Seminggu sudah Malaika kembali dari rumah sakit. Tubuh wanita itu lebih ringkih dan lemah dari sebelumnya. Wajahnya pucat, pandangan matanya sayu.
Sepulangnya dari rumah sakit, Malaika mengumumkan kepada keluarga besar mereka, klan Song, jika akhrinya Keenan sudah ditemukan.
Menggemparkan kerabat mereka yang sudah lama menerima kenyataan jika Keenan mungkin tidak akan kembali lagi. Tidak sedikit yang mencoba meyakinkan Malaika jika Naraya bukan Keenan yang asli, jika Naraya hanyalah penipu yang mengincar harta kekayaan.
Tapi semua teori itu dipatahkan dengan mudah oleh Malaika.
Malaika mengirimkan semua bukti tentang identitas Naraya yang sebenarnya kepada paman-pamannya, orang-orang yang sudah menopangnya selama ini, mendukung keputusan Malaika dan membantunya menjalankan rencana balas dendamnya.
Ketiga pamannya ingin bergegas menemui Keenan, atau Naraya secepatnya, tapi atas permintaan Naraya yang masih belum mau mengungkapkan dirinya dihadapan keluarga besar mereka dan keraguannya pada orang asing, malaika menolak permintaan paman-paman mereka secara halus. Dan hanya pasrah membiarkan paman tertua mereka bertemu Naraya di dalam perlindungan dinding rumah Malaika. Masih tidak ingin identitas Naraya yang sebenarnya bocor sebelum bayi yang dikandung Nara berhasil lahir dengan selamat.
Saat ini Malaika duduk di samping naraya, menahan letih dan mencoba tersenyum pada paman mereka dan Nara, walaupun seluruh tubuhnya terasa seperti diremuk, dan dadanya terasa sesak, berhadapan dengan paman tertua mereka yang terus memandangi wajah Naraya dengan mata berkaca-kaca.
Mereka bertiga berkumpul di salah satu ruang pertemuan kecil yang ada di rumah besar itu, tertutup. Hanya ada mereka bertiga didalam ruangan itu, tanpa ada satupun pelayan ataupun pengawal yang biasanya berada disetiap sudut rumah, siap siaga untuk menjaga dan melayani penghuninya.
“kamu…. Kamu benar-benar mirip dengan ibumu.” Ujar paman mereka dengan suara yang menahan tangis.
Malaika tersenyum penuh kesedihan, mengingat, ya, Naraya memang sangat mirip dengan mendiang ibu mereka. Sedikit aneh bagaimana Malaika tidak bisa mengenali kemiripan itu diawal pertemuan mereka.
Nara menundukkan kepalanya, mengingat kembali kedua sosok pasangan didalam foto tua yang beberapa hari lalu di tunjukkan oleh malaika. Orang tuanya.
Nara masih membiasakan dirinya dengan identitas barunya.
Pandangan paman mereka kemudian tertuju pada perut Naraya yang membesar, dan juga perut Malaika yang datar, Malaika yang seharusnya ‘hamil’.
“dan sepertinya kalian harus memberikan penjelasan tentang kenapa kamu yang harusnya hamil malah terlihat sakit, dan bayi siapa yang Naraya kandung.” Ucap paman mereka dengan serius, pria itu sudah kehilangan pandangan sedihnya dan menggantikannya dengan pandangan penuh selidik.
Nara terlihat sedikit panik, sedangkan Malaika hanya menghela nafas lelah. Wanita itu memandangi Nara dan pamannya bergantian sebelum akhirnya membuka mulutnya, dan mulai menjelaskan bagaimana dia bisa bertemu dengan Naraya.
Di akhir penjelasannya, paman mereka terdiam. Lalu melepaskan desahan lelah yang panjang sambil menguruti keningnya.
“Malaika….”
“Paman, tolong jangan menceramahiku lagi tentang masalah ini. Iya, keputusanku dan Zachary salah. Dan sekarang yang menangggung kesalahan kami adalah Naraya. Tidak seharusnya kami memaksa Naraya melakukan ini.” Ujar Malaika dengan nada menyesal.
Mereka bertiga kembali terdiam. Sebelum paman mereka kembali memandangi gundukan di perut Naraya.
“bayi itu, tidak akan terlahir sebagai anak kamu Malaika, tidak juga dia akan terlahir sebagai anak Naraya. kamu harus menyadari hal itu. Perjanjian yang kamu lakukan dengan pak tua Pruk Ellard membuat kamu kehilangan segala hak untuk anak itu nantinya, bayi itu akan menjadi milik tuan Pruk, untuk dia besarkan sesuka hatinya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Semalam Bersama Mr. Pruk
FanfictionNara bersedia meminjamkan rahimnya untuk pasangan suami istri Mr. Dan Mrs Pruk yang sulit untuk mendapatkan keturunan demi imbalan uang dalam jumlah besar. Pikirnya, urusan mereka hanya akan sampai disini saja dan setelah dia melahirkan bayinya Nara...