7

172 14 0
                                    

teriakan siswi itu membuat semua orang kompak menatap laki-laki yang ditunjuk siswi itu, termasuk syavina. dia langsung menoleh, memperhatikan kakak nya yang jauh dari tempatnya saat ini.

syavina menyipitkan matanya ketika melihat ekspresi wajah kakak nya itu.

"huh?, ini sungguhan?" lirih syavina. matanya masih memperhatikan kaka nya, yang terlihat bahagia di bawah sana.

"gila?" batin syavina.

kakak syavina itu sedang melambai lambaikan tangan nya ke arah murid murid yang sedang mengerumuninya.

"kamu terlihat keren di foto itu!"

"apa kamu sering melakukan itu?"

"omg!, aku tak menyangka jika itu kau tampan!"

"siapa perempuan di foto itu tuan?!, dia bukan kekasih mu kan?!"

"ya!, aku harap sih bukan!"

ada banyak lagi pertanyaan dan teriakan yang terlontar disana. syavina tampak bingung memikirkan nya, siswi di sekolah barunya ini, sudah gila.

ting!

suara notifikasi dari handphone syavina terdengar.

syavina meraih handphone nya yang tergeletak di atas meja. syavina tersenyum tipis melihat notifikasi yang didapati nya barusan.

dia milikku🤴

:
murid murid itu tampak aneh. mau aku rubah agar murid murid itu benci dengan nya?

:
tidak perlu

:
aku akan merubah sedikit rencana ku

...

syavina menatap kakak nya dari lantai atas, kelas nya.

syavina tersenyum miring. "rencana ku kali ini gagal. tidak dengan rencana ku yang lainnya." lirihnya.

kring! kring! kring!

bell masuk sudah berbunyi. kerumunan dibawah sana perlahan lahan menghilang tanpa satupun terlihat.

guru yang mengajar juga sudah masuk ke kelas syavina.

***
syavina kini sedang duduk manis, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. syavina sekarang berada di rooftop, sendirian.

tadi, setelah bel istirahat berbunyi, syavina merasa bosan dan malas untuk pergi ke kantin. karna itu syavina sekarang berada di rooftop.

"aku belum pernah melihat wajah ayah. kata mama wajah ku mirip dengannya.."

"akh.. sudah lupakan syavina. itu masa lalu mu. sekarang kamu harus membalas kejahatan mama dan abang mu itu!" syavina mengangguk kan kepala nya sekali setelah berucap. dia melanjutkan kegiatannya tadi, menikmati hembusan angin.

dahulu. saat syavina/siya di tubuhnya dulu. syavina ketika masih kecil hingga remaja sering sekali diperlukan kasar oleh mama dan kakak laki lakinya. alasannya cukup membingungkan di otak siya, 'wajah syavina mirip dengan ayahnya' di otak siya terus bertanya tanya, memang nya kenapa jika dirinya mirip dengan ayahnya? bukankah itu normal?

bukan hanya itu yang membuat siya kebingungan. sejak dia masih kecil hingga dewasa, siya tak pernah melihat ayahnya sama sekali.

pernah siya bertanya kepada mama nya 'ayah kemana ma?', bukannya menerima jawaban dengan baik, siya malah mendapatkan tamparan oleh mama nya.

apa mama membenci ayah?

apa ayah membenci mama?

apa ayah berselingkuh?

apa.. aku anak haram?

siya belum mengetahui nya sampai sekarang.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang