Vall company, perusahaan di bidang penyedia studio yang kini melebarkan sayapnya di bidang penyedia talent.
Pemimpinnya yang juga sahabat dari David adalah pria lajang yang hobi gonta ganti perempuan dengan alasan tak jelas.
***
"Selena, apa kau akan tidur seharian! Mama tidak membesarkan mu untuk itu!" Teriak Amanda yang pagi pagi sudah mengantarkan sarapan untuk anak semata wayangnya itu.
Selena yang masih terlelap bangun dengan kesal "Ma! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!" Omel Selena, sudah hampir 10 tahun asupan Selena selalu diatur oleh Amanda. Dia bahkan menghitung kalori tiap harinya. Bagi Amanda, tubuh Selena tidak boleh melebar barang 1 centi.
Amanda menaruh salad di dalam kulkas dan mengambil tas hitam miliknya yang tadi di sofa "Jangan banyak bicara! Makan itu dan berhenti menggunyah jeli manis ini." Amanda membuang sisa permen jeli yang semalam Selena beli.
***
Gadis yang kini siap untuk melakukan aktifitas setelah semalam beristirahat dengan tenang malah harus di kejutkan dengan David yang ada di sebelah pintu apartemennya bersama Amanda.
Selena memalingkan wajah "Kalian belum pergi?"
Pintu kamar sebelah terbuka, dan Lucas pria yang juga sudah rapi dengan kemeja putih serta celana hitamnya melirik ke arah Selena yang hendak pergi "Apa itu Selena?" Tannya pria dengan suara husky itu.
Amanda yang pertama menjawab "Selena, ini adalah Lucas. Dia teman David dan juga CEO dari Vall." Jelas Amanda sambil mengatur nada bicaranya.
Malas sekali sebenarnya, namun mendengar kata Vall membuat Selena bergeming. Dia cukup pintar untuk tidak mencari masalah dengan perusahaan seberpengaruh itu.
"Hai, Aku Selena. Salam kenal." Selena menyodorkan tangannya, menyalami Lucas.
Lucas hannya tersenyum simpul dan membalas salaman Selena "Salam kenal. Aku tidak tau kita bertetangga?"
Selena mengangkat bahu "Aku jarang dirumah. Emm.. kalau begitu aku permisi dulu." Dia mengedarkan tatapan ke tiga orang tersebut dengan cepat.
***
Selena menjadi model bukan karena butuh, tapi karena dia ingin. Uang dari ayah kandungnya sudah lebih dari cukup untuk biaya hidup Selena yang terhitung sederhana. Belum lagi butik yang ia bangun kini makin laris walau bukan dia yang mengelolanya sendiri.
Mencari kesibukan di tengah tengah kegilaan orang orang di sekitarnya.
Mungkin itu pula yang membuat Selena sampai detik ini enggan memiliki kekasih. Dia tidak ingin seperti kedua orang tuanya yang menelantarkannya seperti barang bekas.
Siang ini, Selena harus menghadiri pemotretan untuk brand yang cukup terkenal. Perawakan Selena yang munggil di banding mode lain membuatnya tak banyak dilirik oleh para brand yang memiliki kesan dewasa.
'Kalau aku lebih tinggi mungkin aku akan lebih sibuk dari sekarang' batin Selena saat berganti baju. Tingginya hannya 168cm, itu pendek untuk ukuran model yang biasanya 170 cm ke atas.
"Selena! Sudah siap?" Tannya salah satu staff.
Selena lekas keluar dengan pakaian set olahraga remaja "Aku rasa, aksesoris ini tidak cocok." Selena mengembalikan gelang emas polos itu.
Staff itu mengangguk dan membawa gelang itu pergi. Dinilai memiliki selera fashion yang tinggi, ucapan Selena sering di dengar oleh staff dari brand yang menyewanya.
"Selena sebelah sini!" Panggil wanita yang terlihat kusut itu.
***
Setelah selesai melakukan pekerjaanya, Selena pamit kepada para staff. Dia hendak pergi ke sebuah cafe karena hari sudah mulai gelap.
"Sudah jam 7 rupanya." Gunam Selena pelan,setelah melirik jam tangannya.
Suara langkah kaki yang terhenti di belakang Selena itu langsung menepuk pundak gadis munggil itu "Selna."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy Friend (END)
Short StorySelena 22 tahun harus tinggal sendiri setelah kedua orang tuanya berpisah. Dia tinggal di apartemen dekat dengan teman ayah tirinya. Lucas 38 tahun, sudah mencintai Selena bahkan saat gadis itu masih duduk di bangku kelas 3 SMA.