Merasa sedikit aman, Naranya gagal menyadari jika Malik tidak membawanya kembali kekediaman keluarga Pruk, sampai semuanya sudah terlambat.
Naraya memandangi rumah tradisional didepannya dengan jantung yang kembali berdegup kencang. Matanya sesaat melirik pada Malik yang mengulurkan tangannya pada Naraya, menawarkan bantuannya agar Naraya bisa keluar dari mobil dengan mudah.
Nara mengabaikan tangan itu.
"kamu membohongiku." Bisiknya.
"tidak sepenuhnya. Cepat atau lambat Zachary akan menyadari kalau saya sudah membawa Nara kemari dan menjemputmu, tenang saja. Saat ini, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Ucap Malik dengan tenang, sambil mengisyaratkan agar Naraya mengikutinya.
Dan apa yang Nara bisa lakukan? Dengan orang-orang bersenjata yang mengelilingi mereka?
Mengeratkan pelukannya pada gundukan perutnya, melindungi bayi yang dikandungnya dengan jantung yang terus berdegup kencang, Nara melangkah untuk memasuki rumah besar yang di jaga ketat itu.
Nara hanya bisa berdo'a, jika kejadian menegangkan yang terus dialaminya hari ini tidak akan berpengaruh buruk terhadap bayinya.
Nara mengikuti langkah Malik, menyusuri lorong-lorong rumah yang dihiasi dengan ukiran kayu dan barang-barang antik. Sangat berbeda dari rumah keluarga Pruk yang dihiasi dengan banyak Kristal dan aksen emas mewah. Tapi tetap saja, kedua rumah ini meneriakkan uang, dan kemewahan yang tidak akan bisa Nara bayangkan sebelum dia bertemu dengan keluarga Pruk.
sebelum mengetahui dirinya adalah seorang Song, bagian dari dunia yang tidak dikenalinya ini.
Sesaat kemudian, Malik berhenti didepan pintu mahogani yang tertutup rapat. Malik mengetuk pintu itu sekali, lalu mempersilahkan Naraya untuk masuk.
Menegak ludah nya kasar, Nara menarik nafas dalam, dan melangkah masuk kedalam ruangan itu. Lalu bertemu mata dengan seorang pria tua, yang memiliki kemiripan penuh dengan Zachary.
Pria tua itu mengangguk, dan mengisyaratkan Naraya untuk duduk di depannya.
Seorang pelayan yang tidak Nara sadari kehadirannya melangkah maju, dan membantu Nara duduk di kursi dengan nyaman sebelum kembali melangkah mundur, membuat kehadirannya kembali tidak disadari.
"Naraya." Ujar pria tua itu, tenang, sambil memandangi gundukan perut Naraya. "saya yakin kamu sudah tau siapa saya."
Nara menunduk, sadar benar jika yang sedang berbicara padanya saat ini adalah patriarch Pruk Ellard, Zander, kakek Zachary yang sudah sering didengarnya selama ini.
Pria kejam yang seharusnya akan membesarkan bayinya.
Nara mengeratkan pelukannya pada perutnya.
"jangan takut padaku Naraya, aku disini tidak untuk menyakitimu." Ucap Zander lagi, tenang.
Mendengar itu, Naraya menyunggingkan senyuman penuh ironi. "tapi anda akan mengambil bayiku. Keduanya sama saja."
Zander memandangi wajah Nara, penuh penasaran.
"bayi Zachary. Sepengetahuan saya, kamu dibayar untuk mengandung anak itu."
Nafas Naraya menyesak, tercekat. Sejak awal Naraya tau jika dia tidak memiliki hak atas bayi yang di kandungnya, tidak bisa memiliki hak itu. Tapi mendengarnya diucapkan secara gamblang oleh 'orang lain' benar-benar terasa menyesakkan.
Sesal, dan pahit dirasakan Nara disaat yang bersamaan.
Jika Nara bisa mengedalikan semuanya, Nara ingin bayinya tetap berada didalam kandungannya, dan tidak pernah keluar dari perlindungan rahimnya. Nara tidak ingin dipisahkan dengan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semalam Bersama Mr. Pruk
Fiksi PenggemarNara bersedia meminjamkan rahimnya untuk pasangan suami istri Mr. Dan Mrs Pruk yang sulit untuk mendapatkan keturunan demi imbalan uang dalam jumlah besar. Pikirnya, urusan mereka hanya akan sampai disini saja dan setelah dia melahirkan bayinya Nara...