"
Mendengar umpatan yang keluar dari bibir Jaeyun itu membuat Heeseung makin terkejut.
"jaeyun, kau—"
Sebelum Heeseung menyelesaikan kalimatnya, Jaeyun sudah menyuntikkan sesuatu ke lehernya.
Hal terakhir yang Heeseung lihat adalah raut datar milik Jaeyun. Lalu semuanya gelap.
.
.
.
Heeseung mengerjapkan kedua matanya. Perlahan cahaya masuk ke dalam matanya. Dengan kepala yang pening dan mata yang sakit, dirinya baru menyadari bahwa dirinya sedang terikat di sebuah kursi.
"ah, sudah bangun?"
Mendengar suara Jaeyun itu membuat kesadaran Heeseung ditarik ke kenyataan begitu saja. Dirinya dapat melihat Jaeyun berdiri tak jauh darinya.
"jaeyun?! apa-apaan ini!"
Heeseung berusaha melepaskan ikatan di badannya itu. Namun tidak membuahkan hasil, apa-apaan semua ini?
"kau masih bertanya?! Polisi macam apa kau yang tidak tahu siapa yang kau hadapi!"
Alis Heeseung berkerut mendengar teriakan lantang Jaeyun itu. Namun semuanya menjadi jelas kala dirinya menyadari sebuah foto besar yang terpajang di kamar itu. Karena itu adalah foto manisnya dengan lelaki lain yang dirinya ketahui sebagai kriminal, Park Sunghoon.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHERY
Fiksi Penggemardon't let your guard down, or you'll be the next target. HeeJake!