11

109 5 0
                                    

syavina menatap kedua laki-laki itu, yang sudah masuk ke dalam. bibir syavina menyeringai.

"kematian mulai bergerak sedikit."

syavina melangkah kan kaki nya mengikuti kedua laki-laki itu. jika dilihat jaraknya sangat jauh dengan syavina.

"hei tunggu!" teriak syavina. kedua laki-laki itu langsung menghentikan langkah kakinya, dan juga menoleh ke arah syavina. kedua laki-laki itu tersenyum ke arah syavina, menunggu syavina.

***
sudah dua hari yang lalu syavina mengantar Dlex kepada dokter psikiater. kini syavina sedang mengendarai mobil nya pulang kerumahnya.

tidak sengaja syavina melihat satu laki-laki yang dikenalinya sedang berjalan di pinggir jalan. syavina pun mulai meminggirkan mobilnya didekat laki-laki itu.

syavina menurunkan kaca mobilnya. "lex, masuk ke mobil gw" syavina menatap Dlex yang sedang berekspresi terkejut.

"hei, gak kepanasan lo disitu. masuk ayo"

Dlex memasuki mobil syavina, dia menatap lekat wajah syavina. syavina yang sudah terbiasa ditatap seperti itu, sama sekali tidak peduli.

"lo gak bawa kendaraan?"

"sopir y-yang sering anter jemput aku belum dateng.. gak tau kemana, udah aku coba telfon masih gak di angkat" kepala Dlex menunduk setelah berucap.

syavina melirik sekilas ke arah Dlex, bibir syavina tipis-tipis menyeringai.

"mulai sekarang biar gw aja yang nganter lo"

Dlex mendongakkan kepalanya, menatap wajah syavina dengan penuh binar.

"m-makasih" gugup Dlex, pipi nya tampak memerah.

syavina yang melihat nya langsung tertawa lirih. "iya, sama-sama"

"rumah lo di mana?"

mulanya yang senyap sesudah syavina memberi pertanyaan itu membuat kesunyian menghilang. Dlex terus memberitahukan jalan kerumahnya kepada syavina.

sesampainya di rumah Dlex, Dlex menyuruh syavina untuk masuk ke dalam rumah. tetapi syavina menolak permintaan Dlex. Dlex yang makin memaksa pada akhirnya syavina mengiyakan permintaan Dlex.

kini syavina sudah duduk di sofa rumah Dlex. Dlex mulai melangkah kaki nya untuk naik ke atas tangga. siapa sangka, wadah vas melayang ke wajah Dlex.

PYAR!

wadah vas itu sudah berubah menjadi potongan kecil-kecil. syavina cepat-cepat beranjak dari sofa, berlari menghampiri Dlex yang kini sudah terbaring dilantai.

"lex.. tahan ya, gw bakal bawa lo ke rumah sakit" syavina perlahan-lahan membopong tubuh Dlex.

masih beberapa langkah, ada sebuah teriakan yang menghentikan langkah kaki syavina.

"MAU KAU BAWA KEMANA ANAK BRENGSEK ITU JALANG!"

"sialan. wanita tua itu." batin syavina kesal.

"m-ma..ma" ucap Dlex lirih dan terbata-bata.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang