Selamat membaca!
.
.
.
"kamu tinggal sendirian?"
Saat ini Heeseung tengah berada di kediaman lelaki manis bernama Jaeyun. Rumah besar itu terlihat masih menyimpan kesan lama dan kuno seperti peninggalan rumah zaman lama. Terlebih ketika mendapati Jaeyun hanya mengangguk sembari membawa berbagai makanan untuk dihidangkan.
"kamu gak takut?"
"kenapa harus takut?"
Jaeyun menaruh piring di hadapan Heeseung, "silakan dinikmati, semoga kita bisa berteman ya"
Heeseung hanya menganggukkan kepalanya sembari menyuap beberapa sendok makanan yang dibuat oleh Jaeyun, "woah! Enak, kamu pandai memasak ya"
"terima kasih"
Heeseung terus-menerus memandangi Jaeyun yang duduk di hadapannya. Makin dilihat kenapa makin manis astaga.
"kamu sudah berapa lama tinggal di sini?"
"oh, hanya tiga bulan"
"sebentar sekali yaa"
"ya, sangat disayangkan. Namun, saya harus bekerja kembali. Jika tidak kembali saya akan dipenggal atasan hahahaha"
Jaeyun mengalihkan pandangannya untuk melakukan kontak mata bersama Heeseung, "maaf sebelumnya, kamu bekerja sebagai apa? Kok bisa cuti tiga bulan"
"oh itu, saya bekerja di kepolisian. Baru-baru ini tim kami memecahkan kasus yang berat, maka dari itu saya mendapatkan cuti"
"wow, keren sekali ya"
"biasa saja"
Dipuji seperti itu membuat Heeseung malu. Kenapa dia lemah sekali sih? Padahal baru sekali dipuji oleh si cantik.
"saya... jarang ke luar sih, maksudnya ke luar dari desa ini. Jadi saya kurang tahu dengan perbincangan di luar sana. Sinyalpun sedikit susah. Pasti kamu orang terkenal dan terpandang ya, maaf jika tidak mengenalimu dengan cepat"
Mendengar itu membuat Heeseung mengangkat tangannya dan menggerakkannya seakan mengucapkan gestur yang tidak setuju dengan perkataan Jaeyun, "saya bukan orang terkenal. Lagipula kita bisa mengenal satu sama lain secara langsung, bukan?"
Dan pertanyaan yang lebih ke penawaran oleh Heeseung itu dihadiahi oleh senyuman oleh Jaeyun, "ya, boleh"
.
.
.
Jaeyun membereskan sisa-sisa piring kotor yang akan dicucinya. Namun tangannya dengan cepat membanting piring bekas makan yang disuguhkannya kepada Heeseung.
Bunyi antara keramik beradu dengan dinding terdengar keras hingga memekakkan telinganya. Namun, Jaeyun tetap bergeming sembari membereskan piring itu untuk dibuangnya.
"menjijikkan"
Setelah selesai membuang pecahan piring itu, Jaeyun langsung mencuci piring kotor yang ada. Lalu dirinya beralih untuk masuk ke dalam kamarnya. Tangannya dengan cepat membuka salah satu laci di kamarnya, dan mengambil sebatang rokok yang ada.
Asap yang memiliki aroma manis itu tercium di kamar itu. Sedangkan si cantik hanya terduduk sembari memandang langit gelap dari jendela kamarnya.
"aku sudah bertemu dengannya"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHERY
Fanfictiondon't let your guard down, or you'll be the next target. HeeJake!