21 - A smile in Victory

46 24 2
                                    

The Paris City - 02.05 AM.

Di posisi pertama ada Kimberly dan juga Aretha di posisi ke dua ada Jayden dan Vance, sementara entah bagaimana bisa Samuel tiba-tiba tergelincir dan jatuh untung saja tadi Jayden dan Vance masih sempat menghindar jika tidak sudah mereka ikut terjatuh dan kalah.

Kimberly masih berfikir bagaimana bisa Samuel tergelincir begitu saja, menurut nya ini sedikit janggal.

Pada saat tikungan posisi mereka pun berpindah kini Jayden yang memimpin sementar Kimberly berada di posisi kedua.

"Ck! Aku tidak boleh kalah, jika kalah mati aku!" - batin Kimberly

"Rasakan itu, aku yakin aku akan menang dan kau akan menuruti semua perkataan ku, hahaha!" - batin Jayden bahagia.

"Baiklah waktu tersisa tiga puluh dekit lagi dan kini Jayden lah yang memimpin kira-kira siapa yang akan menjadi juara tahun ini?"

Di tikungan terakhir entah mengapa tiba-tiba Kimberly merasa perasaan nya berubah menjadi tidak enak. Dan bahkan di pikiran terlintas nama dan wajah sang ayah.

"Kenapa ini? Kenapa tiba-tiba aku ingat ayah? Apa ada sesuatu terjadi?" - batin Kimberly.

"Kim! Fokus!" pekik Aretha melalui earphone-nya.

Setelah mendengar suara Aretha barulah Kimberly sadar dengan cepat ia menggeleng kan kepalanya, tanpa basa basi ia menambahkan kecepatan sampai. Mencapai angka 120 km/jam, dan kini ia berusaha untuk menyusul Jayden yang sudah jauh di depan.

"Waktu tersisa sepuluh detik saja siapa yang akan juara kali ini??"

"Lima!"

"Empat!!"

"Lebih cepat Kim!" ucap Aretha melalui earphone-nya.

"Tiga!!"

"Dua!!"

"Woohoo!!" sorak penonton heboh terlebih anggota Fire Eagles.

"Dan juara tahun ini jatuh kepada Jayden dan Vance dari Fire Eagles, jantung saya di buat terkejut di saat detik terakhir tadi, bahkan jarak antara Kimberly dan Jayden begitu tipis. Mari kita lihat rekaman tadi"

Dan ya benar saja jarak antar Kimberly dan Jayden sangat tipis, jika saja tadi Kimberly memacu kendaraan dengan kecepatan full sudah di pastikan gadis itu yang akan juara.

Dengan perasaan kecewa Kimberly membuka helm nya dan berjalan menghampiri teman-temannya.

"Sial!!" umpatnya sambil memukul sebuah papan kayu yang ada di hadapannya dan membuat papan kayu itu terbelah menjadi dua.

"Tenang Kim!" ucap Vania di samping Kimberly.

"Lihat tangan mu mengeluarkan darah!" sambung Evelyn mengeluarkan kain dari dalam sakunya dan memberikan kain kecil itu pada Kimberly.

Dengan kasar Kimberly membersihkan darah yang mengalir, teman-temannya yang melihat hal itu bergidik ngeri bukan kah perih jika di bersihkan dengan kasar seperti itu?

"Kim!" panggil Jayden dari arah belakang.

Dengan tatapan malas Kimberly menoleh dan menatap wajah pria itu sambil terus membersihkan darah yang mengalir di tangan kanannya itu.

"Biarkan aku berbicara empat mata dengan Kim!" ucap Jayden sambil menyunggingkan senyum di ujung bibir.

Teman-teman Kimberly hanya menoleh satu sama lain mereka tidak tau apa yang di ucapkan pria itu baru saja.

Kimberly (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang