10

124 6 1
                                    

ekspresi terkejut masih tertempel jelas pada wajah syavina. tetapi berbeda dalam hatinya, ia terus memaki-maki laki-laki di pelukan nya saat ini, yang sialnya dia adalah kakak laki-laki nya dulu.

"a-aku g-g-gak g-gila" ucap laki-laki itu yang masih menangis sesegukan.

syavina menatap jijik laki-laki didepan nya sebentar. "iya, lo gak gila" tangan kanan syavina mengelus pelan rambut laki-laki di pelukan nya.

laki-laki itu perlahan mendongak menatap wajah syavina. dia sudah berhenti menangis, tinggal suara cegukan yang terdengar.

mata laki-laki itu membola, cepat-cepat dia melepas pelukannya dengan syavina, "n-nama l-lo siapa?" saat berucap leher, pipi, dan telinga nya memerah.

"syavina, lo?" syavina memperhatikan ekspresi laki-laki di depannya, apa dia akan terkejut mendengar namanya yang mirip dengan adiknya?

seribu sayang. laki-laki itu tidak menampilkan raut terkejut atau lainnya. laki-laki itu sama sekali tidak mengingat jika nama depan adiknya sama persis dengan orang didepan nya.

"g-gw Dlex, l-lo bisa panggil gw alex"

syavina hanya mengangguk-angguk mengerti.

"gw pergi dulu" syavina berdiri dari duduk nya, melangkah pergi menuju kelasnya. tidak melanjutkan tujuan utama nya keluar dari kelas. yang terpenting, dia mendapatkan rencana baru.

"syavina.. dia harus menjadi milikku." Dlex, dia terus menatap punggung syavina yang mulai menjauh.

***
bell pulang sekolah berbunyi, syavina dan gazelan berjalan menelusuri lorong-lorong.

sebuah tangan tiba-tiba memegang lengan syavina. dengan reflek syavina melepas paksa tangan yang memegang lengan nya.

tangisan lirih terdengar di samping syavina. syavina yang sadari tadi tidak menoleh kesamping karna malas pun menoleh kesamping dengan terpaksa.

"... alex, lo kenapa?" syavina menatap Dlex yang menangis lirih di samping nya.

"WOI! GILAK!, KOK GW BARU TAU ADA MURID KAYAK GITU!! MANA GANTENG SAMA CANTIK LAGI!"

"ITU YANG NANGIS NGERUSAK PEMANDANGAN!. MINGGIR!!"

"IYA TUH! MINGGIR!!!"

"GILA YA GILA AJA, JANGAN NGERUSAK PEMANDANGAN!!"

"KAKAK CANTIK DAN KAKAK GANTENG MURID BARU YA??!"

"UDAH EMPAT HARI DIA SEKOLAH DISINI!!"

"LO KOK BISA TAU?!"

"SEKELAS!!"

ada banyak lagi teriakan murid-murid disana. syavina menyeringai sebentar, dia sudah menebak jika terjadi kejadian seperti ini.

"lex?.." panggil syavina yang tidak menerima jawaban dari Dlex tadi.

"kepalaku pusing" Dlex masih menangis disamping syavina.

"gw anter ke dokter" tangan kanan syavina meraih lengan dlex, syavina menarik dlex masuk ke mobil gazelan.

"d-dia siapa?" dlex menunjuk gazelan.

"tunangan gw" dlex kaget mendengar ucapan syavina barusan.

"pengganggu." batin dlex.

***
setibanya di lokasi yang dituju, Dlex tampak terkejut.

"ayo kita masuk, dokter psikiater sudah menunggu kita di dalam"

"k-kamu k-kira aku gila?!"

"gak gitu, gw cuman pengen lo bukti in ke murid-murid kalo lo gak gila" jawab asal syavina.

"hm.. oke.." dia sama sekali tidak curiga, malah dia tampak percaya. jika tahu dia mudah dibodohi, sudah dari dulu syavina memanfaatkan nya.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang