"Menurut lo mending mana?"
(Name) bertanya pada Isagi yang tengah memijit pelipisnya, pusing. Setelah (Name) mengutarakan ide gilanya, gadis itu langsung menarik Isagi ke pusat perbelanjaan untuk membeli semua keperluan yang nantinya akan digunakan untuk mendukung penyamaran nya.
Salah satunya adalah wig ini. (Name) tengah memilih-milih wig yang cocok untuk dia pakai selama penyamaran. Dan Isagi ditarik untuk membantunya memilihkan.
"Kagak ada mendang, mending. Lagian kenapa lo pake gituan segala sih?" geram Isagi.
"Yakan buat nyamar, Yoichi!" balas (Name) kesal.
Sang gadis kembali memilih-milih bermacam model rambut serta warna yang saat ini terpajang rapih di depannya. Dia sebetulnya bingung mau pakai model apa.
"Lo seriusan?" Isagi bertanya lagi. Masih ragu akan keputusan gadis itu yang terbilang cukup nekat.
(Name) memutar bola matanya malas, sudah bosan mendengar ucapan Isagi yang terus-terusan bertanya hal yang sama, "Kapan sih gue bercanda?"
Isagi menghela napas, "Nyokap lo gak akan ngebiarin lo gitu aja."
"Peduli banget. Nah bagusan yang mana?" tanyanya sembari mengangkat dua buah wig dengan warna berbeda.
Isagi menatap datar pada wig yang dipilihkan (Name). Padahal warna rambut (Name) sudah bagus tapi dia malah nyari wig dengan warna jelek.
"Merah kayak PDI." Isagi mencibir.
"Sembarangan!" hardik (Name), meletakkan kembali wig berwarna merah tersebut. Padahal merahnya bukan yang merah banget.
"Kalo blonde?" tanya (Name) beralih pada wig berwarna blonde seperti orang bule.
"Kayak japir." Isagi berujar dengan watados-nya.
(Name) melongo, "Maksud?"
"Janda pirang." sahut Isagi tanpa beban.
"JANCOKKK!" maki (Name) kesal. Ia menaruh wig tersebut, "Udah, ah, minta saran sama lo gak guna!"
Isagi menatap sahabat dengan berbagai macam tanda tanya di otaknya. Ia tahu betul kalau sedari dulu otak (Name) sudah agak error, tapi siapa sangka kalau sekarang malah makin keterlaluan error nya?
"Gue heran sama pemikiran lo yang diluar nalar." kata Isagi.
"Inget kata Papa Zola. Berpikir diluar kotak, bukan di dalem kotak kayak Adudu." (Name) menjawab sambil mengangguk-anggukkan kepalanya seolah bangga dengan perkataannya.
Sementara Isagi sendiri mencibir. Sudah ketebak kalau gadis itu akan berkata ngawur lagi.
✧✧✧
Setelah berhasil memilih wig yang dirasa cocok, (Name) dan Isagi keluar dari toko tersebut dan segera menuju ke toko lainnya.
"Chi, sini!" panggil (Name).
Isagi menghela napas panjang. Mengikuti (Name) berbelanja sangat menguras tenaga. Lihatlah, Isagi sudah menenteng lima kantung belanja tapi gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda akan menyelesaikan aktivitas belanjanya.
Sekarang (Name) tengah melangkahkan kakinya dengan riang menuju toko buku. Sungguh, sebenarnya gadis itu punya energi berapa banyak sih?
"Lo tau novel ini gak?" (Name) bertanya dengan antusias sembari mengangkat sebuah novel ke hadapan Isagi.
Pemuda berambut biru itu menggeleng lemah, "Gak."
"Ini tuh ceritanya tentang cewek yang masuk sekolah khusus cowok! Dia gantiin kembarannya yang lagi sakit. Nah, di novel ini dia gak ketahuan! Jadi gue bakal ngikutin dia." jelas (Name) dengan muka sumringahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock Academy
FanfictionDemi menolak perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya, (Fullname) nekat masuk ke akademi Blue Lock yang notabenenya sekolah untuk anak laki-laki. Jadilah (Name) memutar otak agar bisa bersekolah disana. Dengan di bantu oleh sahabat kecilny...