• WHO's HE?

156 7 0
                                    

Zea kini telah berada di mansion miliknya. Dengan tubuh yg lelah ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sampai di kamar, Zea melepaskan tas serta kaos kaki yg sedari tadi masih melekat di kaki mulusnya. Lalu ia segera memasuki kamar mandi untuk berwudhu dan setelahnya Zea melaksanakan salat dzuhur.

"Assalamu'alaikum warahmatullah..."

Salamnya selesai menunaikan kewajibannya.

--

Selesai salat, Zea turun ke bawah untuk mengisi perutnya yg mungkin sudah lapar kembali. Ia tidak melihat bibi Laura, mungkin saja bi Laura sedang berada di ruangan lain. Pikirnya.

Zea yg sudah sangat lapar pun langsung mengambil nasi dan lauk pauk. Kebetulan atau memang bibi Laura memasak makanan kesukaannya.

Dengan lahap Zea menghabiskan makannya. Ia mencuci piring serta gelas yg sudah ia gunakan di wastafel.

"Eh non" panggil bi Laura tiba tiba saja sehingga membuat Zea kaget.

"Astaghfirullah bibi.." lirih Zea mengelus dadanya yg syok.

"Maaf non bibi bikin kaget," bi Laura sedikit terkekeh.

"Iya gapapa bi"

"Aduh non biar bibi aja, non mah nyantai aja ya nonton tv ya" ujar bibi yg melihat Zea mencuci piring.

"Aduh bi gapapa, ini juga dikit kok, malah udah selesai nih" sahut Zea menunjukkan bahwa piring dan gelas yg ia cuci sudah bersih.

"Non bibi kan kerja di sini, jadi bibi yg harusnya-"

"Sutt, gapapa ya bibi, kayak baru kerja di sini aja, bibi ga usah kayak ga enak gitu, seharusnya Zea yg ga enak, makasih ya bibi udah jagain Zea saat ayah sama bunda udah ga ada." Kini suasana menjadi haru saat Zea mengatakan itu. Bibi memegang tangan Zea dan mengelus nya dengan lembut.

Air mata Zea jatuh tepat di tangan bibi Laura membuat bi Laura langsung memeluk Zea sehingga Zea yg merasakan hangatnya pelukan itu kembali rindu dengan pelukan sang bunda.

Zea terisak di pelukan bi Laura.

Bi Laura memegang bahu Zea dan menyuruhnya menatap mata Bi Laura.

"Non Zea itu orangnya kuat, pasti orang tua non seneng lihat non yg udah mandiri sekarang. Hebat pula." Ujar bi Laura tersenyum ke arah Zea.

Sedangkan Zea ikut tersenyum mendengar penuturan Laura.

"Makasih banyak bi.." lirihnya.

Laura yg sedari tadi tersenyum pun menganggukkan kepalanya.

"Sama sama non"

***

Zea sekarang berada di indomaret. Ia kesini ingin membeli es krim yg mungkin banyak untuk stok ia di rumah.

Bukan es krim saja. Mungkin cemilan lain juga.

Jika kalian bertanya, kalo harta warisan pasti akan habis dong?, Lalu kalo habis gimana?. Zea menggantikan almarhum ayahnya yaitu ceo di perusahaannya.

Sedikit sulit untuk Zea yg masih sangat remaja untuk menjadi Ceo atau bahkan bos di perusahaan besar.

Tapi mau bagaimanapun itu tetap akan menjadi tanggung jawabnya.

Tidak ia sendiri yg mengurus, ada manager ayahnya yg ikut membantu dirinya. Sehingga ia masih bisa bermain-main bahkan sekarang.

Zea mendorong troli yg ia bawa ke tempat kasir berada.

"Total semua 2.465.300" ucap seorang kasir yg usai menghitung semua belanjaan Zea.

Zea mengeluarkan uang cash. Ia tidak mau memakai kartu. Sudah terserah dia saja. Yg penting ia bahagia.

Love Comes to the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang