Chapter 3 Kejanggalan Dalam Ingatan

9 1 0
                                    

Hah... Hah..

Ku terbangun dari.. kamarku? Bukankah..aku tadi di... Ah ya, benar, kemarin aku begadang di kamarnya Yubuki, kami belajar bersama..dan saat sampai ke kamar aku benar benar mengantuk...dan langsung tertidur.

Aku langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi menggantikan pakaian ku dan keluar kamar. Meski sekolah ini hanya 6 murid, sekolah ini terdapat asrama yang berkualitas tinggi. Sangat aneh kan? Sekolah yang berkualitas bagus begini bisa bisanya hanya ada 6 murid doang. Apa jangan jangan karena banyak yang child free ya? Haha entah lah. Tapi yang pasti sekolah ini merupakan sekolah yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang beruntung. Saat keluar kamar ku lihat robot canggih yang ada di asrama. Namanya Bot-6, dia bertugas untuk membersihkan kamar. Saat Bot-6 memasuki kamarku, ku pergi meninggalkan robot itu dan berkumpul di kamar Akand. Ya kami biasanya selalu berkumpul dikamarnya ketika sedang hari libur pembelajaran.

Saat ku buka kamar itu, ntah mengapa semua mata melihat kepadaku dengan rasa khawatir dan terheran.

"Eh yukshi?! Lu dah sadar!!" Ucap Kanna yang ada di samping laci dekat pintu masuk kamar Akand

"Ini pasti gegara lavender nya yubuki, sangking terlalu tenang berakhir pingsan di UKS" ucap Akand kepadaku.

"...Ha? UKS? Bukannya.. aku kemaren ga ke UKS sama sekali..?" Ucapku kebingungan

"Lu amnesia? Kan lu kemaren izin seharian di UKS, terus pas kami jenguk kamu udah pingsan" ucap Coco kepadaku

Rasanya perkataan mereka sangat bertentangan dengan apa yang telah aku lakukan kemarin, aku benar-benar tak paham apa yang telah mereka katakan padaku. Kemudian Mari menghentakkan meja kecil milih Akand

"Sudahlah, kalian bertiga ngomong apaan sih? Sudah jelas Yukshi kemarin ga ke UKS sama sekali Lo. Dia itu habis sekolah langsung ke kamarnya Yubuki, aku ikutan juga. Kami belajar bersama. Kalian mau ngeprank yukshi? Udahlah baru pagi pagi udah mau ngeprank aja" Ucapan Mari yang membuat mereka bertiga terdiam dan keheranan.

"... Hey, udah lah kita kan mau main mumpung libur 3 hari karena para master lagi rapat kan? Ayo kita main bersama" Yubuki yang mencoba menenangkan keadaan dengan mengajak kami semua bermain bersama. Dan karenanya kami bisa keluar dari percakapan yang aneh tersebut. Setengah hari kami lalui dengan menghabiskan bermain bersama di kamar Akand. Disaat aku telah menang berturut-turut ku putuskan untuk berhenti main dan bermain ponsel lipatku. Mengapa aku masih menggunakan ponsel lipat? Karena aku termasuk murid yang berekonomi rendah. Jika yang lain bisa mendapatkan ponsel modern, hanya aku dan Coco yang tidak mendapatkan ponsel modern. Hanya ponsel bekas yang kami pilih sesuai keinginan kami. Disaat ku berhenti sejenak dan break aku berpindah duduk di pojok kamar Akand agar tidak menggangu teman-teman ku yang main. Kemudian datanglah Coco yang duduk di sampingku dan bermain ponselnya juga.

"..Ternyata milih ponsel lipat juga, seingetku kamu ambil Nokia deh.."

"Soalnya paling bagus kalo ga yang ponsel lipat ya yang ponsel geser yang ada semacam tiang kecilnya itu.. lagian kalo milih yang Nokia atau BlackBerry nanti ga bisa SMS-an sama kalian dong.. meski kita satu asrama, Soalnya aplikasi chatting ya berbeda.."

"Bener..."

"Main apa?" Ucap Coco sambil menoleh ke ponsel lipatku

"Cuma ngetik-ngetik gabut ga jelas doang"

"Ooh.." Coco yang terdiam sejenak kemudian menanyakan hal membingungkan kepadaku lagi "kamu beneran ga tau kalo kamu ke UKS?"

"Mau di bahas lagi? Kan aku udah bilang kalo aku—" tiba tiba kepalaku cukup sakit dan langsung ku pegang dengan kedua tangan ku.. yang lain tidak sadar akan kesakitan ku hanya Coco yang menjadi khawatir di sampingku.

"Y-yukshi?! Kamu masih pusing? Mau ke UKS lagi?" Kekhawatiran Coco terdengar di telinga ku, tiba tiba saja ingatanku saat di UKS muncul. Ya, benar. Saat di UKS aku ingat aku sedang di cekik seseorang.. tapi aku tak ingat jelas siapa orangnya. Lalu aku memegang tangan kecil milik Coco dan menatapnya dalam dalam. Seakan aku sedang menunjukkan ketakutan ku saat di UKS, keringat dingin ku pun membasahi genggaman tanganku yang memegang tangan Coco. Coco yang makin panik segera menenangkan ku dengan menyuruh ku menghirup lavender yang dikasih yubuki sebelumnya. Langsung ku masukan tangan kiri ku dan mengambil lavender dari saku ku kemudian ku hirup bunga itu. Seketika tubuhku mulai tenang dan genggaman keras ku, ku lepaskan. Rasanya aku berada di taman bunga yang bermekaran di sisi-sisi nya.

"..Sakit tau.." Coco yang sambil menggosokkan tangannya karena telah ku genggam erat

"Maaf"

"Tadi kamu pusing lagi kan? Ke UKS aja gimana..?"

"..Ga ah, serem..Kemaren kan habis ke UKS"

Kemudian Coco yang terheran dan kaget menatapku sekali lagi dan memastikan bahwa aku sedang tidak gila.

"Gimana sih? Katanya ga ke UKs, sekarang aja malah bilang serem soalnya kemaren habis ke UKS. Kamu kenapa?"

"...sejujurnya aku juga heran, aku kenapa ya.. semenjak itu lo.. yang aku ngikutin kamu dari belakang habis ke kantin. Aku berhenti gegara lihat ruangan yang pintunya kebuka gitu.. pas mau buka.. siapa ya.. entahlah aku lupa, intinya dia genggam tanganku erat sambil melototi ku. Serem.."

"...Ohh yang kamu ngadu ke master Evan? Itu ee.. siapa ya.. duh aku juga lupa"

"Iya bener.. aku kan sempet bilang siapa, tapi aku juga lupa.."

"Tanya aja ke master yang jaga asrama aja gimana? Mungkin tau. Kamu ingat kan ciri cirinya?"

"Cuma inget tangannya yang besar dan mata yang melotot"

"... Sumpah? Itu aja? Ya ga mungkin lah kita tanya ke master yang jaga asrama.. pasti orangnya juga gatau.."

"..ya gimana dong, namanya lupa"

"Ah udahlah, mending kita ke kamar ku aja, biar ga keganggu anak anak yang lagi main"

"Oke"

Kami berdua izin ke 4 anak yang bermain kartu dengan seru, kemudian kami keluar dan menuju ke kamar Coco. Sebenarnya kamar Coco ini termasuk kamar yang termasuk paling kecil dari kamar kami semua soalnya dia paling pendek dari kami semua, tapi dalemnya enak kok. Ya semoga saja ekor hiu ku ini ga menghancurkan ruangan yang rapi ini.

Coco pun mempersilahkan ku duduk, sebelum aku duduk aja ekorku sudah hampir memecahkan vas kecil miliknya untung bisa ku raih. Saat ku duduk dan di berikan snack oleh Coco, Coco mulai menanyakan banyak hal kepadaku. Mengenai apa yang ku ingat mengenai hari dimana ku ingin membuka pintu sampai aku berakhir dicekik di UKS. Ku ceritakan semua itu kepada Coco. Meski awalnya membingungkan, nyatanya Coco dapat memahami penjelasan ku yang membingungkan ini. Ya, itu keahliannya. Dia merupakan pendengar yang baik. Udah baik perhatian lagi, sayang dia pendek. Jadi cocok nya jadi adik saja. Aduh maaf sarkas dikit, Setelah Coco mendengar semua ceritaku yang katanya banyak kejanggalan dia mulai mencatatnya.

"Yuk, besok keknya kita harus coba cek beberapa ruangan. Mungkin kita bisa tau siapa master itu biar kita bisa lapor ke master Evan"

"Kenapa ruangannya yang harus di cek? Kenapa ga tanya langsung?" Tanya ku binggung sambil menggaruk kepalaku

"Ya mungkin ada sidik jari atau bagaimana kan kita gatau? Lagian ganjal banget ceritamu. Kepalaku hampir meledak pas menyaring cerita aneh mu itu.."

"..Salah mu sendiri mau tau"

"Ah sudahlah, intinya besok aku dateng ke kamar mu ok? Jangan bangun kesiangan. Soalnya lebih pagi lebih baik"

"Siap"

Setelah berbincang sedikit, kami berdua memutuskan untuk mengecek beberapa ruangan yang kemungkinan terdapat keganjalan didalamnya..

Puppet RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang