Part 18 🔞

2.2K 143 21
                                    

WARNING! NSFW 🔞
Chapter ini memuat konten erotis

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Xiao Zhan tidak bisa menepis hasratnya terhadap Wang Yibo. Dirinya menginginkan lelaki itu dengan sangat. Jemarinya membingkai wajah tampan sang suami, takut Wang Yibo pergi, meski kenyataan---lelaki itu sama---tak akan melepaskan Xiao Zhan sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Ciuman mereka tidak bisa dikatakan slow, agak terburu, juga tidak ingin cepat berakhir. Lebih seperti menuntut, ingin menguasai.

Xiao Zhan memiringkan kepalanya agar memperdalam ciuman. Melumat bibir atas, lalu bibir bawah Wang Yibo bergantian---sebagaimana yang suaminya itu lakukan pada bibirnya. Tautan bibir menimbulkan bunyi kecipak basah. Memanaskan atmosfer dalam kamar yang dihuni dua orang yang saling tumpang tindih di atas ranjang. Butuh keduanya bergesekan, memercikkan nafsu yang perlahan memanas.

"Buka mulutmu," bisik Xiao Zhan di tengah ciumannya, masih menindih Wang Yibo, tanpa menyisakan ruang antara tubuh mereka.

"Dengan senang hati." Lidah Wang Yibo menyapu bibir Xiao Zhan yang melengkungkan senyum manis, tidak kalah dari ciumannya.

Wang Yibo membaringkan kepalanya di bantal, lalu membuka mulut, menunggu service lelaki di atasnya.

Segera lah Xiao Zhan menjulurkan lidahnya, masuk di sela bibir dan bertemu lidah hangat Wang Yibo. Lelaki itu membiarkan Xiao Zhan mendominasi mulutnya. Bukan cuma lidah yang bermain, bibir Xiao Zhan juga ikut serta melumat sesekali memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Jemari Xiao Zhan yang membingkai rahang berpindah, mengelus sensual surai coklat gelap Wang Yibo. Memberikan rangsangan di kepala suaminya. Wang Yibo sedikit mengangkat kepala tatkala jari Xiao Zhan turun menyusuri tengkuknya. Menekan potongan lehernya.

Wang Yibo tidak tinggal diam, tangannya yang semula menangkup rahang Xiao Zhan berpindah memegangi pinggang ramping lelaki itu, satu tangan menyelinap masuk dalam kaos, mengelus permukaan kulit mulus dan perut rata.

"Engh ..." Xiao Zhan melenguh dalam ciuman, lidahnya masih betah dalam mulut Wang Yibo.

Deru napas terdengar berat, tubuh panas terbakar gairah. Beberapa tetes saliva terasa di sudut bibir. Ketika pasukan oksigen terasa menipis, barulah pautan bibir terlepas. Benang saliva tercipta di antara dua bibir yang mengambil jarak tak kurang satu jengkal. Dua lelaki mengambil napas seirama, saling pandang dan terkekeh singkat.

"Aku menginginkanmu," Xiao Zhan berbisik, kilatan hasrat terpancar dalam manik coklatnya.

"Aku juga," balas Wang Yibo, tangannya yang masih berada di pinggang Xiao Zhan naik ke punggung, meraba dengan ujung jari garis tulang punggung sampai ke atas.

Saat Wang Yibo hendak mengangkat kepalanya, menyatukan kembali pagutan bibir mereka, tangan Xiao Zhan menjadi penghalang. Ia menutup mulut Wang Yibo sampai kepala lelaki itu kembali terbaring pada bantal.

Wang Yibo mengernyit, melontarkan pertanyaan non verbal. Intuisinya mencoba memahami apa yang ingin Xiao Zhan lakukan.

"Sebelum kita mulai ..., aku ingin kau memenuhi keinginan yang kuucapkan pada hari pernikahan kita," pinta Xiao Zhan, tatapannya intens.

Ada apa dengan nada bicara yang berat itu? Ia bertanya-tanya. Wang Yibo bukannya lupa, perihal Xiao Zhan yang memintanya berjanji agar tidak jatuh cinta kepadanya. Sampai detik ini, ia tidak menanggapi permintaan Xiao Zhan yang satu itu. Bagaimana cara Xiao Zhan mengatakannya, lidah lelaki itu seperti kelu untuk berucap. Jadi Wang Yibo tidak menanggapi dengan serius.

Wang Yibo mengangguk saja. Bagaimana dia berucap jika mulutnya dibungkam telapak tangan.

"Kau sudah berjanji, tepati lah janjimu." Intonasi Xiao Zhan agak gemetar. Sepasang iris coklat masih memandang, tangan yang membungkam mulut perlahan menyingkir.

FAKE MARRIAGE [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang