Gagal

1.4K 98 30
                                    

Keesokan harinya, naraya membuka matanya yang terasa berat. Tubuhnya kaku dan pegal, seakan baru saja digiling berjam-jam tanpa berhenti.
Kemudian delta itu teringat apa yang sudah terjadi semalam.

Oh… dia melakukannya… dengan zachary…

Dia memberikan kali pertamanya pada seseorang yang bukan suaminya,… seseorang yang sudah menjadi suami orang lain….

Bukan karena cinta atau apapun itu, tapi karena uang.

.
.
.

Kotor,

Itu yang pertama kali terlintas di benak nara, sebelum dirinya kembali teringat kelakuannya semalam.

Bibirnya mungkin berkata tidak diawal, tapi tubuhnya berkata iya, bahkan dengan gampangnya dia ikut andil dalam kegiatan ‘kotor’ itu dengan penuh antusias. Mendesah nikmat dan memainkan pinggulnya untuk mengejar kenikmatan duniawi yang diberikan zachary.

Naraya merasa mual.

Delta itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya, sama sekali tidak peduli jika dia sudah kembali sendiri didalam kamar luas itu, dan juga tidak mempertanyakan keberadaan zachary sekarang.

Tidak lama kemudian, suara muntah dan isakan terdengar dari balik pintu kamar mandi.

***

**

*

Malaika memandangi wajah tertidur zachary. Suaminya itu kembali kekamar mereka di pagi buta.

Setelah menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi, zachary langsung berbaring dan memejamkan matanya, menyapa tidur tanpa menyentuh malaika sedikitpun.

Wanita itu terjaga sepanjang malam, memperhatikan setiap lekuk wajah tampan suaminya. Cemburu? Tentu saja malaika cemburu, suaminya sudah menghabiskan separuh malam dengan orang lain, dan malaika tau betul apa yang sudah mereka lakukan dibalik pintu kamar naraya. Tapi malaika hanya bisa menahan rasa sakit cenburunya itu, karena dia yang sudah meminta mereka melakukan ini.

Dia yang memulainya.

Jadi malaika hanya bisa merasakan sakit dalam diam, sambil berdoa semoga saja naraya bisa hamil secepatnya.

Semoga saja satu tahun ini akan segera cepat berlalu.

Semoga dia bisa mendapatkan donor jantung secepatnya.

Semoga dia bisa memiliki kesempatan untuk terus bersama suaminya.

Semoga dia tidak akan bertemu dengan nara lagi setelah waktu yang dia bayarkan untuk delta itu ssudah selesai.

Dan dia tidak perlu merasakan cemburu untuk yang kedua kalinya pada delta itu.

Malaika mendesah lelah, lalu perlahan memeluk zachary, mengalungkan lengan kekar pria itu di pinggangnya, lalu membenamkan kepalanya didada bidang suaminya, dan mencoba untuk ikut tertidur, mencoba untuk melupakan.


***

**

*

10 hari berlalu, nara terus mengurung diri di kamarnya. Bukannya berniat tidak sopan kepada pasangan pruk, tapi delta itu merasa dia tidak sanggup untuk peduli. Saat melihat wajah malaika hanya akan membuatnya merasa bersalah dan kesal secara bersamaan, saat hanya melihat kilasan punggung tuan pruk membuatnya mengingat kembali adegan-adegan seksual mereka malam itu.

Dan mengingat itu semua membuatnya merasa jijik pada dirinya sendiri. Nara tidak bisa.

Jadi delta itu memilih untuk mengurung dirinya dikamar luas itu dan menghabiskan harinya dengan membaca buku-buku novel yang tersusun rapi di rak buku kecil kamarnya.

Nara merasa mual sepanjang waktu, tapi delta itu tau betul rasa mualnya bukan disebabkan oleh janin yang mulai tumbuh didalam perutnya, itu bukan tanda kehamilan. Delta itu mual setiap kali kulitnya merasakan bayangan sentuha tuan pruk malam itu, sentuhan yang sama sekali tidak ditolak olehnya.

Hari ini, tepat di hari kesepuluh setelah malam seksual yang dihabiskanyya dengan tuan pruk. Nara mengambil test kehamilan yang tersimpan di lemari kebutuhan di kamar mandi. Perlahan delta itu mengikuti petunjuk pemakaian benda kecil tersebut.

Jantungnya berdegup kencang, memohon kepada tuhan, kepada siapa saja yang mendengarkan permohonannya agar dua garis muncul di indikator alat itu.

Nara ingin hamil,

Dia harus hamil.

Setelah menunggu sesuai waktu yang di sarankan, nara melirik ke alat test itu dengan perasaan penuh takut dan harapan.

Matanya membelalak tidak percaya melihat garisan yang di tunjukkan oleh alat digital itu.

Jantungnya seakan terjatuh dan pandangannya kabur untuk beberapa saat ketika didapatinya alat test itu hanya menunjukkan satu garis.

Tidak patah semangat, nara kembali meraih beberapa test kehamilan yang masih terbungkus rapi, di bukanya bungkusan-bungkusan itu dengan tangan bergetar, dan dengan jantung yang berdegup tidak karuan, nara kembali menggunakan test tersebut, tidak hanya satu kali ini, tapi beberapa sekaligus.

Beberapa menit kemudian, nara memandangi jejeran alat test kehamilan yang semuanya masih menunjukkan hasil yang sama. Matanya berkabut dan nafasnya memburu.

Nara mengambil langkah mundur, menjauhi deretan alat-alat test itu.

“AAAAKKKHHHHH!!!!!!”

Semalam Bersama Mr. PrukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang