"Zhan Ge," panggil Wang Yibo. Jemarinya yang panjang menggenggam pergelangan tangan Xiao Zhan, sementara matanya menatap dalam-dalam pada sepasang mata coklat yang mengalihkan pandangan detik seringai di bibirnya lenyap.
"A-aku agak mengantuk," ucap Xiao Zhan, "kuharap ada selimut tambahan untukmu." Tangannya yang lain secara lembut melepaskan satu per satu jari Wang Yibo yang melingkar di pergelangannya.
Kemari kayu setinggi dada di samping meja belajar menjadi sasaran pencarian Xiao Zhan. Di dalam sana, dia menemukan kantong plastik yang berisikan selimut. Itu agar tidak berdebu lantaran disimpan terlalu lama.
Wang Yibo memperhatikan Xiao Zhan yang mengeluarkan selimut dalam kantong plastik. Dia diam, membiarkan suara plastik memenuhi ruangan, sementara Xiao Zhan bersin beberapa kali karena debu.
Tak ada selimut lain, hanya ada satu yang berwarna hijau bergambar animasi kura-kura—selimut pemberian Wang Yibo sebagai kado untuk Xiao Zhan saat masuk sekolah menengah pertama. Terlalu kekanak-kanakan untuk dipakai orang dewasa, Xiao Zhan tak terlalu peduli. Selimutnya besar, cukup untuk menyelimuti tubuhnya dan Wang Yibo sambil menjaga jarak. Dia pikirkan itu sambil menenteng selimut tersebut kepada Wang Yibo seraya berkata, "Ternyata hanya ada ini."
"Tidak apa-apa, kau bisa memakainya," balas Wang Yibo, tetapi Xiao Zhan tidak ingin membiarkan tamunya berbaring di kamar tanpa selimut.
"Kita bisa berbagi selimut yang sama, lagipula, kita kekasih, kan?" Xiao Zhan mengingatkan. Biarpun disebut kekasih palsu, namanya juga kekasih.
Wang Yibo mengangguk pelan. Dia menerima selimut tersebut dari tangan Xiao Zhan, lelaki itu membereskan monopoli di lantai untuk ditaruh kembali di dalam laci. Dia hendak mengambil sapu di dapur ketika melihat ada dua dadu yang lupa dimasukkan bersama kertas-kertas lainnya. Wang Yibo yang menyadari itu buru-buru meletakkan selimut, mengambil dadu dan memasukkannya ke dalam laci. Xiao Zhan mesem melihat tamu—kekasihnya ikut membantu, lalu melanjutkan langkah ke dapur mengambil sapu.
Ketika memasukkan dadu ke dalam laci, Wang Yibo melihat sebuah buku, semacam buku harian. Pastilah milik Xiao Zhan. Wang Yibo dibuat penasaran. Dia mengambil buku tersebut sambil meraba sampulnya yang tebal berwarna biru bergambar bintang. Ada pelekat yang menjaga agar halamannya di tidak mudah terbuka, ketika dia membuka pelekatnya, sebuah tangan langsung merebut buku tersebut.
Wang Yibo terkejut, menoleh kepada Xiao Zhan yang sudah berdiri di sampingnya dengan memegang sapu di satu tangan dan buku tersebut di tangan yang satunya.
"Zhan Ge ..." Wang Yibo kesulitan mencari alasan karena sudah lancang menyentuh barang pribadinya,
Xiao Zhan menatap buku di tangannya sambil berkata, "Ini buku daftar utang ayahku, kau tahu bagaimana orang tuaku, kan?" tanyanya.
Tanpa diberitahu, pun, Wang Yibo tahu betul bagaimana Tuan dan Nyonya Xiao.
Wang Yibo menyingkir satu langkah dari lemari ketika Xiao Zhan memasukkan kembali buku itu dalam laci. Untuk menghilangkan rasa bersalahnya, Wang Yibo mengambil alih sapu di tangan Xiao Zhan.
"Izinkan aku membantu," ujarnya, mulai menyapu.
Xiao Zhan setuju. Selagi Wang Yibo menyapu, dia mengambil mantras di lemari dan membentangkannya di lantai tempat mereka main monopoli.
Pukul 20.00 mereka sudah berbaring di mantras yang sama, selimut yang sama dan dilingkupi suasana hati yang sama.
Wang Yibo senang luar biasa, bisa mengulang kembali hal yang dia dan Xiao Zhan pernah lakukan lebih dari sepuluh tahun lalu. Menginap di tempat Xiao Zhan dan berbagi satu tempat tidur bersama. Cuma sekarang jam tidurnya lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE MARRIAGE [ Complete ]
FanfictionMuak karena terus disuruh ibunya kencan buta dalam rangka pencarian jodoh, Wang Yibo nekat pura-pura mengaku gay. Tidak hanya itu, dia bahkan meminta Xiao Zhan, teman masa kecil yang sudah seperti saudara, agar menjadi kekasih palsunya di hadapan or...