Ujian kembali terjadi, kali ini ujian Fisika, Ya ketika biologi digabungkan oleh matematika. kertas yang diberikan master kami berisikan hal-hal yang benar-benar membingungkan hanya saja kami dapat selesai dengan sangat mudah. Yap, tentu saja dengan cara menyontek disaat master keluar. Seperti yang ku katakan, meski kami sering menyontek kami tidak pernah sekalipun ketahuan oleh master. Padahal seingetku saat kami awal masuk menjadi angkatan baru kamu pernah diberikan peraturan sekolah bahwa menyontek merupakan perilaku tercela dan akan diberikan hukuman berat bagi yang melakukannya. Peraturan tersebut terus melintas di otakku, mungkin kami benar-benar sangat beruntung sampai kami tidak pernah ketahuan menyontek. Atau sebenarnya master tau, cuma dibiarkan saja? Ntahlah..
"Hah.. aneh" ucapku pada diriku sendiri sambil mengeluarkan nafas yang berat
"Kenapa yuk?" Coco yang menjawab ku muncul secara tiba tiba di sampingku
"Eh Coco, gapapa cuma agak heran aja.."
"Heran kenapa yuk?" Jawab nya heran terhadap pertanyaanku
"Ga, kita udah disekolah ini cukup lama.. ntahlah aku tidak ingat sudah sejak lama kita disekolah ini, tapi kita selalu lolos ujian dengan hasil menyontek. Kamu tidak ingat jika awal mulai sekolah ada peraturan mengenai larangan menyontek?"
"...Ya aku juga memikirkan hal itu sih, cuma kalo emang ga ketahuan kan ga masalah?"
"...Benar, tapi bagaimana jika master sebenarnya tahu dan pura pura tidak tahu? Bagaimana jika nanti kita akan dihukum bersamaan?" Ucapku kepada Coco
"..Jangan gitu deh! Nakutin aja, udah dibawa santai aja pasti ga kenapa napa.." Wajah santai kucing tersebut saat menjawab ku, dan meninggalkan ku di kantin.
"Dibawa santai ya..?" Ucapku
Ku, kemudian aku memutuskan untuk menyelesaikan makan siangku dan mengikuti Coco dari belakang. Ya aku tau Coco mungkin cukup terganggu akan hal ini, tapi nampaknya dia tidak menggubris kegiatan gabut nan tak berfaedah ku ini. Aku mengikuti Coco kemanapun dia pergi. Ya mungkin ini salah satu habit-ku yang aneh yaitu, mengikuti temanku dari belakang. Cuma seru saja menurutku. Jadi aku sering mengikuti temanku, tidak hanya Coco terkadang teman lain juga sering. Saat aku mengikuti Coco ku melihat satu ruangan yang terbuka sedikit di daerah kami berjalan, yaitu di pojok koridor. Ku berhenti sejenak dan berhenti mengikuti Coco. Hampir tak pernah ada pintu dari sekolah ini yang terbuka tanpa izin dari para master. Hal ini menimbulkan meningkatkan nya rasa penasaranku, ku mencoba untuk membukanya, namun saat ku ingin membukanya dan ingin melihat isinya aku gagal, ada seseorang yang memberhentikan aksi ku, saat ku toleh ternyata salah satu master yang mengajar di sekolah ini."Kamu ngapain?" Kata master dengan mukanya yang cukup seram
"Gulp E..enggak, ini master saya penasaran.." Jawabku sambil menelan ludah
"Lain kali kalo ada hal seperti ini hiraukan saja..atau saya akan hukum kamu" Ancaman master yang cukup membuatku takut..
"M-maaf master" ku menunduk dan lari ke ruang kelasku, rasanya tekanan yang diberikan master sangat berat.. aku hampir sesak nafas saat melihat wajahnya.. seram.. layaknya seorang monster
Wajahnya selalu terbayang bayang dimuka ku, dimana aku berada wajah itu selalu muncul di benakku. Rasanya seperti aku selalu diawasi olehnya. pernah suatu hari aku bertemu oleh master, master tersebut bernama Horri. Ya, dia yang menghentikan ku saat ku ingin membuka pintu suatu ruangan di pojok koridor. Aku tak sengaja menabraknya, dan tatapannya sungguh menyeramkan. Matanya yang melotot membuat bulu kuduku berdiri semua, ku serentak berdiri dan berlari ke dalam kelas. Saat sampai dikelas ternyata pelajaran selanjutnya telah mulai. Master yang mengajar disana bernama master Evan. Keberadaan ku dengan mukaku yang pucat membuatnya kaget, dan dia bertanya kepadaku.
"Kamu kenapa?" Ucap nya dengan muka heran
"S-saya hanya sedikit takut sama.." kataku dengan gemetaran
"Sama siapa?"
"A-aku tak tau namanya.."
"Bagaimana ciri-cirinya?"
"Yang kuingat hanyalah pakaian yang serba hitam dan tinggi"
"Oh, master Horri?"
"I-iya.. Aku.. aku takut.." Keringat ku mulai mengucur
"Kau tidak usah khawatir, mungkin wajahnya jahat namun dia tidak seperti itu" ucapnya agar aku bisa tenang, "Apa kamu mau ke UKS? Biar sedikit tenang"
"T-tidak.. tidak usah.."
"Baiklah, kalau begitu duduk dan ikuti pelajaran, jika tidak kuat kamu bisa langsung ke UKS tanpa izin saya"
"Baik.." ucapku lemas dan pucat, setelah ditenangkan sedikit aku pun kembali ke mejaku dan mengikuti pelajarannya. Saat pembelajaran Yubuki menoleh kepadaku, Jarang dia menoleh kepadaku saat pembelajaran dimulai. Nampaknya Yubuki ingin menyampaikan sesuatu..
"Gapapa?" Singkat namun menyenangkan bagiku
"G-gapapa" ucapku gemetaran, meski telah ditenangkan oleh Master Evan tubuhku tak berhenti gemetar
"...Ambil bunga lavender ini, mungkin saat menghirupnya kamu bisa tenang.."
Ku mengambil bunga itu dari tangan Yubuki dan menghirupnya, Ajaibnya aku benar benar tenang, rasa gemetaran ku hilang seketika. Ajaib namun nyata..
"Sudah enakan? Lavender memiliki arti ketenangan..jadi aku harap saat kamu menghirupnya kamu jadi enakan.."
Ku menganggukkan kepala menandakan bahwa rasa terimakasih ku kepada Yubuki, kemudian dia menghadap papan lagi. Cukup membuat jantung ku
Dag Dig dug
Ya, karena Yubuki jarang jarang mau berbicara dengan hiu jelek seperti ku.. jadi rasanya sangat subarashi.
Setelah pelajaran bahasa selesai semua murid datang kepadaku dan mencoba menenangkan ku. Ya.. aku agak ga suka kalo mereka semua datang bersamaan kepadaku, meski aku suka berbincang-bincang dengan mereka namun agak aneh saja jika mereka melingkari ku dan menanyakan kondisiku. Rasanya seperti di lingkaran gelap.Aku menjawab dengan jujur bahwa aku sudah lebih mendingan karena lavender yang telah diberikan Yubuki. Namun, wajah khawatir teman teman ku ini tidak bisa hilang. Mereka terus saja menanyakan apakah aku benar-benar mendingan. Sejujurnya aku masih cukup takut jika mengingat wajah master Horri, namun aku percaya jika aku dekat dengan teman-teman ku, maka aku bisa menghilangkan rasa takut ku ini. Dan benar saja dalam beberapa waktu aku tidak takut dengan master Horri saat master Horri datang ke kelas kami dan mengajar pelajaran kepada kami.
Hah..syukurlah, batinku. Rasa takut yang mendalam ini bisa aku hilang, harapanku. Namun, sepertinya rasa ini tidak benar-benar hilang sepenuhnya karena entah mengapa aku tiba-tiba merasa takut lagi akan master Horri.. rasanya saat master Horri mengajar dikelas ku, aku selalu merasa bahwa master Horri sedang berada di belakangku, seperti ingin mencekik ku...
Esoknya ku izin untuk tidak mengikuti kelas dan kabur ke UKS. Ku tertidur disana. Udara dingin UKS membuat kenyamanan dan tenang. Rasanya seperti di rumah sakit sungguhan. Dalam tidur nyenyak ku, ku merasa rasa sesak yang dahsyat. Ku buka mataku secara perlahan dan hadirlah master Horri yang telah mencekik ku dengan tangannya yang besar. Matanya yang menyeramkan membuat ku sangat takut.. takut.. hingga membuatku tak sadarkan diri akibat cekikannya itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Puppet Rope
Mystery / Thriller6 murid menikmati kesehariannya di sekolah, Hari hari yang indah mereka jalani bersama. Tanpa disadari salah satunya, Yukshi merasa kejanggalan pada hari setiap mereka tempuhi bersama. Ia mulai memeriksa seluruh ruangan yang ada di sekolahnya bersam...