16 - Plane And Ben

77 37 15
                                    

Hari dimana kepulangan Kimberly, Vania, Queen, Evelyn, Aretha, dan Jesslyn pun tiba. Kini mereka semua tengah menunggu keberangkatan mereka.

Setelah menunggu selama satu jam akhinya mereka siap untung take off, penerbangan yang mereka ambil yakni business class.

Kemungkinan mereka akan tiba di Los Angeles pada malam hari. Mereka berdoa semoga tidak ada kejadian buruk menimpa ke-enam nya.

Kimberly nampak memainkan ponsel nya dan melihat sosial media milik sang mama terlihat bahwa bibinya telah di karunia anak perempuan.

"Lucu!" gumamnya.

"Apanya yang lucu?" celetuk Vania refleks melihat apa yang ada di layar ponsel Kimberly.

"Keponakan ku" jawab Kimberly.

"Ahh ya kau benar dia lucu dan manis" ucap Vania. "Itu keponakan pertama mu kan?"

"Yeah!"

Tiba-tiba awan hitam pekat datang dengan petir di dalam nya. Hal ini membuat pesawat yang di tumpangi Kimberly dan teman-temannya tidak terkendali, seketika membuat semua penumpang panik.

'semuanya harap tetap tenang, kita tengah melewati badai petir. Ini di luar prediksi kami dan kami minta kepada semuanya untuk tetap tenang jangan panik'

Pesawat itu pun semakin berguncang hebat, sontak teriakan beberapa penumpang terdengar dan ada satu orang penumpang yang terkena serangan jantung sepertinya.

Melihat hal itu membuat hati nurani Kimberly tersentuh, dengan cepat ia berlari ke arah wanita yang mengalami serangan jantung itu. Kemudian berusaha untuk membantunya, tidak lama kemudian datang tiga orang pramugari yang membawa tabung oksigen.

Kejadian yang tidak terduga itu membuat Vania, Queen, Evelyn, Aretha, dan Jesslyn, terkejut melihatnya mereka tidak pernah melihat Kimberly menolong orang sebelumnya.

Sementara kedua pilot berusaha semaksimal mungkin untuk mengendalikan pesawat ini.

"Kapten, kita kehilangan kontak dengan pusat!" ucap seorang co pilot.

"Coba kau hubungi pusat bandara Los Angeles" ucap kapten pilot yang berusaha untuk mengontrol burung besi terbang ini.

Gemuruh petir terdengar begitu jelas di telinga membuat beberapa orang ketakutan, sesekali petir itu nampak jelas di kaca jendela.

Badai disertai petir pun tidak bisa di hindari oleh pesawat dengan tujuan Moscow-Los Angeles ini.

"AAAaaaaa—" teriak penumpang.

"Ya tuhan lindungi lah kami semua!" ucap penumpang lain nya.

"Aku tidak mau mati sekarang!" ucap Queen ketakutan. "Aku belum menikah!"

Plak!

"Kau ini Queen, sempat-sempatnya memikirkan hal itu ha?!" pekik Vania persis di belakang Queen.

[] [] [] []

The Los Angeles City - 03.25 PM.

Di rumah sakit Jayden beserta teman-temannya sedang memainkan sebuah video game di ponsel mereka masing-masing. Perkataan kasar pun seketika muncul di saat game yang mereka mainkan kalah.

"Sialan!" umpat Vance memukul dinding tembok.

"Sh*t"

"Sialan kau!"

"Baj*ng*n"

Perkataan itu terus keluar dari mulut mereka tanpa sadar, entahlah mungkin ada yang menyadarinya.

Kimberly (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang