1

436 25 1
                                    

saat di rumah hingga sekarang syavina masih merasakan badan nya yang terasa tidak enak. ia terus berjalan lurus di pinggir jalan.

orang-orang yang berlalu-lalang mengira jika syavina orang gila yang terus memegang badan nya, kadang juga syavina memegang kepala nya. syavina sama sekali tidak peduli reaksi orang sekitar nya itu.

tidak sadar ternyata syavina sudah berjalan terlalu jauh. hingga kini dirinya berada di jalanan yang terlihat sangat sepi.

syavina terdiam sebentar di pinggir jalan sana, tidak terlalu lama terlihat seseorang yang menghampirinya dengan terburu-buru. syavina tampak was was pada orang itu.

"tolong bantu saya nak" ucap nya.

"memangnya ada apa dengan paman?" bingung syavina.

DOR!

DOR!

dari arah depan seseorang menarik pelatuk pistol nya. peluru pertama mengenai syavina. dan peluru kedua mengenai paman, yang tadi berbicara dengan syavina.

"MAAF KAN OM NAK. OM TADI MAU NEMBAK ORANG DISAMPING MU. MAAF!"

syavina mendengar nya samar samar, setelah itu syavina langsung menutup matanya.

"akh sial. mungkin ini karma untukku. maafkan aku mama, papa, dan.. calon tunangan ku." batin syavina sebelum dia kehilangan kesadarannya.

***

"siya gak lakuin itu ma.."

"BERHENTI BERBICARA OMONG KOSONG SIYA!. ITU SUDAH ADA BUKTI NYA!"

"e-enggak mah.. siya di fitnah, p-percaya sama siya mah"

"halah banyak bacot lo!, usir aja mah" ucap remaja laki laki yang se umuran dengan, siya.

"j-jangan usir siya mah.., siya janji bakal nurut sama mamah!"

"BENER KATA ABANG MU, MENDING KAMU KELUAR DARI RUMAH INI SIYA!. MAMAH SUDAH MUAK DENGAN MU! DAN LAGI! JANGAN PANGGIL SAYA DENGAN SEBUTAN MAMAH LAGI!"

"akhirnya. jalang itu pergi. jijik sekali setiap hari melihat wajah menjijikan itu." batin abang siya.

siya kini sedang berjalan di pinggir jalan. tadinya siya sudah memohon agar mamah nya tidak mengusirnya. tetapi, tidak ada gunanya. abang nya itu selalu memfitnah siya. ada masalah apa abang nya itu, apa dia sudah gila?

siya terus berjalan, sambil dalam hatinya memaki-maki keluarga nya. dan lagi siya juga menampilkan wajah datar nya.

inilah sifat kedua siya. dingin, dan cuek. siya tidak pernah menampakkan sifat kedua nya ini, karna dirinya ingin memiliki reputasi yang di cap perempuan lembut dan baik.

sayangnya, keluarga nya membuat siya merasa muak. siya berjanji ingin membalas perbuatan kedua orang itu.

saat siya berjalan di pinggir jalan, dari arah belakang siya, terlihat seseorang yang sengaja mendorong nya.

"mati?. gw belum kasih dua pendosa itu pelajaran. manusia sialan." batin siya tak terima.

fyi, sebelum siya kedorong, siya sedang berada di dekat jurang.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang