Warning : Explicit sexual act ahead 🔥
Dimohonkan membaca dengan kebijakan masing-masing. Bagi yang merasa tidak nyaman dengan deskripsi seksual, bisa di skip, tidak akan mempengaruhi jalan cerita 🙏
Ok, peringatan sudah diberikan, bagi yang tetap membaca, selamat menikmati 🙂
*
*
Awalnya nara memejamkan matanya rapat, menolak untuk melihat sosok zachary yang berada diatasnya, walaupun tubuhnya terbaring pasrah dibawah kungkungan pria itu.
Nafas keduanya memburu, desahan zachary terdengar amat nyaring didalam ruangan luas itu, seperti sambaran petir yang berulang-ulang kali menyentuh sarafnya, menghidupkan desiran serta sensasi menyengat disekujur tubuhnya.
Zachary bergerak perlahan didalamnya, benda keras itu terus bergesekan sensual didalam dinding keintiman nara, menarik desahan demi desahan, erangan demi erangan dari bibir merah delta itu.
“eergghh….” Erang zachary penuh nikmat,
Nara memang menolak untuk melihat zachary, tapi tidak dengan pria itu. Zachary tidak pernah melepaskan matanya dari naraya sedetikpun sejak mereka memulai semua ini beberapa menit yang lalu.
Ada sihir tersendiri dari wajah pasrah penuh nikmat naraya, menggoda pria itu untuk tidak melepaskan matanya dari wajah cantik delta itu. Penyesalan dan rasa bersalah yang mengekangnya sebelumnya seakan terlupa, dibuang jauh dan tidak lagi diingat.
Zachary mendekatkan wajahnya pada naraya, dan tanpa dia sadari pria itu membubuhkan sebuah kecupan tipis pada bibir merah naraya.
Sesaat, keduanya terdiam. Dan naraya yang tadinya memejamkan matanya erat membuka lebar matanya, memandangi zachary penuh tidak percaya dengan dua manik gelapnya.
Keduanya berpandangan, dan entah apa yang mereka lihat di mata satu sama lain.
Kemudian, seakan benang tak terlihat yang menahan keduanya untuk dekat lebih dalam putus, zee menarik kepala naraya dengan urgensi yang bisa dirasakan naraya dari tatapan pria itu yang tidak juga teralih darinya.
Bibir mereka bersentuhan setelahnya, berantakan, basah, dan penuh hasrat tidak terkendali.
“uumm…. Uhh..” desah naraya, kedua tangannya yang tadinya lunglai memeluk tubuh kekar zachary erat, satu tangannya terbenam di surai hitam pria itu, dan satunya lagi meninggalkan jejak goresan kuku di punggung zachary.
Basah, lidah mereka berdua bermain liar, menelusuri setiap rongga yang bisa digapai, menggoda, bermain dengan hasrat yang terus memuncak.
Lenguhan, erangan dan desahan terus terlepas dari tenggorokan keduanya. Tapi tautan bibir mereka tidak juga terlepas. Terus, terus bermain dengan satu sama lain.
Entah berapa lama waktu yang mereka lewati dengan bibir yang tidak pernah terlepas dari satu sama lain, sampai akhirnya zachary melepaskan tautan bibir mereka dengan satu kecupan kuat.
Zachary mendudukkan dirinya, dengan benda kerasnya yang masih tertanam dalam di keintiman naraya, masih dengan kedua tangan naraya yang memeluknya erat, membuat delta itu juga ikut terangkat berasamaan dengannya.
Mereka berpandangan, masih dengan getaran dan hasrat membuncah yang mereka sampaikan beberapa saat lalu.
Sampai akhirnya, zachary yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, menghentakkan pinggulnya kasar, menyentuh bagian naraya yang paling dalam.
“Ahhh!!!”
Dinding basah naraya mencengkramnya erat, memijat dan menariknya lebih dalam.
“errghh… nara…” erang zachary, pria itu mencengkram pinggang naraya kuat, meninggalkan bekas kemerahan pada kulit mulus delta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semalam Bersama Mr. Pruk
Hayran KurguNara bersedia meminjamkan rahimnya untuk pasangan suami istri Mr. Dan Mrs Pruk yang sulit untuk mendapatkan keturunan demi imbalan uang dalam jumlah besar. Pikirnya, urusan mereka hanya akan sampai disini saja dan setelah dia melahirkan bayinya Nara...