8

205 29 4
                                    

Setelah pertemuan dari sang PEW dengan si makhluk pengabdi setan yang menjadi karakter utama dalam buku ini, sekarang dia tengah melamun memikirkan kata-kata dari si surai merah itu.

"Sumpah gue gak inget dia ngomong apaan."

Itulah yang sedari tadi dia katakan. Akibat penyimpanan otaknya yang hanya 2 MB dan sekarang sudah berkurang 1,9 MB, berakhir dengan dia menjadi lola, lemot, tol-
Maksud kanjeng author tidak begitu, maksudnya dia tidak bisa mengingat dengan jelas kata-kata dari PEW. Karena hanya hal penting yang mampu diingat oleh otak si titisan Dajjal itu.

Setelah jungkir balik, bergelantungan di atap rumah, mendaki gunung, lewati lembah, dia masih belum bisa mengingat juga. Dan setelah kanjeng author sleding dia pakai daftar utang kalian, akhirnya dia teringat semuanya.

"Ohhh, iya!! Gue inget!!"

Lalu terjadilah flashback ini.

"Kamera nya udah nyala, bagus. Taro sini, mantap, penting gue ganteng."

"Kamera? Mana kamera?"

"Udah lu, diem aja. Ini buat lu kalo mau flashback."

Ada dua makhluk hidup disana, yang satu bocil perempuan berambut hitam dan satunya pria berambut merah yang Alhamdulillah masih belum diketahui apa spesiesnya. Mereka terlihat duduk di dalam sebuah kamar, dan ya. Itu adalah [Name] Suprapto dan PEWPEW.

"Jadi gini, seperti yang gue katakan di chapter sebelumnya, lu bisa baca manga BSD atau Tokrev kapanpun lu mau."

[Name] mendengarkan dengan seksama penjelasan dari si buruk rupa, maksudnya si PEW sambil manggut-manggut. "Caranya?"

"Perasaan gue udah kasih tau lu di chapter 3 deh..." PEW menatap [Name] yang sekarang sedang tersenyum-senyum mengerikan. "Anjir.."

"Gimana caranya?" Tanya si bocil kematian itu lagi.

"Hah.. lu tinggal teriak, 'PEW GANTENG' di dalem hati."

[Name] mendelik terjyjyq-jyjyq setelah si surai merah selesai bertalking-talking. Lagipula mana ada orang yang membuat password seperti itu? Menggelikan. Apa klean ada yang membuatnya seperti itu? Kalo ada, berarti klean sama dengan Kanjeng Author.
"Tapi tadi gue bilang gitu, malah lu yang muncul."

"Mau baca manga, sebut mantra 1 kali. Mau summon gue, sebut mantra 3 kali. Pajak ditanggung pemenang." Balas PEW yang sekarang sedang menggantungkan nyawanya di jemuran belakang rumah.

"Oh, oke." [Name] manggut-manggut lagi lalu melihat kearah PEW. "Dah sana lu pergi. Nanti Daddy Fukuzawa liat lu, malah jadi masalah."

"Anjing lu. Ada pas butuh doang, gak butuh dibuang. Cih." Setelah mengatakan itu, tiba-tiba PEW menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan apapun.

[Name] melihat ke arah kamera lalu melambaikan tangan. "Udah ya flashbacknya."

Sekarang kita kembali ke waktu saat ini, dan mbak titisan kuda nil yang bersumbu satu ini sudah paham semuanya. Dan sekarang dia, yang masih setia melakukan Horizontal Body Battery Saving Mode di futon baru miliknya, malah terlelap memimpikan daddy Fukuzawa.
Namun, [Name] langsung membuka mata batin nya dan duduk, "Terus gue ngapain anjir?"

Jangankan kamu nem nem, kanjeng author aja bingung kamu harus ngapain.

Mari kembali ke alam barzah.

Setelah itu, wanita berumur 19 tahun yang terjebaq dalam tubuh bocil berukuran kurang dari satu setengah meter itu, berdiri dan memutuskan untuk mandi karena ternyata jika di perhatikan badannya sudah bau busuk macam sampah dan beban masyarakat.

ANNOYING!! [Tokyo Revengers x Reader x BSD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang