Part 7

1.1K 154 11
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ^^

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Selamat pagi, Direktur. Aku pikir kau akan terlambat datang ke kantor pagi ini," sapa Wang Yibo di depan ruangan ayahnya.

Tuan Wang baru datang dan sedang menuju ruangannya dengan seorang asisten mengikuti di belakang. Sementara Wang Yibo sampai lebih dulu, tangannya memegang kenop, hendak membuka tapi tidak jadi tatkala melihat ayahnya baru datang.

Mendengar sapaan sarkas dari Wang Yibo, Tuan Wang tak ingin menanggapi. Asistennya, Yue Er membuka pintu dan mempersilahkan atasannya masuk. Wang Yibo menyusul, lalu Yue Er.

Wang Yibo menghampiri meja ayahnya dan meletakkan beberapa dokumen di sana. Sementara matanya terus menatap sang ayah yang kelihatan lelah. Perasaan iba langsung muncul. Wang Yibo telah menyaksikan dengan mata kepalanya—seberapa keras ayahnya mengelola perusahaan selama ini.

"Papa tampak lelah," ucap Wang Yibo, nadanya terdengar cemas. Dan Tuan Wang yang mendengarnya hanya bisa menghela napas. "Ambillah cuti beberapa hari, aku akan mengurus beberapa untukmu."

"Andai aku bisa," desah Tuan Wang.

"Tentu saja bisa, Papa bosnya."

Asistennya yang menyusun map menahan senyum.

Wang Xuemin menghela napas sekali lagi. Semalam dia tidak nyenyak tidur. Bangun hampir kesiangan dan terlambat beberapa menit dari CMO yang biasa telat datang.

Ayahnya menggeleng tegas. "Itu contoh yang buruk untuk bawahan."

"Dan akan lebih buruk bila Papa terus memaksakan diri." Wang Yibo membicarakan kesehatan sang ayah.

"Mungkin setelah ini," balas Tuan Wang, mendudukkan dirinya di kursi, lalu mengambil map berisi laporan yang tadi diserahkan Wang Yibo. Setelah ini, itu adalah setelah dia menyelesaikan urusan bisnis dengan boss mafia.

"Aku izin pulang lebih awal lagi hari ini, boleh?" Wang Yibo bertanya.

Tuan Wang menatapnya dengan ekspresi seolah berkata, kapan aku melarangmu pulang lebih awal? Sederhananya, Wang Yibo tidak pernah izin tiap kali dia pulang kantor lebih cepat untuk pergi ke kelab malam untuk bersenang-senang.

Sebagai jawaban, Tuan Wang mengangguk saja tanpa sepatah kata. Sebetulnya, dia setengah mengizinkan setengah tidak.

Wang Yibo tersenyum, lalu pergi untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang menantinya.

"Tuan Muda Wang tampak bahagia sekali, seperti sedang jatuh cinta," komentar Yue Er si asisten.

"Begitulah anak muda, rela jadi budak cinta, tinggal menunggu patah hatinya saja," tandas Tuan Wang.

***

"Aku ingin yang sederhana saja," ujar Xiao Zhan ketika Wang Yibo menunjukkan beberapa konsep dan dekorasi pernikahan. "Outdoor tanpa hiasan berlebihan. Tidak perlu menyewa gedung atau tempat lain, halaman belakang ini  juga cocok." Xiao Zhan menatap jauh pada lapangan luas dengan rumput hijau terawat di depannya.

Wang Yibo cukup terkejut, tepat seperti di mimpinya. Xiao Zhan menyarankan lokasi pernikahan mereka di halaman belakang mansion keluarganya, tempat biasa ayah dan teman-temannya main golf—yang sekarang dia dan Xiao Zhan mendiskusikan tentang pernikahan berteman secangkir teh hangat kue pai yang sisa setengah.

FAKE MARRIAGE [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang