"APA?!"
Pekikan menggelegar itu berasal dari seorang gadis remaja yang saat ini tengah melongo dengan netra membelalak sembari menatap kedua orang tuanya dengan tatapan tidak percaya.
"Gak, gak! Aku gak mau!"
(Fullname), namanya. Iya menolak dengan tegas tentang ide gila dari orang tuanya yang dengan enteng mengatakan bahwa mereka akan menjodohkan (Name) dengan seorang pemuda atas permintaan kakeknya.
Wanita paruh baya yang merupakan ibu (Name) itu menghela napas menatap putri semata wayangnya.
"(Name), tolong ngerti ya buat kali ini. Lagian, ini permintaan kakek kamu. Beliau sudah melakukan perjanjian dengan sahabatnya untuk menjodohkan cucunya kelak." jelas Ibu (Name).
(Name) masih memasang wajah tak percaya. Hell, dirinya tidak mau jadi kambing yang dipersembahkan atas janji orang lain. Kakeknya yang membuat perjanjian, malah (Name) yang dikorbankan.
Perjodohan? Konyol.
Dipikir sekarang masih jaman Siti Nurbaya apa?
"Gak! (Name) gak mau!" tolak (Name) tegas, "Masa aku dijodohin sih?! Aku masih muda, mah. Umurku aja belum genap tujuh belas tahun! Masa mama mau anak nya nikah muda? Aku gak mau ya kalo nikah muda dan ngelepasin masa mudaku!" lanjut (Name) bersungut.
Menarik napas dalam, ibu (Name) memejamkan mata--mencoba untuk bersabar, "Mama tau, (Name), mama tau."
"Kalo mama tau kenapa masih maksa?!" (Name) berseru tak habis pikir.
"Tapi ini perjanjian dari kakekmu. Permintaan terakhirnya!" jelas Ibu (Name) sedikit berseru.
Sang gadis belia mendengus seraya memutar bola matanya malas. Kakinya melangkah pergi dengan perasaan kesal, "Persetan sama perjanjian! Aku gak mau, titik!"
"(Name)! Kakek kamu tuh udah ngerawat kamu dari kecil! Apa salahnya nurutin permintaan terakhirnya?!" teriak Ibu (Name).
Langkah kaki (Name) terhenti. Ia menoleh sekilas, "Ah, kalo mau mati ya mati aja! Ribet banget, sih?!"
Sang ibu memijat pelipisnya, pusing. Terkadang (Name) bisa sangat keras kepala. Dirinya tidak tau kenapa anak semata wayangnya bisa sebegitu kerasnya. Padahal waktu kecil (Name) termasuk anak yang penurut.
"Dengerin mama, ini cuma perjodohan bisnis aja. Pernikahan politik. Kalo kamu gak suka—"
"Apa? Cerai? Dipikir pernikahan main-main?" sela (Name) cepat.
Enak sekali ibunya berkata demikian. Yah, walaupun kedua orang tuanya juga dinikahkan melalui perjodohan bisnis dan sampai sekarang masih baik-baik saja, tetapi (Name) tidak mau. Dia tidak mau pake acara jodoh-jodohan segala.
"Ah udahlah, ngomong sama mama gak bakalan ada ujungnya. Intinya, aku gak mau!" tukas (Name) lalu segera pergi dengan cepat.
Kalau diteruskan tidak akan menemui ujungnya. Ibunya itu juga sangat keras kepala dan pasti akan terus memaksa (Name) sampai keinginan nyaa terpenuhi. Dan (Name) tidak mau. Dirinya yang pecinta kebebasan tidak mau di atur seperti itu apalagi soal urusan percintaan.
"(Name)!"
Ibu (Name) menghela napas kasar sembari menatap punggung sang putri yang menjauh.
✧✧✧
"Jancok!"
"Asu!"
Dengusan keluar dari bibir seorang pemuda berambut biru tua. Netra biru nya menatap malas gadis berambut light ash-brown yang saat ini tengah mencak-mencak tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock Academy
FanfictionDemi menolak perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya, (Fullname) nekat masuk ke akademi Blue Lock yang notabenenya sekolah untuk anak laki-laki. Jadilah (Name) memutar otak agar bisa bersekolah disana. Dengan di bantu oleh sahabat kecilny...