5

207 17 1
                                    

besok paginya, syavina sudah siap untuk pergi ke sekolah baru nya, bersama tunangannya-gazelan.

setibanya di sekolahan. syavina dan gazelan berjalan beriringan menuju kelasnya. sebelum ke kelas mereka berdua meminta, bukan. tetapi gazelan, dia memberi uang lebih untuk mendapatkan kelas yang sama kepada kepala sekolah. tentu, kepsek itu menerima nya dengan senang hati.

tidak sia sia syavina memiliki tunangan seperti gazelan.

saat ini syavina sudah duduk manis pada kursinya. melirik sekilas kepada gazelan, yang saat ini sedang menatap syavina lekat menghiraukan penjelasan guru yang berdiri di depan sana.

"apa murid di sekolah ini ada yang berguna untukku?" batin syavina. matanya memperhatikan guru di depan.

tidak tau mengapa jam berjalan dengan cepat, hingga bell istirahat sudah berbunyi nyaring di gedung sekolah ini.

syavina masih berdiam diri di tempat duduknya. menunggu kelasnya sepi.

"ayo" syavina berdiri dengan menarik tangan gazelan untuk cepat cepat untuk berdiri.

***

saat ini syavina dan juga tunangannya-gazelan, sedang duduk manis di kursi kantin. mereka berdua memilih duduk di meja paling pojok.

makanan dan minuman sudah diletakkan di depan meja syavina, juga gazelan. mereka berdua menyantap makanan, yang masing masing mereka pesan.

"sayang, kamu belum kasih tau aku." gazelan berucap dengan menatap syavina lucu.

syavina menatap tunangannya. "kamu bakal tau, lihat aja kedepannya" bibir syavina tersenyum tipis.

"kok jadi main tebak tebakan gitu" bibir gazelan cemberut setelah berucap.

"jangan menampilkan ekspresi menggemaskan. ingat, kita tidak boleh menjadi pusat perhatian" gazelan mengerti pun menormalkan ekspresi nya.

OMG! TAMPANNYA!

PANGERAN, RATU MU DISINI!!

KEDIPAN MAUT MU MAS! MENUSUK HATIKU! UWUW!

KAKAK GANTENG! AKU YANG KEMARIN KAMU KASIH COKLAT!

dll

teriak teriakan itu menggema pada ruangan ini. syavina sampai menutup telinga nya dengan kedua tangannya. suara siswi siswi itu melebihi toa.

"kamu gapapa kan sayang?" gazelan menatap khawatir kepada syavina.

"gapapa"

syavina mengalihkan pandangan nya kearah empat siswa di dekat pintu masuk sana. bibir syavina tersenyum miring.

"dapat." lirih syavina.

"sayang, kamu bisa meletakkan cctv di kamar.. laki laki itu, tanpa dia tahu" jari syavina menunjukkan salah satu siswa dari empat orang, sedang mendudukan bokong nya di kursi yang berada dimeja tengah.

"dia.."

"ya. kamu bisa?" tanya syavina dengan kepala dimiringkan ke kanan.

"aku bisa!"

syavina tersenyum miring dalam hati. inilah kenapa syavina memilih orang yang berguna untuknya.

"terimakasih sayang.." ucap syavina dengan bibir tersenyum lebar.

"bukan sekarang, tapi nanti. nantikan hadiah kecilku. kakak." batin syavina.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang