Osaka,jepang
Tit
Tit
Tit
Suara detakan jantung menggema dalam keheningan mengabaikan seseorang yang mungkin saja terganggu dengan suara bising yang tak pernah berhenti bersuara itu, saling berlomba dan berpacu dengan suara detik jam yang setia berdetak.
Garis beriak menghiasi monitor di samping ranjang menemani seorang pemuda yang masih enggan membuka mata.
Perban dikepalanya sudah menghilang entah kemana menyisakan plester kecil yang menghiasi kening putihnya,namun kondisi nya jauh dari kata baik setelah beberapa waktu lalu menyerah dengan rasa sesak yang di alaminya.
Setelah sekian lama akhirnya ia bisa kembali menempati kamar semasa kecilnya dulu,entah karena ia sangat merindukan kamar itu hingga kini ia tak mau beranjak dari ranjangnya ,setia terpejam dan terlelap tak ada niatan sedikitpun untuk bangun dan menyapa penghuni rumah yang lama ia tinggalkan.atau mungkin karena ia marah akan keputusan seseorang yang sayangnya tak bisa ia bantah hingga jalan terbaik yang ia tempuh adalah mengistirahatkan tubuh dan pikirannya dengan tetap tertidur tanpa terusik oleh siapapun.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan seorang pria tua yang sudah mulai renta yang kini dengan langkah perlahan mendekati sang pangeran yang masih terlelap damai.
Perlahan ia dudukan tubuhnya di tepi ranjang memandang sendu pangerannya yang terlihat lemah dan pucat dengan selang oksigen yang melingkari hidung lancipnya.
"apakah kali ini haraboji menyakitimu lagi prince hingga kau mengabaikan haraboji seperti ini"
Ingatan tuan do kembali ke masa lalu saat sebuah pertanyaan terlontar begitu saja dari bocah mungil yang begitu polos nan menggemaskan dengan sorot mata yang selalu berbinar namun tersimpan kerinduan yang sangat dalam yang ia yakini jika cucunya tengah merindukan keluarga nya yang jauh disana. Dan pertanyaan yang sangat sederhana itulah yang hingga saat ini masih menyisakan rasa sesak di hatinya.
"haraboji boleh aku bertanya"
"tentu saja boleh,kau mau tanya apa hmm?"
Ujar tuan do lembut merengkuh tubuh mungil cucunya dan mengecup sayang pucuk kepalanya
"kenapa haraboji menahanku disini dan tak mengijinkan aku ikut bersama eomma dan appa ke korea"
Deg
"aku rindu mereka ,aku rindu pelukan eomma,aku rindu nasehat appa ,aku juga rindu bermain dengan hyung"
Pertanyaan itulah yag membuat hati nya terenyuh dan sakit ,memang jika dipikirkan secara logika diusianya yang masih belia seharusnya kyungsoo berada dalam pengasuhan orang tuanya namun dengan egoisnya ia memonopoli cucu kesayangannya untuk dirinya sendiri mengabaikan fakta jika si kecil masih membutuhkan orang tuanya.sungguh ia begitu menggilai cucu nya sendiri hingga ia terus memohon pada putra bungsunya yang tak lain adalah ayah kyungsoo untuk membiarkan kyungsoo tinggal bersamanya.katakanlah ia terobsesi dengan cucunya sendiri setelah ia kehilangan dua cucu kembar nya sekaligus karena sebuah kecelakaan.
Meski berat meninggalkan si kecil namun sebagai seorang anak tuan dan nyonya do saat itu tak bisa membiarkan kondisi kesehatan ayah mereka yang semakin hari semakin memburuk hanya karena mereka ingin mempertahankan kyungsoo disisi mereka.
Toh jika kyungsoo bersama dengan ayah dan ibunya tuan do yakin kehidupan putranya akan terjamin,orang tuanya akan mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada sikecil dan ia pun masih bisa mengunjungi putranya saat mereka tengah senggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
cute boy
Fanfiction"yak kenapa kau memukul kepalaku ?" "kau menginjak kaki ku bodoh " " byun beakyun bisakah kau tak membuat kekacauan di kamarku aish jinJa" "yak Do kyungsoo panggil aku hyung ara " "shiro" Do kyungsoo semua orang menyayanginya Pemuda tampan yang sela...