2006, geneva
“aku nggak mau ikut… nggak mau ikut!! Aku mau disini aja sama kakak!!” rengek bocah berusia 7 tahun itu.
Rengekan itu terus-terusan diucapkan dengan suara lantang, dan diiringi dengan suara hentakan kaki yang sangat mengganggu.
Malaika yang tadinya hanya berdiam diri di ruangan sebelah akhirnya mendesah kesal, tidak tahan mendengar keributan yang dibuat oleh adiknya itu.
“Keenan.” Tegurnya dengan tegas.
Bocah delta yang tadinya merengek pada salah satu pengasuhnya yang kewalahan akhirnya menghentikan rengekannya. Mata bulat nya yang masih penuh dengan keluguan menatap Malaika dengan memohon.
“Aku mau disini aja sama kakak.” Ujarnya, sambil sedikit terisak
Malaika mendesah lelah, lalu menghampiri Keenan, adiknya.
Malaika yang saat itu masih berusia 18 tahun berjongkok, menjajarkan tingginya dengan Keenan agar adiknya itu bisa dengan mudah melihat wajahnya, dan tidak perlu mendongak.
“Keenan harus pulang ke bangkok sama papa dan mama, kan lusa mau sekolah.”
“tapi Keenan mau sama kakak, Keenan nggak mau pisah sama kakak.”
Malaika tersenyum, lalu memegangi salah satu tangan Keenan.
“pisahnya nggak lama kok, nanti kalau kakak sudah selesai urusannya disini, kita bisa ketemu lagi.”
“Tapi kan masih lama.”
“nggak lama, Cuma 2 minggu.”
“2 minggu itu berapa hari?”
“14 hari.”
“ tuh kan lama!!! Keenan nggak mau pisah sama kakak!”
Malaika hanya bisa tersenyum pasrah, wajar jika Keenan terlalu menempel padanya. Sejak Keenan bisa mengenali wajah orang-orang disekitarnya. Yang paling sering menjaga Keenan adalah Malaika, saat kedua orang tua mereka sibuk dengan urusan klan dan perusahaan.
Malaika sendiri, selain menganggap Keenan sebagai adik kesayangannya, juga menjaga Keenan seolah-olah delta kecil itu adalah anaknya sendiri. Anak yang susah payah dia besarkan di usia belia.
Malaika memeluk Keenan dengan hangat.
“Keenan ikut papa dan mama dulu ya. Nanti kak Malaika pasti menyusul secepatnya. 14 hari nggak lama kok.”
“tapi Keenan nggak mauu…” Keenan masih saja merengek, memegangi baju Malaika yang dipeluknya dengan erat.
“Keenan. Keenan kan anak baik, anak baik itu penurut. Ya kan? 14 hari nggak lama kok, nanti kak Malaika akan bawakan Keenan banyak oleh-oleh. Ok?”
Malaika berbicara dengan nada lembut, tapi juga tegas. Dan Keenan yang sudah terbiasa dibesarkan oleh kakaknya sadar jika Malaika berbicara tegas dengannya, dan tidak ingin dibantah.
Akhirnya, bocah berusia 7 tahun itu mengangguk pasrah. Dan menurut pergi bersama beberapa pengasuhnya, menuju mobil yamg akan membawanya ke bandara, bersama kedua orangtuanya.
Keenan melambaikan tangannya pada Malaika sekali lagi dari balik jendela mobil dengan ekspresi yang masih sedikit terlihat tidak rela, tapi Malaika membalas lambaian Keenan dengan senyuman lembut.
Malaika menyaksikan mobil sedan hitam itu melaju menjauhi rumah liburan keluarga Song dengan kecepatan tinggi, senyuman kecil diwajah mudanya.
Tidak mengetahui jika saat itu adalah saat terakhirnya melihat kedua orangtua dan adik kecilnya masih bernyawa.
*
*
*
3 jam kemudian, Malaika mendapatkan telpon jika mobil yang ditumpangi keluarganya jatuh ke sungai karena rem blong.
Kedua orangtua dan supir pribadi mereka meninggal di tempat karena kehabisan nafas, tenggelam. Sedangkan adik kecilnya, adiknya yang memohon untuk tinggal bersama Malaika hilang. Tubuh kecilnya tidak ditemukan didasar sungai, ataupun sekitarnya.
Malaika mengingat jelas bagaimana jantungnya terasa seperti tertusuk ribuan belati, memegangi jemari ibunya yang sudah membeku. Dan menatapi wajah ayahnya yang pucat dengan bibir membiru.
Gelisah, mengetahui kabar jika jasad adiknya tidak juga ditemukan setelah 3 hari pencarian.
Rasa bersalah dan sesal terus mengikuti malaika sejak hari itu.Banyak andai berputar di kepalanya. Seandainya saja Malaika tidak memaksa Keenan untuk ikut orangtuanya, mungkin adik kecilnya masih bersamanya saat ini. Mungkin Malaika masih akan memiliki setidaknya satu keluarga yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semalam Bersama Mr. Pruk
FanficNara bersedia meminjamkan rahimnya untuk pasangan suami istri Mr. Dan Mrs Pruk yang sulit untuk mendapatkan keturunan demi imbalan uang dalam jumlah besar. Pikirnya, urusan mereka hanya akan sampai disini saja dan setelah dia melahirkan bayinya Nara...