"Jadi, gimana (Name)?"
Pria paruh baya yang duduk di sebuah kursi roda bertanya. Netranya memandang dibalik kaca gedung yang menjulang tinggi. Beliau merupakan Kakek (Name) yang ibunya bilang tengah sakit.
"Dia menolak perjodohan nya, ayah. Dan sekarang dia kabur ke akademi Blue Lock. Dia sekolah disana." Ibu (Name) menjawab. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi di hadapan sang ayah mengenai kelakuan putrinya. Bahkan disaat gadis belia tersebut pergi, ibu (Name) tidak bisa menghentikannya.
"Hahaha. Anak muda memang sesuatu. Mungkin dia sudah lama ingin berontak." Kakek (Name) tertawa lepas sembari memandang anaknya yang memasang wajah kesal dan juga lelah.
"Ayah!" Ibu (Name) mendengus sebal.
Sedari dulu ayahnya selalu memanjakan (Name) dengan apapun yang ia punya. Seharusnya, ayahnya itu sedikit kecewa atau marah karena (Name) membangkang, bukannya malah tertawa dan santai-santai saja.
"Biarkan saja dia disana." Kakek (Name) berujar menenangkan. "Katakan saja kepada kepala sekolahnya. Aku tidak akan marah."
"Tuhkan! Ayah selalu membela dia!"
"Tidak masalah. Kau tidak perlu khawatir." Pria berusia setengah abad itu tersenyum menenangkan. "Lagipula, calonnya juga ada disana. Aku pikir mereka mungkin bisa saling mengenal satu sama lain dengan sendirinya." lanjutnya yang diakhiri dengan senyum penuh arti.
✧✧✧
(Name) sudah menyelesaikan tes nya untuk masuk ke Blue Lock dan dia mendapatkan nilai rata-rata 89, yang berarti dia lulus.
(Name) juga di tes bakat dan fisiknya. Seperti dalam hal olahraga, (Name) disuruh bermain sepak bola dan dia berhasil melakukannya, meskipun menendang sampai sepatunya lepas. Lalu dalam voli, (Name) bisa mereceive bola meskipun dengan kakinya atau menserve bola dengan kencang sampai bola itu tidak turun dari langit-langit. Serta, (Name) juga berhasil melakukannya dalam permainan bulu tangkis dan juga basket.
Kini, (Name) sudah resmi menjadi siswa Blue Lock. Sejauh ini tidak ada yang curiga dengan penampilan fisiknya dan (Name) sangat bangga akan penyamarannya.
Sekarang gadis yang tengah merangkap menjadi laki-laki itu sedang berjalan menuju aula. Kepalanya sesekali celingak-celinguk, barang kali menemukan Isagi Yoichi -- yang merupakan sahabat kecilnya di tengah kerumunan orang-orang ini. Tapi sepertinya netra hazel itu tidak menangkap sedikitpun kuncup dari si surai blueberries.
"Isagi kemana ya?" monolog (Name).
"Maaf, lo anak baru ya? Butuh sesuatu?"
(Name) menoleh ke sumber suara, mendapati pemuda bersurai Oren yang menatapnya heran. Mungkin dia kasian dengan (Name) yang terlihat kebingungan seperti orang hilang.
"Eh iya, gue gak tau aulanya dimana. Bisa tolong nunjukin?" (Name) memutuskan untuk bertanya. Daripada ia ngeyel nyari sendiri dan berakhir nyasar.
"Kebetulan gue juga mau kesana. Mau bareng?" tawar nya.
Mata (Name) berbinar cerah. Dengan cepat ia mengangguk.
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju aula. Sepanjang jalan, (Name) memperhatikan sekolah tersebut yang bisa terbilang sangat luas dibanding dengan sekolah lamanya. Bedanya, disini kebanyakan dihuni oleh laki-laki. Ya iyalah, orang sekolah khusus laki-laki.
"Wow, gede juga ya. Cowok semua pula." (Name) berujar takjub.
"Kan emang sekolah khusus cowok. Lo jangan mengharapkan cewek cantik karena disini adanya cowok semua." Pemuda bersurai orange itu menjelaskan. "Btw, nama gue Rensuke Kunigami." ujarnya memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock Academy
FanfictionDemi menolak perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya, (Fullname) nekat masuk ke akademi Blue Lock yang notabenenya sekolah untuk anak laki-laki. Jadilah (Name) memutar otak agar bisa bersekolah disana. Dengan di bantu oleh sahabat kecilny...