14

112 3 1
                                    

"sesuai rencana. membuat diriku populer di sekolahan, dan reputasi Dlex yang buruk." syavina menatap lurus ke dapan. hujan yang mulai deras tidak ada satupun yang mendengar ucapan nya tadi.

berdiam diri sejenak disana, syavina membalikan badannya untuk masuk gedung sekolah nya.

melirik sekilas orang-orang yang memperhatikan syavina dari awal masuk hingga kini duduk manis di bangku kelasnya.

ngomong-ngomong payung yang di pegang syavina sudah ia taruh di tempat seharusnya.

sambil menunggu bell masuk berbunyi, syavina memainkan ponselnya. kadang syavina melirik luar jendela yang menampakkan air-air berjatuhan begitu lebat.

belum genap setengah jam bell masuk sudah berbunyi. sekejap sang guru sudah tiba di kelas syavina.

"sekarang kalian semua bakalan ibu kasih tugas"

"tidak!" jerit murid-murid di kelas syavina, kecuali syavina.

***
berbunyi nya bell istirahat, syavina berkeinginan pergi berkeliling taman di sekolah nya.

dan saat inilah syavina sudah duduk manis pada kursi cantik taman tersebut. hujan juga sudah tidak turun lagi.

banyak murid-murid menyapa syavina, syavina menjawab nya dengan tersenyum manis.

saat di tubuh nya dulu, syavina sering sekali disapa murid-murid sekolahan nya. tetapi bedanya tidak populer seperti sekarang.

menunjukkan sifat berpura-pura baik dapat membuat orang-orang ter bodohi, itu hal kecil yang menyenangkan menurut syavina.

mari kita lanjut..

syavina tanpa sengaja menatap seseorang dari kejauhan sedang terikat oleh tali.

syavina berlari menghampiri orang dikenali nya itu yang buruk nya dia terikat oleh tali.

syavina perlahan melepaskan ikatan tali itu.

"lex.. kenapa bisa kayak gini?" ikatan tali itu sudah terlepas.

Dlex terduduk di tanah, badannya mulai bergetar suara lirih tangis terdengar.

dengan air mata yang masih turun, "t-ta di a.. da yang i-ikat a-a-aku.. hik!!. a-aku u.. udah, panggil kamu d-dari ba.. wah, tapi t-tapi, ka m-mu ga.. k d-denger.."

"kasihan. gw cuman pura-pura gak denger, gak masalah kan? wkwk" batin syavina.

FLASHBACK BEBERAPA JAM YANG LALU.

syavina sedang serius mengerjakan tugas yang diberi guru lima menit lalu. sekilas syavina mendengar suara yang memanggil namanya dari bawah. syavina melirik sekeliling tapi tidak ada satupun yang mendengar suara itu, wajar karna diluar sedang hujan deras.

bangku syavina yang dekat dengan jendela, mencoba untuk melihat keluar jendela. raut syavina terkejut sebentar, tergantikan senyum-senyum tertarik.

di bawah sana terlihat lima murid yang salah satunya sedang menunduk meneriaki nama syavina, berbeda dengan ke empat murid itu yang sedang menertawai murid yang menunduk.

"S-SYAVINA!"

"TOLONG AKU..!"

"hahaha, lo gak punya rasa malu?. lo laki apa perempuan?"

"eh, lo lupa kalo dia gila?"

"hahaha, pantes, lembek. mana manggil cewek cantik di sekolah ini lagi"

"ayo ikat orang gila ini di tiang bendera."

ke empat murid itu mulai mengikat Dlex dibawah tiang. kemudian ke empat murid itu pergi setelah mengikat Dlex.

Dlex hanya bisa menangis disana. badan nya semakin bergetar menerima dingin nya air hujan itu.

syavina yang memandangi dari jendela menampakkan raut senang, juga bibirnya menyeringai.

"seperti ada yang kurang... kenapa tidak di beri tamparan atau tendangan?, sayang sekali" batin syavina.

FLASHBACK END.

Dlex terbatuk-batuk dengan air mata yang masih turun. secepat kilat syavina langsung membopong Dlex menuju ruang uks.

"aku tak ingin mainan ku pergi, tanpa ikut campur tangan ku." batin syavina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang