"Yibo, bangun! Kita hampir terlambat!''
Wang Yibo terbangun bukan karena seruan Xiao Zhan setengah panik, melainkan tepukan kasar di pantatnya, bukan cuma sekali, tapi dua kali. Cara Xiao Zhan membangunkannya-bila susah dibangunkan tidak pernah berubah. Wang Yibo jadi gemas ingin membalas. Tidak cuma dua kali, tapi berkali-kali di kedua pipi pantat Xiao Zhan sampai memerah, itu nanti. Sekarang yang dia butuhkan adalah mengumpulkan kesadaran lantaran tidak tidur semalaman.
''Ayo cepat, nanti ayah marah.'' Xiao Zhan sudah mandi, gosok gigi, berkemeja rapi dengan celana hitam membungkus kakinya yang jenjang. Tangannya yang tadi menepuk pantat Wang Yibo sedang memasang dasi. ''Yibo!''
''Hmnn ...'' Wang Yibo memaksa dirinya bangkit dari tempat tidur, melepaskan pakaian sampai menyisakan boxer tanpa menyingkirkan baju yang semalaman dia pakai tepat di mana dia melepaskannya tadi. Berjalan lambat menuju kamar mandi, dia hampir menabrak pintu kamar mandi yang masih tertutup.
Xiao Zhan geleng-geleng sambil mengulum senyum. Dasi sudah terpasang rapi di kerahnya dan siap memakai jas. Sedikit bingung pada Wang Yibo yang seperti orang kurang tidur.
Ya, Wang Yibo benar-benar terjaga sepanjang malam sejak tidur seranjang dengan Xiao Zhan setelah mereka menikah.
Bukan seks yang dia pikirkan, bukan juga cara memancing Xiao Zhan untuk berhubungan badan. Jatah bukan lagi yang dia inginkan, tapi bagaimana cara Xiao Zhan bisa tidur dengan tenang.
Empat malam tidur di atas ranjang yang sama usai mereka menikah, Wang Yibo selalu dibangunkan oleh igauan Xiao Zhan. Napas memburu, badan yang bergerak gelisah, dan beberapa gumaman tak keruan, yang berujung Xiao Zhan bangun sambil terisak samar.
Wang Yibo menyaksikan itu semua, ketika Xiao Zhan menoleh ke wajahnya, dia menutup mata pura-pura tidur. Menunggu Xiao Zhan bangun dari mimpi buruk dan terlelap kembali, Wang Yibo memilih tetap terjaga sambil membawanya ke dalam dekapan agar lelaki itu tidak terbangun oleh gangguan mimpi buruk. Dan selama Wang Yibo bangun, Xiao Zhan dapat terlelap dengan tenang.
Ketika Wang Yibo keluar dari kamar mandi, dia dapati Xiao Zhan sedang memilah-milah baju dalam lemari. Mencari pakaian kantor dan meletakkannya di atas ranjang.
Xiao Zhan tersenyum melihat suaminya keluar dengan handuk melilit di pinggang dan rambut basah dibiarkan begitu saja. Dia mengambil handuk lagi dalam lemari dan membantu Wang Yibo mengeringkan rambut. Wang Yibo sendiri bergeming sambil tersenyum timpang.
"Tidurmu nyenyak?" tanya Xiao Zhan sambil mengusak rambut coklat gelap lelaki itu dengan handuk.
Harusnya aku yang bertanya seperti itu, ucap Wang Yibo dalam hati. Dia menggangguk sebagai jawaban.
"Berusahalah untuk bangun lebih pagi mulai besok," pinta Xiao Zhan.
Wang Yibo mengamati wajah manis itu selama si empunya melap tengkuknya yang basah dan sekitar bahu sesudah dirasa rambutnya cukup kering.
"Jika terus bangun kesiangan, kau tidak akan pernah tumbuh dewasa." Dia usap pelan sisi wajah tampan Wang Yibo, lalu mencubitnya.
"Aw, aku sudah tumbuh dewasa," Bola mata Wang Yibo bergulir ke bawah, pada benda pusakanya yang tertutup handuk. Dia biarkan pipinya masih dicubit Xiao Zhan.
Menatap apa yang ditunjuk Wang Yibo dengan matanya, Xiao Zhan tidak mengejek ataupun menggodanya lebih jauh. "Bukan itu yang kumaksudkan." Tangannya sudah tidak lagi mencubit pipi, berpindah pada bahu lebar yang tampak nyaman jadi sandaran kala letih. "Kurangilah kebiasaanmu yang sulit diubah sejak kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE MARRIAGE [ Complete ]
FanfictionMuak karena terus disuruh ibunya kencan buta dalam rangka pencarian jodoh, Wang Yibo nekat pura-pura mengaku gay. Tidak hanya itu, dia bahkan meminta Xiao Zhan, teman masa kecil yang sudah seperti saudara, agar menjadi kekasih palsunya di hadapan or...