3

268 24 0
                                    

"ah.. apa ini?" tangan ku meraih sebuah amplop yang lumayan dekat dengan cermin depan ku.

tangan ku perlahan lahan membuka isi amplop tersebut. di dalamnya terdapat satu lembar kertas. aku mengambil nya, dan membaca tulisan itu.

empat menitan, aku selesai membaca tulisan panjang pada kertas itu.

"jadi.. ini tubuh Syavina datera zevranszio. hm.." sambil berucap, aku memperhatikan wajah ku di cermin.

"selamat datang Syavina xinaio, ah.. bukan. tapi, Syavina datera zevranszio." setelah aku berucap, aku menerbitkan senyum miring di bibirku. tangan ku sekarang berada di cermin depan ku, mengelus pelan wajah ku di cermin.

"akh!, kenapa dengan manusia gila itu. kenapa dia mendorong ku ke jurang. benar benar gila." cemooh ku, teringat kematian ku sebelum berada di tubuh ini.

aku meraih kertas tadi, dan merobeknya kecil kecil. setelah itu aku menaruhnya di wastafel, tangan ku, ku gerakan untuk menyalakan air wastafel tersebut.

tulisan di kertas itu, mulai meluber kemana mana. aku pun langsung mengambil nya dan membuangnya, termasuk amplop itu juga ke tempat sampah.

aku melangkah kan kaki ku keluar dari toilet rumah sakit itu. aku juga sudah mengganti bajuku.

berjalan menuju ruang rawat ku tadi. siapa tahu ada benda pemilik tubuh ini tertinggal.

***

aku mengantongi handphone ku kedalam saku. saat ingin melangkah ke arah pintu. aku dikejutkan oleh pria paruh baya dan wanita paruh baya, yang menyelonong masuk kedalam ruangan.

"syavina apa apaan kamu ini! kenapa semalam kamu tiba tiba keluar, disaat calon tunangan mu disana?! hah!. mama kesel deh!"

"tahan emosi kamu sayang"

"gimana gak emosi aku mas!, lihat sekarang! dia malah ada di rumah sakit!"

"calon tunangan?" batin ku.

"minta maaf sama calon tunangan mu!" ucap wanita paruh baya itu, tangan nya menunjuk seseorang laki laki yang duduk di sofa tidak lumayan jauh darinya.

"sejak kapan laki laki itu disana?" batin ku.

aku melangkah kan kaki ku menuju laki laki itu berada. sudah dekat, aku langsung duduk disampingnya.

"syavina bodoh. kau bertindak gila karna tidak ingin bertunangan dengan dia?." batin ku.

"maaf, semalam kepala ku sangat pusing. tugas dari guru sangat banyak. sampe ingin meledak otak ku" bohong ku.

tatapan tajam laki laki itu mulai menghilang ketika mendengar penjelasan dan permintaan maaf ku barusan.

"mama sama papa pergi dulu. jangan pergi begitu saja seperti semalam syavina." peringat wanita paruh baya itu. setelah itu wanita paruh baya dan pria paruh baya itu keluar dari ruangan. sekarang tinggal lah aku dan laki laki itu di ruangan ini.

"aku maafkan. soal tugas yang membuat kamu pusing, aku akan mengurusnya"

"mengurusnya? maksudmu?"

laki laki itu tersenyum miring, "tidak ada tugas yang akan diberikan guru guru itu kepada mu" setelah itu dia menormalkan ekspresi nya menjadi semula.

"matanya... dia mencintaimu bodoh. kenapa kamu meninggalkan nya?" batin ku bingung terhadap pemilik tubuh ini.

"hm.. seperti nya ini ide bagus. sekarang.., dia menjadi tunangan ku." batin ku. bibir ku menyeringai sebentar.

"tidak usah seperti itu" ucap ku menolak.

"tidak apa apa. ekhm, kamu.. setuju kan sama pertunangan kita?" dia berucap dengan wajah yang memerah.

aku mengangguk kan kepala ku sekali. "iya, aku setuju" aku tersenyum manis kepada nya.

"terimakasih sayang!" dia memeluk ku erat. dia sangat senang.

"aku belum tahu nama mu. ah.. nanti aku cari. yang utama. aku akan memanfaatkan mu. sia sia jika aku tidak memanfaatkan mu hehe" aku tersenyum miring. laki laki itu tidak bisa melihat ekspresi ku sekarang, karena kami sedang ber pelukan.

Syavina pov end.

revenge from SyavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang