Di tengah rintik hujan yang masih setia basahi bumi, dari kejauhan, ku katakan jika kini sedang dilangsungkan pemakaman dari salah satu putra tunggal konglomerat ternama yang meninggal dunia dini hari tadi karena kecelakaan yang dia alami. Terlihat banyak orang berpakaian berkabung yang hadir mengantar ke peristirahatan terakhirnya. Isak tangis sayup-sayup terdengar. Menyatu bersama udara dingin yang bekukan tulang; seakan ikut merasakan duka mendalam yang baru saja di goreskan.
Polisi mengabarkan jika hal itu adalah murni kecelakaan tunggal yang terjadi di TKP sebab mobil yang di kemudikan korban mengalami rem blong. Menabrak keras pembatas jalan dan nyawa satu-satu nya pemuda di dalam sana tidak lagi tertolong ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
Menyisakan kesan tragis yang pilu di hati para keluarga yang di tinggalkan. Pun menjadi salah satu trending di media sosial sebab korban adalah seorang pembalap kelas international.
Ratusan ucapan bela sungkawa membanjiri akun milik korban yang sudah sepi. Meninggalkan ratusan kenangan yang mungkin tiga atau empat tahun ke depan hanya akan menjadi cerita semu.
Korban yang bernama lengkap Michelle Vante Bellamy itu merupakan putra satu-satu nya dari Tuan Matthew Bellamy yang berkebangsaan Inggris dan Nyonya Yujin Bellamy yang berkebangsaan Korea. Dia memiliki panggilan nama Van. Seorang pemuda dengan jiwa bebas dan dunia yang seperti ada di tangan nya. Dia sedikit angkuh sebab berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang. Hidupnya pun hanya habis dengan cara berhura-hura. Type anak konglomerat kelas atas yang bisa membuat segala sesuatu beres hanya dengan uang.
Dia masih remaja yang masuk pada dewasa. Itu bukan masalah. Segala fasilitas yang di limpahkan orang tua nya jelas di manfaatkan sangat baik oleh Van.
Namun, setelah kejadian tragis tadi malam, nama dan kisahnya hanya tinggal cerita. Dia meninggalkan semua orang dan dunia di umur 22 tahun. Angka yang masih sangat muda untuk terpaksa putus dari semua nikmat semesta.
Menutup kisahnya cukup sampai di sana. Dia sudah terbang bersama jiwa nya menuju langit. Menunggu waktu reinkarnasi dan terbangun di kehidupan selanjutnya.
.
.
.
Sementara itu, bersamaan dengan kejadian pemakaman yang sedang di langsungkan, di belahan dunia lain, seorang pemuda bertubuh ringkih terlihat perlahan membuka matanya yang terpejam erat. Mencoba menyesuaikan cahaya yang langsung masuk ke kornea mata nya dan membuat nya silau. Dia bahkan harus menyipitkan kelopak netra kala kepala nya tiba-tiba menjadi sedikit pusing.
Kemudian, dia tau jika kini dirinya berada di sebuah ruangan yang memiliki dinding rapuh dan lembab. Udara pengap dan juga keadaan sekeliling nya yang berantakan. Dia tidak tahu ini adalah ruangan apa, tapi ketika menyapukan tatap kesegala penjuru, dia menangkap ada satu lemari yang mulai usang, meja belajar dengan tumpukan buku yang acak-acakan, jendela yang terbuka, juga tempat tidur yang jauh dari kata nyaman di bawah tubuh nya kini.
Jadi, dia menarik kesimpulan jika ini adalah sebuah kamar, mungkin.
Lalu, dia mulai menilik pada benda lain nya. Tidak ada yang menarik dan dia berfikir jika dia mungkin berada di neraka. Ini jauh dari kata nyaman.
Dia mendesah kecewa. kemudian, dia berusaha bangkit. Mendudukan tubuh ringkih itu di sisi ranjang. Dia baru menyadari jika satu tangan nya menggenggam erat sebotol obat tidur yang sudah kosong. Tidak perlu bertanya kenapa dia bisa tahu jika itu adalah obat tidur. selama hidup nya di dunia, kelam malam dan segala isinya sudah pernah dia rasakan. Itu membuat dahi nya sedikit berlipat. Heran pada segala keanehan kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED (TAEKOOK) *ON GOING*
AdventureYang Van tahu, malam itu seharusnya dia sudah pergi ke alam Baka karena kecelakaan tunggal yang dia alami. bukan malah terbangun di tubuh orang lain yang punya kisah rumit di hidupnya. mungkin Malaikat maut melakukan kesalahan ketika mencabut nyawan...