Chapter 4 Bagaimana Bisa?

10 1 2
                                    

"YUKSHI BANGUN!!"

Teriakan seseorang dari luar pintu asrama, ah berisik sekali.. ku tutup telingaku dengan bantal empuk ku. Teriakan itu terus menerus menghantuiku, sampai pintuku di dobrak oleh anak kucing putih tersebut. Ya kalo bukan Coco siapa lagi?

"Ini anak, dibilang bangun jam 4 malah kesiangan, ini dah jam 5 ayo bangun!"

Ku menutupi kepalaku dengan selimut hangat ku yang malah menaikkan amarah sang kucing putih tersebut. karena amarahnya tersebut ia langsung melempar bantal dan selimutku kemudian menamparku hingga cap tangannya berada di pipiku.

"MANDI CEPETAN, NANTI KEBURU KETAHUAN SAMA MASTER PENJAGA ASRAMA"

"...ah iya, bawel amat"

"LU SUSAH DI ATUR"

Ku beranjak dari kasur, mengambil handuk sambil menggaruk bokongku yang gatal dan masuk ke kamar mandi. Setelah mandi ku menggunakan jaket dan syal kesayangan ku kemudian keluar kamar dengan Coco. Kami jalan keluar dari lorong khusus asrama. Untungnya penjaga asrama sedang tidak disana, jadi kami bisa keluar dengan aman. Saat keluar dari ruangan asrama, kami turun dari tangga. Sialnya disana ada master yang ingin naik ke ruangan asrama. Yap benar, dia adalah master penjaga asrama. Mau ga mau kita harus menunggunya masuk ke ruangan dulu baru kita bisa turun dengan nyaman. Kami menunggu dengan keringatan yang bercucuran takut akan ketahuan dan berakhir di hukum. Disaat master penjaga mau membuka pintu ruangan asrama terjadi hal yang benar-benar tak terduga. Coco malah bersin yang membuat master penjaga menoleh kearah tempat kami sembunyi.

"Ah elah ngapain lu bersin kocak?"

"...banyak debu makanya gatel.."

"Yaudah geser dikit, biar master ga lihat"

Kami mencoba bergeser sedikit dan menutupi diri dengan kain gelap. Suara kaki yang mulai mendekat membuat kami benar bener takut.

"Hah.. andai saja Coco ga bersin, ga sampe begini pasti.." batinku. Disaat kaki master penjaga terlihat oleh mataku ini dan hampir membuka kain kami untungnya suara Kanna terdengar jelas dari sini. Master penjaga langsung lari dan masuk ke ruangan asrama. Hah.. Untung saja.. Kemudian kami memutuskan segera untuk turun ke bawah.

Setelah di bawah kami mencoba mengecek beberapa ruangan yang kemungkinan terdapat kejanggalan didalamnya. Setelah kami cek nyatanya tidak ada sidik cari ataupun hal lain. Setelah itu aku mengajak Coco ke ruangan yang pernah hampir ku buka. Saat kesana.. aneh.. tidak ada pintu sama sekali hanya tembok putih.

"Beneran yang ini?" Tanya Coco menghadapi

"...Sumpah kemaren tu disini, gua gak bohong!"

Aku bener-bener terheran. Kami menghabiskan waktu disana untuk mengecek di daerah sana. Sampai kami ketahuan oleh master Evan karena masuk keruangan belajar tanpa izin siapapun saat hari libur pembelajaran. Untungnya karena master Evan baik dan merupakan wali kelas kami, kita tidak dihukum karena kita beralasan bahwa ada barang yang aku tinggalkan disini. Sebenarnya bukan benar-benar alasan. Pin syal ikan ku hilang saat aku mencoba membuka pintu ini. Aku tersadar saat syal ku hilang ketika terbangun dari kamarku, karena perintah nya kami pun berakhir kembali ke ruangan asrama.

Saat kembali mereka ber 4 menghampiri kami, bagaimana ya? tidak mungkin mereka tidak mencari kami jika kami saja sudah tidak ada di kamar pada saat jam 5 yang dimana seharusnya kami masih tidur.
Kami kembali berkumpul di kamar Akand, ketika mereka sibuk sendiri kepalaku penuh akan pertanyaan. Bagaimana bisa? Pintu besi bisa berubah menjadi tembok putih yang kokoh? Aku benar benar pusing akan hal yang terjadi pada saat itu. Aku kembali mengambil lavender yang ada di sakuku, meski udah lumayan layu aku tetap menghirupnya untuk menenangkan diri. Aku benar benar tidak bisa berucap sama sekali, aku masih kebingungan dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Puppet RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang